![]() |
(Forum Konservasi Leuser) Gajah jantan ini ditemukan mati dengan gading yang sudah hilang, di sebuah perkebunan sawit. |
Aceh Timur - Seekor gajahSumatera jantan ditemukan tewas tanpa gading si kawasan kebun sawit, dan seekor anak gajah ditemukan terluka terkena senapan angin di tempat lain.
Saat ini anak satwa dilindungi yang telah ditinggal oleh induknya itu sedang menunggu perawatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh.
Komandan Polisi Hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah 3 Provinsi Aceh, Bobi Edwar, Minggu, 15 Januari 2017 mengatakan, mereka mendapatkan informasi dari masyarakat pada tanggal 13 Januari bahwa ada anak gajah yang terluka di leher dan sudah dalam kondisi lemas di Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Aceh, Kabupaten Aceh Timur.
"Diperkirakan, anak gajah tersebut terluka karena terkena beberapa peluru senapan angin," kata Bobi Edwar kepada wartawan Aceh Junaidi Hanafiah.
Bobi Edwar mengatakan, ia juga telah berkoordinasi dengan Forum Konservasi Leuser (FKL), lembaga Swadaya Masyarakat yang selama ini mendampingi Dinas Kehutanan dan BKSDA Aceh, untuk meminta pengiriman tim kesehatan.
"Pada tanggal 14 Januari, tim kesehatan hewan dari BKSDA telah turun ke lokasi untuk mengobati gajah itu. Kondisi anak gajah itu sudah sangat lemas dan berada di sekitar desa. Masyarakat juga sudah berusaha merawat anak gajah itu," tambah Bobi Edwar.
Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, tim dokter dari BKSDA yang mengobati anak gajah tersebut, perkiraan sementara gajah itu terluka karena terkena senapan angin. Anak gajah yang perkiraan umur sekitar dua tahun tersebut juga terlihat mulai kekurangan nutrisi.
"Kami akan berusaha mengobati gajah tersebut di lapangan. Jika memungkinkan, anak gajah tersebut diusahakan tetap berada di daerah tersebut untuk bisa bergabung lagi dengan kawanannya," sebut Sapto.
Tapi, sambung Sapto, itu tergantung dari keputusan dokter yang turun ke lapangan. Kalau memang tidak memungkinkan, maka terpaksa dievakuasi. "Tapi rencana pertama tetap mengobati di lapangan dan anak gajah tersebut tidak dievakuasi," sambung Sapto.
Wartawan di Aceh Junaidi Hanafiah menyebut, kematian gajah di dalam perkebunan sawit di HGU milik perusahaan itu sudah pernah terjadi beberapa kali sebelumnya.
Pada 18 November 2016, seekor gajah Sumatera betina di temukan mati di perkebunan kelapa sawit di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Gajah berumur belasan tahun tersebut mati karena diracun.
Pada 17 April 2016, seekor gajah Sumatera jantan ditemukan mati di dalam perkebunan kelapa sawit milik perusahaan itu di Kecamatan Banda Alam, Kecamatan Aceh Timur.
Pada penghujung tahun 2014, dua bangkai gajah dan dua kerangka gajah juga ditemukan di lahan perkebunan perusahaan tersebut.
Upaya BBC Indonesia untuk menghubungi perusahaan itu belum membuahkan hasil.(Detik.com)
Saat ini anak satwa dilindungi yang telah ditinggal oleh induknya itu sedang menunggu perawatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh.
Komandan Polisi Hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah 3 Provinsi Aceh, Bobi Edwar, Minggu, 15 Januari 2017 mengatakan, mereka mendapatkan informasi dari masyarakat pada tanggal 13 Januari bahwa ada anak gajah yang terluka di leher dan sudah dalam kondisi lemas di Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Aceh, Kabupaten Aceh Timur.
"Diperkirakan, anak gajah tersebut terluka karena terkena beberapa peluru senapan angin," kata Bobi Edwar kepada wartawan Aceh Junaidi Hanafiah.
Bobi Edwar mengatakan, ia juga telah berkoordinasi dengan Forum Konservasi Leuser (FKL), lembaga Swadaya Masyarakat yang selama ini mendampingi Dinas Kehutanan dan BKSDA Aceh, untuk meminta pengiriman tim kesehatan.
"Pada tanggal 14 Januari, tim kesehatan hewan dari BKSDA telah turun ke lokasi untuk mengobati gajah itu. Kondisi anak gajah itu sudah sangat lemas dan berada di sekitar desa. Masyarakat juga sudah berusaha merawat anak gajah itu," tambah Bobi Edwar.
Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, tim dokter dari BKSDA yang mengobati anak gajah tersebut, perkiraan sementara gajah itu terluka karena terkena senapan angin. Anak gajah yang perkiraan umur sekitar dua tahun tersebut juga terlihat mulai kekurangan nutrisi.
"Kami akan berusaha mengobati gajah tersebut di lapangan. Jika memungkinkan, anak gajah tersebut diusahakan tetap berada di daerah tersebut untuk bisa bergabung lagi dengan kawanannya," sebut Sapto.
Tapi, sambung Sapto, itu tergantung dari keputusan dokter yang turun ke lapangan. Kalau memang tidak memungkinkan, maka terpaksa dievakuasi. "Tapi rencana pertama tetap mengobati di lapangan dan anak gajah tersebut tidak dievakuasi," sambung Sapto.
Wartawan di Aceh Junaidi Hanafiah menyebut, kematian gajah di dalam perkebunan sawit di HGU milik perusahaan itu sudah pernah terjadi beberapa kali sebelumnya.
Pada 18 November 2016, seekor gajah Sumatera betina di temukan mati di perkebunan kelapa sawit di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Gajah berumur belasan tahun tersebut mati karena diracun.
Pada 17 April 2016, seekor gajah Sumatera jantan ditemukan mati di dalam perkebunan kelapa sawit milik perusahaan itu di Kecamatan Banda Alam, Kecamatan Aceh Timur.
Pada penghujung tahun 2014, dua bangkai gajah dan dua kerangka gajah juga ditemukan di lahan perkebunan perusahaan tersebut.
Upaya BBC Indonesia untuk menghubungi perusahaan itu belum membuahkan hasil.(Detik.com)
loading...
Post a Comment