![]() |
Pelaku Pembacokan Sadis Gadis Aceh Terciduk |
Bireuen - Pembacokan gadis Bireuen bernama Firda Maisura (18) justru dilakukan tersangka Aulia (20), warga Desa Pante Gajah, Peusangan, Bireuen, di rumah orangtuanya pada Senin (28/5) malam.
Fakta baru ini terungkap setelah polisi menemukan lebih banyak barang bukti di dalam rumah tersangka daripada di Benyot, Kecamatan Juli lokasi korban ditemukan warga dalam keadaan bersimbah darah.
Kapolres Bireuen AKBP Riza Yulianto SE SH melalui Kasat Reskrim Iptu Riski Andirian SIK kepada Serambi, Rabu (30/5) mengatakan, tim penyidik yakin bahwa pembacokan dilakukan di rumah tersangka.
Bukti dan keterangan saksi mengarah ke sana, apalagi tersangka kemudian mengakuinya.
Sebelumnya sempat beredar informasi dan keterangan dari orang tua korban kepada wartawan bahwa korban dibacok tersangka di Benyot, Kecamatan Juli, Bireuen, bukan justru di Pante Gajah, Peusangan.
Kasat Reskrim menambahkan, sejumlah saksi di Benyot, Juli, kepada tim penyidik justru mengatakan, setelah tersangka meletakkan korban di jalan Gampong Benyot, tersangka balik arah dengan sepeda motor dalam kecepatan tinggi.
Dia tinggalkan Firda yang merupakan kekasihnya dan tercatat sebagai warga Desa Cot Buket, Kecamatan Peusangan, Bireuen.
Menurut penyidik, saksi di Gampong Benyot tidak ada yang melihat tersangka membawa parang.
Parang justru ditemukan di rumah tersangka, Desa Pante Gajah, Peusangan, Bireuen.
Kemudian, tersangka membawa lari sepeda motor milik korban, lalu meletakkannya di depan MAN Peusangan.
Setelah itu tersangka sempat memesan mi di sebuah warung.
Berdasarkan kesaksian si penjual mi, tersangka tidak membawa parang ke warungnya.
“Sepeda motor justru dia letakkan di depan MAN, lalu ia memesan mi dan saksi tak melihat tersangka membawa parang,” ungkap Iptu Riski Andirian.
Bukti lain, ditemukan bercak darah yang cukup banyak tercecer di lingkungan rumah pelaku, sehingga tim penyidik memastikan bahwa korban dibacok di rumah tersangka, bukan di tempat lain.
Menyangkut ada tidaknya keterlibatan orang lain dalam kasus itu, apalagi dilakukan di rumah tersangka, Kasat Reskrim mengatakan, tim penyidik sedang mendalami berbagai informasi dan melakukan cross-check informasi, keterangan tersangka, serta keterangan sejumlah saksi.
“Ada tidaknya keterlibatan orang tua tersangka dalam kasus ini masih dalam pendalaman tim penyidik,” ujar Kasat Reskrim Polres Bireuen, Iptu Riski Andrian SIK.
Sementara itu, tim penyidik Polres Bireuen masih memeriksa tersangka di Mapolres Bireuen tentang banyak hal, termasuk dugaan ada tidaknya perencanaan pembacokan, motif, maupun unsur lainnya sehingga aksi pembacokan terhadap korban terjadi di rumah orang tuanya.
Menyangkut kondisi korban selaku anak dari pasangan Tarmizi dan Nurjannah, tim penyidik belum memintai keterangan darinya karena ia masih dalam perawatan di Banda Aceh.
“Informasi yang kami peroleh, korban sudah membaik dan memerlukan waktu untuk lebih baik baru dapat kami mintai keterangan,” tambah Kasat.
Dalam kasus begal oleh sang pacar ini polisi mengamankan barang bukti dari rumah orang tua tersangka, mencakup: sebilah parang bergagang kayu yang terdapat bercak darah, kain sarung warna hitam motif garis putih yang juga terdapat bercak darah, jaket merah yang juga berdarah. Selain itu, celana kain panjang warna abu-abu yang juga terdapat bercak darah, handuk warna biru putih, lipstik merek Moca (ditemukan di samping rumah), dan handphone android merek Vivo yang terdapat bercak darah, diduga milik korban. (*)
Sumber: Tribunnews.com
Fakta baru ini terungkap setelah polisi menemukan lebih banyak barang bukti di dalam rumah tersangka daripada di Benyot, Kecamatan Juli lokasi korban ditemukan warga dalam keadaan bersimbah darah.
