Bocah 7 tahun di Aceh hidup dalam kerangkeng (Foto: iNews.id/Afsah) |
Aceh Barat– Malang nian nasib FR (7). Ia harus tinggal dikerangkeng kayu karena ibu kandungnya tidak bisa merawatnya akibat mengidap penyakit stroke. bocah yang juga tunawicara ini mengalami kesulitan dalam hal makanan.
Bocah tersebut tinggal bersama keluarganya di gubuk kecil di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Aceh. Kondisi gubuk yang terbuat dari kayu terlihat sangat memprihatinkan. Selain tinggal bersama ibu, ada juga kakak laki-laki dan kakak perempuan dari bocah tersebut.
Ibu kandung FR, mengalami stroke sejak ditinggal suaminya. Akibatnya, tidak ada yang bisa merawat FR dengan layak dan membuatkan kerangkeng kayu untuk FR karena dinilai terlalu aktif. Untuk kegiatan sehari-hari, ibu FR harus dibantu dengan menggunakan alat penyangga kaki atau kruk.
Camat Johan Pahlawan, Yusrizal akan segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi atas masalah tersebut. Pihaknya telah melakukan pendataan kepada korban.
“Ini menjadi catatan sendiri bagi kami, jadi kecamatan koordinatif, akan melakukan koordinasi. Artinya sejak kemarin, didata,” kata Yusrizal, mengutip dari iNews.id, Jumat (20/12/2019).
Tak hanya kondisi tempat tinggal saja yang memprihatinkan, FR juga mengalami kesulitan berbicara. Selain itu, bocah malang tersebut hingga kini tidak bisa mengkonsumsi nasi. Tapi hanya makanan ringan dengan perasa keju.
Yusrizal akan menaruh perhatian terkait kesehatan bocah tersebut. Dia akan meminta dinas terkait memeriksa kesehatan FR.
“Saya rasa perlu dilakukan cek secara menyeluruh. Terutama terapi makanan, yang tidak bisa makan nasi. Ini perlu penanganan,” tuturnya. | Okezone
Bocah tersebut tinggal bersama keluarganya di gubuk kecil di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Aceh. Kondisi gubuk yang terbuat dari kayu terlihat sangat memprihatinkan. Selain tinggal bersama ibu, ada juga kakak laki-laki dan kakak perempuan dari bocah tersebut.
Ibu kandung FR, mengalami stroke sejak ditinggal suaminya. Akibatnya, tidak ada yang bisa merawat FR dengan layak dan membuatkan kerangkeng kayu untuk FR karena dinilai terlalu aktif. Untuk kegiatan sehari-hari, ibu FR harus dibantu dengan menggunakan alat penyangga kaki atau kruk.
Camat Johan Pahlawan, Yusrizal akan segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi atas masalah tersebut. Pihaknya telah melakukan pendataan kepada korban.
“Ini menjadi catatan sendiri bagi kami, jadi kecamatan koordinatif, akan melakukan koordinasi. Artinya sejak kemarin, didata,” kata Yusrizal, mengutip dari iNews.id, Jumat (20/12/2019).
Tak hanya kondisi tempat tinggal saja yang memprihatinkan, FR juga mengalami kesulitan berbicara. Selain itu, bocah malang tersebut hingga kini tidak bisa mengkonsumsi nasi. Tapi hanya makanan ringan dengan perasa keju.
Yusrizal akan menaruh perhatian terkait kesehatan bocah tersebut. Dia akan meminta dinas terkait memeriksa kesehatan FR.
“Saya rasa perlu dilakukan cek secara menyeluruh. Terutama terapi makanan, yang tidak bisa makan nasi. Ini perlu penanganan,” tuturnya. | Okezone
loading...
Post a Comment