![]() |
Dirut Bulog Budi Waseso resmikan kedai Jenderal Kopi Nusantara Buwas. ©Liputan6.com/Maulandy Rizki Bayu Kencana |
Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso meresmikan kedai Jenderal Kopi Nusantara Buwas di Kantor Bulog, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut turut hadir Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto.
Pada sambutannya, Budi menceritakan kilas baliknya menciptakan produk kopi buatannya tersebut. Dia mengatakan, Jenderal Kopi Nusantara Buwas tercipta lantaran ketidaksengajaan dirinya kala menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Begitu berhadapan dengan petani ganja di Aceh saya nyerah, karena tidak mungkin saya melakukan petani sama seperti bandar. Akhirnya saya belajar ke Kolombia. Di situlah saya mulai mendapat pencerahan gimana cara menggantikan ganja sebagai narkotika dengan kopi," tuturnya di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Rabu (19/2).
Menurutnya, produk ganja asal Aceh merupakan yang nomor satu di dunia. Kendati demikian, Buwas ingin memproduksi tanaman yang juga bagus ditumbuh kembangkan di dataran tinggi, yakni biji kopi.
"Saya mau buat alternative development. Jangan ganja, karena kurang bermanfaat. Saya belajar ke Kolombia, dan mengetahui kopi ternyata bagus di ketinggian 1.200-1.400 meter. Hasilnya pun baik dan berkualitas," ungkapnya.
Ekspor Hingga ke Eropa
Berbekal pengalaman tersebut, Budi beritikad ingin menghilangkan ganja di Aceh dan menggantikannya dengan kopi. Tak sia-sia, dia berhasil mengekspor kopi hingga eropa, dan penikmat di sana pun mengapresiasi buah kerjanya.
"Saya kemudian belajar kopi otodidak. Ternyata saya berhasil membuat kopi yang baik dan enak. Sambutan Eropa ternyata luar biasa," tandasnya.
Sumber: Liputan6.com
Pada sambutannya, Budi menceritakan kilas baliknya menciptakan produk kopi buatannya tersebut. Dia mengatakan, Jenderal Kopi Nusantara Buwas tercipta lantaran ketidaksengajaan dirinya kala menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Begitu berhadapan dengan petani ganja di Aceh saya nyerah, karena tidak mungkin saya melakukan petani sama seperti bandar. Akhirnya saya belajar ke Kolombia. Di situlah saya mulai mendapat pencerahan gimana cara menggantikan ganja sebagai narkotika dengan kopi," tuturnya di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Rabu (19/2).
Menurutnya, produk ganja asal Aceh merupakan yang nomor satu di dunia. Kendati demikian, Buwas ingin memproduksi tanaman yang juga bagus ditumbuh kembangkan di dataran tinggi, yakni biji kopi.
"Saya mau buat alternative development. Jangan ganja, karena kurang bermanfaat. Saya belajar ke Kolombia, dan mengetahui kopi ternyata bagus di ketinggian 1.200-1.400 meter. Hasilnya pun baik dan berkualitas," ungkapnya.
Ekspor Hingga ke Eropa
Berbekal pengalaman tersebut, Budi beritikad ingin menghilangkan ganja di Aceh dan menggantikannya dengan kopi. Tak sia-sia, dia berhasil mengekspor kopi hingga eropa, dan penikmat di sana pun mengapresiasi buah kerjanya.
"Saya kemudian belajar kopi otodidak. Ternyata saya berhasil membuat kopi yang baik dan enak. Sambutan Eropa ternyata luar biasa," tandasnya.
Sumber: Liputan6.com
loading...
Post a Comment