Kapolres Bireuen AKBP Riza Yulianto SE SH melalui Kasat Reskrim Iptu Riski Andirian SIK kepada Serambi, Rabu (30/5) mengatakan, tim penyidik yakin bahwa pembacokan dilakukan di rumah tersangka.
Bukti dan keterangan saksi mengarah ke sana, apalagi tersangka kemudian mengakuinya.
Sebelumnya sempat beredar informasi dan keterangan dari orang tua korban kepada wartawan bahwa korban dibacok tersangka di Benyot, Kecamatan Juli, Bireuen, bukan justru di Pante Gajah, Peusangan.
Kasat Reskrim menambahkan, sejumlah saksi di Benyot, Juli, kepada tim penyidik justru mengatakan, setelah tersangka meletakkan korban di jalan Gampong Benyot, tersangka balik arah dengan sepeda motor dalam kecepatan tinggi.
Dia tinggalkan Firda yang merupakan kekasihnya dan tercatat sebagai warga Desa Cot Buket, Kecamatan Peusangan, Bireuen.
Menurut penyidik, saksi di Gampong Benyot tidak ada yang melihat tersangka membawa parang.
Parang justru ditemukan di rumah tersangka, Desa Pante Gajah, Peusangan, Bireuen.
Kemudian, tersangka membawa lari sepeda motor milik korban, lalu meletakkannya di depan MAN Peusangan.
Setelah itu tersangka sempat memesan mi di sebuah warung.
Berdasarkan kesaksian si penjual mi, tersangka tidak membawa parang ke warungnya.
“Sepeda motor justru dia letakkan di depan MAN, lalu ia memesan mi dan saksi tak melihat tersangka membawa parang,” ungkap Iptu Riski Andirian.
Bukti lain, ditemukan bercak darah yang cukup banyak tercecer di lingkungan rumah pelaku, sehingga tim penyidik memastikan bahwa korban dibacok di rumah tersangka, bukan di tempat lain.
Menyangkut ada tidaknya keterlibatan orang lain dalam kasus itu, apalagi dilakukan di rumah tersangka, Kasat Reskrim mengatakan, tim penyidik sedang mendalami berbagai informasi dan melakukan cross-check informasi, keterangan tersangka, serta keterangan sejumlah saksi.
“Ada tidaknya keterlibatan orang tua tersangka dalam kasus ini masih dalam pendalaman tim penyidik,” ujar Kasat Reskrim Polres Bireuen, Iptu Riski Andrian SIK.
Sementara itu, tim penyidik Polres Bireuen masih memeriksa tersangka di Mapolres Bireuen tentang banyak hal, termasuk dugaan ada tidaknya perencanaan pembacokan, motif, maupun unsur lainnya sehingga aksi pembacokan terhadap korban terjadi di rumah orang tuanya.
Menyangkut kondisi korban selaku anak dari pasangan Tarmizi dan Nurjannah, tim penyidik belum memintai keterangan darinya karena ia masih dalam perawatan di Banda Aceh.
“Informasi yang kami peroleh, korban sudah membaik dan memerlukan waktu untuk lebih baik baru dapat kami mintai keterangan,” tambah Kasat.
Dalam kasus begal oleh sang pacar ini polisi mengamankan barang bukti dari rumah orang tua tersangka, mencakup: sebilah parang bergagang kayu yang terdapat bercak darah, kain sarung warna hitam motif garis putih yang juga terdapat bercak darah, jaket merah yang juga berdarah. Selain itu, celana kain panjang warna abu-abu yang juga terdapat bercak darah, handuk warna biru putih, lipstik merek Moca (ditemukan di samping rumah), dan handphone android merek Vivo yang terdapat bercak darah, diduga milik korban. (*)
Sumber: Tribunnews.com
loading...
Post a Comment