Bireuen - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh (PA) Kabupaten Bireuen menggelar deklarasi terhadap pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Bireuen pada Pilkada 2017, Khalili-Yusri yang diusung Partai Aceh, di Lapangan bola kaki Geulumpang Payong, Kecamatan Jeumpa Bireuen, Minggu (9/10/2016). Deklarasi itu dihadiri Ketua Umum DPA Partai Aceh Muzakir Manaf, calon wakil gubernur Aceh yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Aceh TA Khalid, Ketua Timses Muzakir Manaf-TA Khalid Abu Razak serta Ketua KPA/PA Wilayah Bate Ilieh Darwis Jeunieb dan ribuan massa.
Dalam orasi politiknya Khalili menyampaikan, bila terpilih maka tugas pertama dilakukankan perintahannya adalah bebas korupsi. ”Untuk majunya sebuah daerah mutlak harus dibangun pemerintah yang bersih dan bebas korupsi,” janjinya. Kemudian, bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ingin memperoleh jabatan tidak perlu sogok. Jabatan akan diberikan kepada siapa saja yang mampu, seseuai dengan syarat, janji dia. Disamping itu, pendidikan yang merupakan urat nadi Bireuen sangat diperlukan dibangun dan tingkatkan. “Program pendidikan harus jalan,” sebutnya.
“Jika saya terpilih maka sekuat tenaga akan saya upayakan Universitas Almuslim akan dinegerikan. Kalau universtas itu sudah dinegerikan, maka tidak akan ada lagi ladang bisnis disitu,” ungkapnya. Tentang masalah kesehatan, Khalili berjanji akan membangun pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara sempurna. Selain itu, akan membangun jaringan irigasi untuk 5000 hektar sawah tadah hujan dalam Kabupaten Bireuen. Lalu jalan usaha tani.
Terkait soal posisi Ruslan M. Daud (incumbent) yang tidak lagi diusung PA, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh (PA) Kabupaten Bireuen, Darwis Jeunieb mengumpamakan petahana itu seperti ikan asin yang sudah berulat. “Seperti si Ruslan, itu ikan asin yang kita bawa pulang dari Malaysia. Kita pikir ikan asin itu bermanfaat untuk kita goreng, tenyata ikan asin yang sudah berulat. Anehnya ada GAM lain yang mengambil ikan asin itu dan mereka pun ikut berulat,” sebut Darwis Jeunieb.
Untuk itu dia berharap, bagi mantan kombatan yang sudah pergi agar kembali lagi ke PA untuk memenangkan Mualem (Muzakir Manaf) dan Khalili. Darwis juga menyebutkan alasannya mengapa dia tidak lagi mengusung Ruslan M Daud. Alasannya setelah terpilih Ruslan berkhianat. “Belum sampai setahun Ruslan sudah mengkhianati wakilnya,” jelasnya. Darwis mengajak massa yang hadir itu tidak lagi memilih Ruslan, sebutnya cukup lima tahun ini Ruslan menyengsarakan masyarakat Bireuen. “Sudah cukup lima tahun menyengsarakan, kita jangan sampai sepuluh tahun,” ajaknya.
Disamping itu Darwis juga menyebutkan sebuah pabrik padi bantuan pemerintah di kawasan Cot Geurundong, dibanguan atas lahan milik keluarga Ruslan. “Padahal, pabrik padi itu bantuan pemerintah, namun Ruslan membangunnya di atas lahan milik isterinya. Sekarang pabrik itu sudah menjadi miliknya. Itu jangan ditutupi Ruslan, masyarakat sudah tahu itu,” kata Darwis.
Usai deklarasi, kepada sejumlah awak media Mualem menyebutkan, Partai Aceh ingin menyatu untuk membangun Aceh. “Kami ingin menyatu dalam membangun Aceh, yang pertama di provinsi kemudian Kota Banda Aceh,” jelasnya. Untuk membangun Aceh diperlukan kerja sama yang kompak, baik diprovinsi mau pun kabupaten/kota. “Saya rasa kalau bupati/waki kota juga orang dari PA kita senang untuk diperintah. Contohnya kalau saya katanya A mereka tidak lagi katakan B,” ungkap Mualem.
Untuk memenangkan bupati/wali kota yang diusung PA, Mualem menyebutkan punya trik tersendiri. “Yang jelas Kami PA/KPA punya akses ke gampong-gampong dan juga dusun-dusun,” jelasnya. Selain itu Mualem memprediksikan suara untuk PA di Aceh mencapai 60 persen, sementara 40 persen lainnya terbagi-bagi pada partai lain. Suara sebanyak itu hampir di semua kabupaten/kota. Semua kabupaten/kota suara untuk PA, kecuali Takengon dan Bener Meriah, namun demikian akan kita coba membangun kembali konsolidasi di sana,” sebutnya. Dulu kata Mualem, di dua kabupaten itu, PA kurang mendapat simpati, tremasuk pada dirinya. Tapi sekarang, masyarakat di sana sudah sepakat dan membuat komitmen untuk membantunya.
