PIDIE – Semua calon gubernur itu baik, karena semuanya orang Aceh dan semuanya Beragama islam. Tetapi, ketahuilah diantara yang baik ada yang terbaik yang membawa pembaharuan dan perbaikan Aceh ke depan, yaitu orang yang mengetahui persoalan Aceh. Tidak ada yang lain, dialah Tgk. Zakaria Saman, salah satu orang yang mempelopori perjuangan Aceh, dialah menteri pertahanan GAM. Berkat perjuangan Apa Karia (red-sapaan Zakaria Saman) bersama tentara-tentara GAM, maka lahirlah perdamaian MoU Helsinki dan UUPA. Hal ini disampaikan oleh Tgk. Zahlul saat berorasi di depan puluhan ribu massa kampanye Akbar Zakat (red- Zakaria Saman – T. Alaidinsyah) di Lapangan Bola Kaki Bereunuen, Kamis (26/01/2016).
Tgk. Zahlul mengatakan, saat ini Aceh telah hancur, MoU Helsinki dan UUPA belum terealisasi sepenuhnya. Oleh karena itu, maka Zakaria Saman sebagai salah satu tokoh pencetus perdamaian mencalonkan diri sebagai calon gubernur Aceh untuk perbaikan Aceh ke depan.
“MoU Helsinki dan UUPA bukan milik partai, bukan pula milik kelompok, namun milik kita semua masyarakat Aceh. Secara nurani saya juga ingin sampaikan, hari ini masyarakat Aceh butuh kepada pemimpin bukan penguasa,” tegas Tgk. Zainul disambut teriakan massa.
Disebutkan dalam kitab Manzilatul Badi’ah, lanjut Zahlul, ramalan langsung Syeik Abdurrauf meramalkan pada tahun 1440 H akan lahir malikul ‘adil, akan lahir pemimpin yang adil dan bijaksana.
“Tahun 1440 H itu hanya tinggal dua tahun lagi, dengan berkat dua kalimat syahadat kita berdo’a agar Allah memberikan kesempatan kepada Apa Karia untuk menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana,” imbuh Zahlul.
Sementara itu, Tgk. Zainuddin Djalil dalam orasinya mengisahkan tentang sejarah Aceh. Putera asal Bireuen ini menuturkan bahwa Aceh merupakan daerah pertama masuk islam di Asia Tenggara. Islam ke Aceh baik itu di wilayah Bireuen maupun perlak dibawa langsung oleh keturunan Nabi Muhammad SAW.
“Perlu saya pertegas Aceh itu adalah bibit islam dan bibit pejuang. Maka tugas pemimpin di Aceh wajib menegakkan agama islam di Aceh,” tegas Tgk. Zainuddin sembari menguraikan kisah Aceh hingga menyebutkan silsilah wali nanggroe secara rinci.
“ Selain menegakkan agama islam, tugas pemimpin berikutnya adalah Bek na rakyat yang troe yaitu krisis pangan, bek na yang phang phoe yakni krisis perumahan, bek na rakyat Aceh yang ruyang rayoe yaitu krisis pakaian, bek na rakyat Aceh yang buta tuloe, semua rakyat Aceh harus berpendidikan. Kemudian bek na rakyat Aceh yang saket asoe dan harus dijamin persoalan kesehatan, dan beuna bak rakyat nyoe peng lam jaroe, beu aman lam nanggroe, bek ta meupakee sabee keudroe-droe,” teriak Zainuddin disambut yel-yel “hidup nomor dua” oleh massa yang berhadir.
Sementara itu, orator lainnya yang akrab disapa Tgk. Din Geuleumpang Dua menyebutkan, Apa Karya maju Gubernur maju Gubernur bukan untuk merebut kekuasaan atau pun tahta namun Apa Karia mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh untuk mencari jalan keluar agar Aceh aman, masyarakat sejahtera dan merasakan langsung hasil alam Aceh yang telah di obrak abrik oleh pemimpin sebelumnya.[Rill]
Tgk. Zahlul mengatakan, saat ini Aceh telah hancur, MoU Helsinki dan UUPA belum terealisasi sepenuhnya. Oleh karena itu, maka Zakaria Saman sebagai salah satu tokoh pencetus perdamaian mencalonkan diri sebagai calon gubernur Aceh untuk perbaikan Aceh ke depan.
“MoU Helsinki dan UUPA bukan milik partai, bukan pula milik kelompok, namun milik kita semua masyarakat Aceh. Secara nurani saya juga ingin sampaikan, hari ini masyarakat Aceh butuh kepada pemimpin bukan penguasa,” tegas Tgk. Zainul disambut teriakan massa.
Disebutkan dalam kitab Manzilatul Badi’ah, lanjut Zahlul, ramalan langsung Syeik Abdurrauf meramalkan pada tahun 1440 H akan lahir malikul ‘adil, akan lahir pemimpin yang adil dan bijaksana.
“Tahun 1440 H itu hanya tinggal dua tahun lagi, dengan berkat dua kalimat syahadat kita berdo’a agar Allah memberikan kesempatan kepada Apa Karia untuk menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana,” imbuh Zahlul.
Sementara itu, Tgk. Zainuddin Djalil dalam orasinya mengisahkan tentang sejarah Aceh. Putera asal Bireuen ini menuturkan bahwa Aceh merupakan daerah pertama masuk islam di Asia Tenggara. Islam ke Aceh baik itu di wilayah Bireuen maupun perlak dibawa langsung oleh keturunan Nabi Muhammad SAW.
“Perlu saya pertegas Aceh itu adalah bibit islam dan bibit pejuang. Maka tugas pemimpin di Aceh wajib menegakkan agama islam di Aceh,” tegas Tgk. Zainuddin sembari menguraikan kisah Aceh hingga menyebutkan silsilah wali nanggroe secara rinci.
“ Selain menegakkan agama islam, tugas pemimpin berikutnya adalah Bek na rakyat yang troe yaitu krisis pangan, bek na yang phang phoe yakni krisis perumahan, bek na rakyat Aceh yang ruyang rayoe yaitu krisis pakaian, bek na rakyat Aceh yang buta tuloe, semua rakyat Aceh harus berpendidikan. Kemudian bek na rakyat Aceh yang saket asoe dan harus dijamin persoalan kesehatan, dan beuna bak rakyat nyoe peng lam jaroe, beu aman lam nanggroe, bek ta meupakee sabee keudroe-droe,” teriak Zainuddin disambut yel-yel “hidup nomor dua” oleh massa yang berhadir.
Sementara itu, orator lainnya yang akrab disapa Tgk. Din Geuleumpang Dua menyebutkan, Apa Karya maju Gubernur maju Gubernur bukan untuk merebut kekuasaan atau pun tahta namun Apa Karia mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh untuk mencari jalan keluar agar Aceh aman, masyarakat sejahtera dan merasakan langsung hasil alam Aceh yang telah di obrak abrik oleh pemimpin sebelumnya.[Rill]
loading...
Post a Comment