![]() |
Bupati Bireuen Ruslan M Daud, meninjau abrasi sungai di kawasan Desa Pante Lhong, Peusangan, Bireuen, Rabu (20/1). SERAMBI/FERIZAL HASAN |
Banda Aceh - Ketua Umum Forum DAS Krueng Peusangan, Suhaimi Hamid menyampaikan materi pada pertemuan Forum DAS Aceh di Hotel Oasis Banda Aceh pada 6 -7 Oktober 2016 kemarin. Dalam pemaparannya, Suhaimi mendorong adanya keterpaduaan program pengelolaan DAS di setiap SKPA provinsi dan SKPK Kabupaten/Kota.
“Pembangunan Daerah Aliran Sungai mutlak harus dilakukan untuk saat ini, kondisi DAS Peusangan sangat kritis dan rentan bencana. Kondisi DAS Peusangan banjir dikala hujan turun dan kering dikala kemarau tiba, kondisi ini diakibatkan karena tidak adanya pengelolaan DAS secara terpadu dan berkelanjutan,” kata Ketua Umum Forum DAS Krueng Peusangan, Suhaimi Hamid dalam rilis yang diterima media ini, Minggu, 9 Oktober 2016.
Kata Suhaimi, saat banjir bandang melanda Kabupaten Bireuen beberapa waktu lalu, semua orang termasuk para pejabat kabupaten dan provinsi sibuk selfi di lokasi banjir dengan program emergency yang dilaksanakan pemerintah.
“Kenapa kesibukan itu tidak ada saat pembangunan DAS. Dan coba pikirkan berapa besar anggaran yang dikeluarkan saat bencana tiba, kenapa anggaran emergency itu tidak diprioritaskan untuk kegiatan metigasi bencana dalam pembangunan DAS,” ucap Suhaimi dengan nada tanya.
Menurut Suhaimi, pembangunan infrastruktur dengan kucuran anggaran yang besar dan megah tidak bermanfaat bila tidak dipadukan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan DAS.
“Membangun waduk dimana-mana, saat banjir tiba, untuk apa pembangunan tersebut...? Kenapa kita tidak membangun DAS terlebih dulu sebelum kita melakukan pembangunan yang lain, agar pembangunan yang kita laksanakan bermanfaat dimasa mendatang,” tanya Suhaimi Hamid.
Sekedar informasi, pertemuan Forum DAS Aceh dilaksanakan BAPPEDA Aceh dan BP-DASLH Banda Aceh. pertemuan itu juga dihairi BAPPEDA, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, dan Dinas Pengairan dari 5 kabupaten/kota di lanskap DAS peusangan, Dihut Provinsi Aceh, KPH 2, BP-DASLH serta pengurus DAS Aceh. (Rill)
“Pembangunan Daerah Aliran Sungai mutlak harus dilakukan untuk saat ini, kondisi DAS Peusangan sangat kritis dan rentan bencana. Kondisi DAS Peusangan banjir dikala hujan turun dan kering dikala kemarau tiba, kondisi ini diakibatkan karena tidak adanya pengelolaan DAS secara terpadu dan berkelanjutan,” kata Ketua Umum Forum DAS Krueng Peusangan, Suhaimi Hamid dalam rilis yang diterima media ini, Minggu, 9 Oktober 2016.
Kata Suhaimi, saat banjir bandang melanda Kabupaten Bireuen beberapa waktu lalu, semua orang termasuk para pejabat kabupaten dan provinsi sibuk selfi di lokasi banjir dengan program emergency yang dilaksanakan pemerintah.
“Kenapa kesibukan itu tidak ada saat pembangunan DAS. Dan coba pikirkan berapa besar anggaran yang dikeluarkan saat bencana tiba, kenapa anggaran emergency itu tidak diprioritaskan untuk kegiatan metigasi bencana dalam pembangunan DAS,” ucap Suhaimi dengan nada tanya.
Menurut Suhaimi, pembangunan infrastruktur dengan kucuran anggaran yang besar dan megah tidak bermanfaat bila tidak dipadukan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan DAS.
“Membangun waduk dimana-mana, saat banjir tiba, untuk apa pembangunan tersebut...? Kenapa kita tidak membangun DAS terlebih dulu sebelum kita melakukan pembangunan yang lain, agar pembangunan yang kita laksanakan bermanfaat dimasa mendatang,” tanya Suhaimi Hamid.
Sekedar informasi, pertemuan Forum DAS Aceh dilaksanakan BAPPEDA Aceh dan BP-DASLH Banda Aceh. pertemuan itu juga dihairi BAPPEDA, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, dan Dinas Pengairan dari 5 kabupaten/kota di lanskap DAS peusangan, Dihut Provinsi Aceh, KPH 2, BP-DASLH serta pengurus DAS Aceh. (Rill)
loading...
Post a Comment