Dalam orasi politiknya Khalili menyampaikan, bila terpilih maka tugas pertama dilakukankan perintahannya adalah bebas korupsi. ”Untuk majunya sebuah daerah mutlak harus dibangun pemerintah yang bersih dan bebas korupsi,” janjinya. Kemudian, bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ingin memperoleh jabatan tidak perlu sogok. Jabatan akan diberikan kepada siapa saja yang mampu, seseuai dengan syarat, janji dia. Disamping itu, pendidikan yang merupakan urat nadi Bireuen sangat diperlukan dibangun dan tingkatkan. “Program pendidikan harus jalan,” sebutnya.
“Jika saya terpilih maka sekuat tenaga akan saya upayakan Universitas Almuslim akan dinegerikan. Kalau universtas itu sudah dinegerikan, maka tidak akan ada lagi ladang bisnis disitu,” ungkapnya. Tentang masalah kesehatan, Khalili berjanji akan membangun pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara sempurna. Selain itu, akan membangun jaringan irigasi untuk 5000 hektar sawah tadah hujan dalam Kabupaten Bireuen. Lalu jalan usaha tani.
Terkait soal posisi Ruslan M. Daud (incumbent) yang tidak lagi diusung PA, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh (PA) Kabupaten Bireuen, Darwis Jeunieb mengumpamakan petahana itu seperti ikan asin yang sudah berulat. “Seperti si Ruslan, itu ikan asin yang kita bawa pulang dari Malaysia. Kita pikir ikan asin itu bermanfaat untuk kita goreng, tenyata ikan asin yang sudah berulat. Anehnya ada GAM lain yang mengambil ikan asin itu dan mereka pun ikut berulat,” sebut Darwis Jeunieb.
Untuk itu dia berharap, bagi mantan kombatan yang sudah pergi agar kembali lagi ke PA untuk memenangkan Mualem (Muzakir Manaf) dan Khalili. Darwis juga menyebutkan alasannya mengapa dia tidak lagi mengusung Ruslan M Daud. Alasannya setelah terpilih Ruslan berkhianat. “Belum sampai setahun Ruslan sudah mengkhianati wakilnya,” jelasnya. Darwis mengajak massa yang hadir itu tidak lagi memilih Ruslan, sebutnya cukup lima tahun ini Ruslan menyengsarakan masyarakat Bireuen. “Sudah cukup lima tahun menyengsarakan, kita jangan sampai sepuluh tahun,” ajaknya.
Disamping itu Darwis juga menyebutkan sebuah pabrik padi bantuan pemerintah di kawasan Cot Geurundong, dibanguan atas lahan milik keluarga Ruslan. “Padahal, pabrik padi itu bantuan pemerintah, namun Ruslan membangunnya di atas lahan milik isterinya. Sekarang pabrik itu sudah menjadi miliknya. Itu jangan ditutupi Ruslan, masyarakat sudah tahu itu,” kata Darwis.
Usai deklarasi, kepada sejumlah awak media Mualem menyebutkan, Partai Aceh ingin menyatu untuk membangun Aceh. “Kami ingin menyatu dalam membangun Aceh, yang pertama di provinsi kemudian Kota Banda Aceh,” jelasnya. Untuk membangun Aceh diperlukan kerja sama yang kompak, baik diprovinsi mau pun kabupaten/kota. “Saya rasa kalau bupati/waki kota juga orang dari PA kita senang untuk diperintah. Contohnya kalau saya katanya A mereka tidak lagi katakan B,” ungkap Mualem.
Untuk memenangkan bupati/wali kota yang diusung PA, Mualem menyebutkan punya trik tersendiri. “Yang jelas Kami PA/KPA punya akses ke gampong-gampong dan juga dusun-dusun,” jelasnya. Selain itu Mualem memprediksikan suara untuk PA di Aceh mencapai 60 persen, sementara 40 persen lainnya terbagi-bagi pada partai lain. Suara sebanyak itu hampir di semua kabupaten/kota. Semua kabupaten/kota suara untuk PA, kecuali Takengon dan Bener Meriah, namun demikian akan kita coba membangun kembali konsolidasi di sana,” sebutnya. Dulu kata Mualem, di dua kabupaten itu, PA kurang mendapat simpati, tremasuk pada dirinya. Tapi sekarang, masyarakat di sana sudah sepakat dan membuat komitmen untuk membantunya.
Sumber: modusaceh.co
loading...
Post a Comment