![]() |
Presiden Joko Widodo saat mengumumkan secara resmi pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, saat konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019). Foto : Agung/Setkab |
StatusAceh.Net - Pemilihan Provinsi Kalimantan Timur sebagai ibu kota Indonesia yang baru menggantikan DKI Jakarta dipastikan hanya akan melahirkan masalah baru di kawasan pesisir provinsi tersebut. Hal itu, karena pemindahan ibu kota Negara hanya akan merampas ruang hidup masyarakat pesisir yang memiliki ketergantungan terhadap sumber daya kelautan dan perikanan di kawasan Teluk Balikpapan.
Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Susan Herawati, awal pekan ini, menyikapi keputusan Presiden RI Joko Widodo untuk memindahkan ibu kota Negara dari DKI Jakarta ke Kaltim. Pemindahan tersebut, diyakini akan melahirkan banyak masalah baru, karena ruang hidup masyarakat pesisir yang dirampas.
KIARA mencatat, pada 2019 di Kaltim ada 10 ribu lebih nelayan yang setiap hari mengakses dan menangkap ikan di Teluk Balikpapan. Jumlah ini terdiri dari 6.426 nelayan dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), 2.984 nelayan dari Kab Penajam Paser Utara, dan 1.253 nelayan dari Kota Balikpapan.
Menurut Susan, pentingnya Teluk Balikpapan bagi masyarakat pesisir di Kaltim, karena kawasan tersebut menjadi jalur utama lalu lintas kapal-kapal tongkang batu bara. Maka dari itu, tak heran jika kawasan tersebut akan menjadi satu-satunya jalur pengiriman logistik untuk kebutuhan pembangunan ibu kota yang baru. Selanjutnya>>>
Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Susan Herawati, awal pekan ini, menyikapi keputusan Presiden RI Joko Widodo untuk memindahkan ibu kota Negara dari DKI Jakarta ke Kaltim. Pemindahan tersebut, diyakini akan melahirkan banyak masalah baru, karena ruang hidup masyarakat pesisir yang dirampas.
KIARA mencatat, pada 2019 di Kaltim ada 10 ribu lebih nelayan yang setiap hari mengakses dan menangkap ikan di Teluk Balikpapan. Jumlah ini terdiri dari 6.426 nelayan dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), 2.984 nelayan dari Kab Penajam Paser Utara, dan 1.253 nelayan dari Kota Balikpapan.
Menurut Susan, pentingnya Teluk Balikpapan bagi masyarakat pesisir di Kaltim, karena kawasan tersebut menjadi jalur utama lalu lintas kapal-kapal tongkang batu bara. Maka dari itu, tak heran jika kawasan tersebut akan menjadi satu-satunya jalur pengiriman logistik untuk kebutuhan pembangunan ibu kota yang baru. Selanjutnya>>>
loading...
Post a Comment