Lhokseumawe - Ribuan jenis ikan dengan berbagai ukuran mati dan terapung di Pelabuhan Umum Krueng Geukuh, berdampingan dengan Desa Blang Naleung Mameh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe.
Dugaan sementara, matinya ikan tadi, karena tercemar limbah PT. Pupuk Iskandar Muda (PT. PIM). Koresponden MODUSACEH.CO di Lhokseumawe, memantau langsung kejadian ini.
Hasilnya, ribuan ikan yang mati dan mengapung dipermukaan laut itu, sudah menebarkan bau busuk menyengat.
Ironisnya, kondisi ini ternyata sudah berlangsung sejak Jumat (14/2/2020) lalu dan warga Desa Blang Naleung Mameh hanya pasrah dengan keadaan ini.
Bahkan, karena tidak tahan mencium bau tak sedap, warga terpaksa mengutip ikan mati yang sudah membusuk lalu, menguburkannya dalam pasir.
Kondisi ini telah membuat roda perekonomian para nelayan setempat macet dan kehilangan pendapatan harian.
Penyebabnya, ikan mati mendadak seperti pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya diakibatkan laut yang tercemar sejenis limbah.
Junaidi, salah seorang nelayan Desa Blang Naleung Mameh mengatakan. Kejadian aneh ini sudah terjadi hampir satu pecan, tanpa ada pihak yang bertanggung jawab.
Dijelaskannya, kondisi aneh ini mulai terasa sejak satu pekan lalu lantaran banyak warga yang mandi laut dan merasa gatal serta mata menjadi perih.
Junaidi menyebutkan, seperti pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya, setiap kali tercemar limbah (kemungkinan sejenis amoniak), air laut berubah menjadi berbusa.
Disusul banyak ikan yang mendadak mati dan terapung di perairan Pelabuhan Umum Krueng Geukuh.
Sehingga kondisi ini bukan hanya merugikan warga lingkungan PT. PIM, tapi juga membahayakan kesehatan makhluk hidup lainnya.
Apalagi, para nelayan juga tidak berani melaut, karena kondisi laut tercemar limbah dan ikan banyak yang mati.
“Sejak Jumat lalu, kami tidak bisa melaut karena airnya tercemar limbah. Banyak ikan mati terapung di laut. Karena sudah membusuk terpaksa kami kutip lalu menguburkannya agar mengurangi bau busuk bangkai ikan,” ujarnya.
Junaidi mengaku warga dan nelayan sekitar PT. PIM, sudah sering mengalami kejadian seperti itu. Namun, tidak ada penanganan dan pihak yang bertanggung jawab.
Junaidi berharap ada pihak yang bertanggung jawab untuk mengatasi persoalan pencemaran limbah yang sering terjadi ini.
Karena sebagian besar nelayan setempat bergantung hidup dari penghasilan ikan yang ada di sekitar Pelabuhan Umum Krueng Geukuh.
Junaidi juga meminta pemerintah turun tangan untuk membantu mengatasi persoalan pencemaran limbah, agar neLayan tidak kehilangan mata pencaharian.
Sementara itu, Kabag Humas PT. PIM Nasrun yang dikonfirmasi media ini melalui WhatsApp (WA) membenarkan kejadian itu. “Benar Pak, sudah saya infokan pada Bidang Lingkungan Hidup. Semoga bisa dikendalikan. Amin,” jawab Nasrun.
Apakah benar dari limbah PT.PIM? Tanya wartawan media ini. Nasrun tak lagi menjawabnya.| Modusaceh.co
Dugaan sementara, matinya ikan tadi, karena tercemar limbah PT. Pupuk Iskandar Muda (PT. PIM). Koresponden MODUSACEH.CO di Lhokseumawe, memantau langsung kejadian ini.
Hasilnya, ribuan ikan yang mati dan mengapung dipermukaan laut itu, sudah menebarkan bau busuk menyengat.
Ironisnya, kondisi ini ternyata sudah berlangsung sejak Jumat (14/2/2020) lalu dan warga Desa Blang Naleung Mameh hanya pasrah dengan keadaan ini.
Bahkan, karena tidak tahan mencium bau tak sedap, warga terpaksa mengutip ikan mati yang sudah membusuk lalu, menguburkannya dalam pasir.
Kondisi ini telah membuat roda perekonomian para nelayan setempat macet dan kehilangan pendapatan harian.
Penyebabnya, ikan mati mendadak seperti pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya diakibatkan laut yang tercemar sejenis limbah.
Junaidi, salah seorang nelayan Desa Blang Naleung Mameh mengatakan. Kejadian aneh ini sudah terjadi hampir satu pecan, tanpa ada pihak yang bertanggung jawab.
Dijelaskannya, kondisi aneh ini mulai terasa sejak satu pekan lalu lantaran banyak warga yang mandi laut dan merasa gatal serta mata menjadi perih.
Junaidi menyebutkan, seperti pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya, setiap kali tercemar limbah (kemungkinan sejenis amoniak), air laut berubah menjadi berbusa.
Disusul banyak ikan yang mendadak mati dan terapung di perairan Pelabuhan Umum Krueng Geukuh.
Sehingga kondisi ini bukan hanya merugikan warga lingkungan PT. PIM, tapi juga membahayakan kesehatan makhluk hidup lainnya.
Apalagi, para nelayan juga tidak berani melaut, karena kondisi laut tercemar limbah dan ikan banyak yang mati.
“Sejak Jumat lalu, kami tidak bisa melaut karena airnya tercemar limbah. Banyak ikan mati terapung di laut. Karena sudah membusuk terpaksa kami kutip lalu menguburkannya agar mengurangi bau busuk bangkai ikan,” ujarnya.
Junaidi mengaku warga dan nelayan sekitar PT. PIM, sudah sering mengalami kejadian seperti itu. Namun, tidak ada penanganan dan pihak yang bertanggung jawab.
Junaidi berharap ada pihak yang bertanggung jawab untuk mengatasi persoalan pencemaran limbah yang sering terjadi ini.
Karena sebagian besar nelayan setempat bergantung hidup dari penghasilan ikan yang ada di sekitar Pelabuhan Umum Krueng Geukuh.
Junaidi juga meminta pemerintah turun tangan untuk membantu mengatasi persoalan pencemaran limbah, agar neLayan tidak kehilangan mata pencaharian.
Sementara itu, Kabag Humas PT. PIM Nasrun yang dikonfirmasi media ini melalui WhatsApp (WA) membenarkan kejadian itu. “Benar Pak, sudah saya infokan pada Bidang Lingkungan Hidup. Semoga bisa dikendalikan. Amin,” jawab Nasrun.
Apakah benar dari limbah PT.PIM? Tanya wartawan media ini. Nasrun tak lagi menjawabnya.| Modusaceh.co
loading...
Post a Comment