StatusAceh.net - Ribuan petani di Aceh menyiapkan 1.000 ton beras hasil panen raya untuk para pengungsi di Suriah. Beras yang telah disiapkan itu rencananya dikirim ke Suriah melalui program Kapal Kemanusiaan Suriah (KKS) yang digagas lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Sebanyak 1.000 ton beras tersebut merupakan hasil panen dari lahan petani Aceh seluas 340 hektare yang melibatkan sekira 5.000 petani lokal. Mereka tersebar di sembilan kabupaten yang ada di Provinsi Aceh yakni Bireuen, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Timur, Meulaboh, Nagan Raya, dan Aceh Barat Daya.
Kepala Cabang ACT Aceh Husaini Ismail mengatakan, persiapan beras KKS yang akan dikirim ke Suriah itu bertepatan dengan hari puncak panen raya di Aceh, dan hal tersebut dinilai sangat membantu para petani terkait kestabilan harga.
Pengepakan beras KKS berlangsung di kawasan Desa Lampuuk, Kabupaten Aceh Besar, Senin (12/3/2018). Kemudian beras dengan kualitas terbaik itu dibeli di atas harga perkiraan sendiri (HPS) yang ditetapkan pemerintah.
"Alhamdulillah, momen KKS ini sangat membantu petani untuk kestabilan harga. Biasanya saat panen, harga gabah turun. Program KKS turut menjaga harga jual gabah pada kisaran yang cukup tinggi, sehingga menguntungkan petani," ungkap Husaini.
Selain itu, sebut dia, keikutsertaan para petani Aceh dalam program Kapal Kemanusiaan Suriah merupakan yang pertama kalinya. Para petani begitu antusias mengirim 1.000 ton beras ke Turki, tempat kapal berlabuh.
"Ikatan sejarah antara Aceh dan Turki cukup kuat, baik dalam hal diplomasi maupun perdagangan dan sosial. Pengiriman beras KKS ini seperti mengulang sejarah. Kakek buyut orang Aceh dulu mengirim lada ke Turki pada zaman Turki Usmani. Generasi sekarang mengirim beras kepada para pengungsi Suriah, baik yang berada di perbatasan Turki-Suriah maupun di Suriah, melalui Turki,” jelasnya.
Lebih lanjut Husaini menuturkan, dari bantuan 1.000 ton beras yang akan dikirim itu menjadi ikhtiar bersama bangsa Indonesia dalam merespons tragedi kemanusiaan yang menimpa warga Suriah, tepatnya di kawasan Ghouta Timur. Ia menerangkan, di wilayah tersebut sekira 400.000 penduduk sipil yang masih terperangkap dalam zona konflik dan diketahui situasinya semakin mencekam sejak Februari lalu.
"Sementara korban jiwa akibat serangan udara yang intens selama beberapa pekan terakhir telah mencapai lebih dari 900 orang. Hal ini berdasarkan data yang dirilis Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) pada Kamis 8 Maret," ucapnya.
Kapal Kemanusiaan Suriah sendiri bakal berangkat melalui Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, pada 21 April. KKS rencananya berlabuh di Pelabuhan Mersin, Turki. Sebanyak 1.000 ton beras itu akan diangkut menggunakan 40 kontainer yang tersedia di gudang beras di Aceh.
"Insya Allah 40 kontainer ini akan kami lepas secara resmi pada 18 April nanti menuju Pelabuhan Belawan, Medan. Insya Allah pada 21 April nanti 1.000 ton beras itu siap dilayarkan menuju Turki," pungkasnya. | Okezone
Sebanyak 1.000 ton beras tersebut merupakan hasil panen dari lahan petani Aceh seluas 340 hektare yang melibatkan sekira 5.000 petani lokal. Mereka tersebar di sembilan kabupaten yang ada di Provinsi Aceh yakni Bireuen, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Timur, Meulaboh, Nagan Raya, dan Aceh Barat Daya.
Kepala Cabang ACT Aceh Husaini Ismail mengatakan, persiapan beras KKS yang akan dikirim ke Suriah itu bertepatan dengan hari puncak panen raya di Aceh, dan hal tersebut dinilai sangat membantu para petani terkait kestabilan harga.
Pengepakan beras KKS berlangsung di kawasan Desa Lampuuk, Kabupaten Aceh Besar, Senin (12/3/2018). Kemudian beras dengan kualitas terbaik itu dibeli di atas harga perkiraan sendiri (HPS) yang ditetapkan pemerintah.
"Alhamdulillah, momen KKS ini sangat membantu petani untuk kestabilan harga. Biasanya saat panen, harga gabah turun. Program KKS turut menjaga harga jual gabah pada kisaran yang cukup tinggi, sehingga menguntungkan petani," ungkap Husaini.
Selain itu, sebut dia, keikutsertaan para petani Aceh dalam program Kapal Kemanusiaan Suriah merupakan yang pertama kalinya. Para petani begitu antusias mengirim 1.000 ton beras ke Turki, tempat kapal berlabuh.
"Ikatan sejarah antara Aceh dan Turki cukup kuat, baik dalam hal diplomasi maupun perdagangan dan sosial. Pengiriman beras KKS ini seperti mengulang sejarah. Kakek buyut orang Aceh dulu mengirim lada ke Turki pada zaman Turki Usmani. Generasi sekarang mengirim beras kepada para pengungsi Suriah, baik yang berada di perbatasan Turki-Suriah maupun di Suriah, melalui Turki,” jelasnya.
Lebih lanjut Husaini menuturkan, dari bantuan 1.000 ton beras yang akan dikirim itu menjadi ikhtiar bersama bangsa Indonesia dalam merespons tragedi kemanusiaan yang menimpa warga Suriah, tepatnya di kawasan Ghouta Timur. Ia menerangkan, di wilayah tersebut sekira 400.000 penduduk sipil yang masih terperangkap dalam zona konflik dan diketahui situasinya semakin mencekam sejak Februari lalu.
"Sementara korban jiwa akibat serangan udara yang intens selama beberapa pekan terakhir telah mencapai lebih dari 900 orang. Hal ini berdasarkan data yang dirilis Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) pada Kamis 8 Maret," ucapnya.
Kapal Kemanusiaan Suriah sendiri bakal berangkat melalui Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, pada 21 April. KKS rencananya berlabuh di Pelabuhan Mersin, Turki. Sebanyak 1.000 ton beras itu akan diangkut menggunakan 40 kontainer yang tersedia di gudang beras di Aceh.
"Insya Allah 40 kontainer ini akan kami lepas secara resmi pada 18 April nanti menuju Pelabuhan Belawan, Medan. Insya Allah pada 21 April nanti 1.000 ton beras itu siap dilayarkan menuju Turki," pungkasnya. | Okezone
loading...
Post a Comment