![]() |
Yurita Puji menampilkan songket bermotif Pintu Aceh di Milan Fashion Week. (Dok. Yurita Puji) |
StatusAceh.Net - Songket dengan motif pintu Aceh diperkenalkan dalam ajang mode internasional Milan Fashion Week SS 2019. Desainer Yurita Puji pun mendapat pujian di Principe di Savoia, Piazza Della Repubblica, Milan, Italia.
Look yang dibawakan Yurita adalah ready to wear yang mewah dengan permainan warna merah, hijau, biru, gold, dan hitam. Dengan menampilkan garis desain yang simple, Yurita menghadirkan enam koleksi yang didominasi dengan blazer, jaket, blus, yang semuanya lengan panjang.
Keindahan motif tenun Aceh ini juga dipercantik dengan aksesoris dari Jeany Wang yang juga menampilkan pinto Aceh dan beberapa ciri dari ornamen Aceh. Pintu Aceh sendiri mempunyai makna tersendiri.
"Saya terinspirasi setalah bertemu dengan pengusaha putra Aceh yang sangat peduli dengan daerah Aceh H. Ng Yani Paripurna," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (3/10).
Pengalaman tak enak pun terjadi saat Yurita berada di sana. Saat terbang dari London ke Milan, Yurita sempat kehilangan koper. Ternyata kopernya tertinggal di London.
"Usaha terakhir saya adalah meminta bantuan dari Kemenlu dan KBRI di London, sampai akhirnya saya mendapatkan kopernya 1 jam sebelum show," ungkapnya.
Makna di Balik Motif Pintu Aceh
Kain songket Aceh atau Tenun Ikat Tradisional Aceh adalah kerajinan tangan yang dilakukan secara tradisional dan turun menurun dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) dengan menggunakan benang emas. Hasil tentun berupa kain songket Aceh digunakan untuk berbagai keperluan seperti pakaian adat Aceh, hiasan meja, hiasan dinding, hantaran pernikahan, dan tentu saja bisa dijadikan cinderamata khas Aceh.
Motif ini hanya salah satu dari ratusan motif khas Aceh. Pintu Aceh berbentuk ramping dengan jeruji-jeruji yang dihiasi motif kembang ditambah lagi sebagai pelengkap dengan rumbai-rumbai sepanjang kedua sisi.
Desain Pintu Aceh diperoleh dari monumen peninggalan Sultan Iskandar Muda bernama Pinto Khop. Monumen tersebut yang sekarang di sekitarnya dijadikan taman rekreasi, terletak di tepi sungai (krueng) Daroy, konon dulunya sebagai pintu belakang istana Keraton Aceh khusus untuk keluar masuknya permaisuri Sultan Iskandarmuda beserta dayang-dayangnya kalau sang permaisuri menuju ke tepian sungai untuk mandi. Sekarang ini taman tersebut diberi nama Tanian Putroe Phang (Taman Putri Pahang), nama sang permaisuri. | Jawapos
Look yang dibawakan Yurita adalah ready to wear yang mewah dengan permainan warna merah, hijau, biru, gold, dan hitam. Dengan menampilkan garis desain yang simple, Yurita menghadirkan enam koleksi yang didominasi dengan blazer, jaket, blus, yang semuanya lengan panjang.
Keindahan motif tenun Aceh ini juga dipercantik dengan aksesoris dari Jeany Wang yang juga menampilkan pinto Aceh dan beberapa ciri dari ornamen Aceh. Pintu Aceh sendiri mempunyai makna tersendiri.
"Saya terinspirasi setalah bertemu dengan pengusaha putra Aceh yang sangat peduli dengan daerah Aceh H. Ng Yani Paripurna," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (3/10).
Pengalaman tak enak pun terjadi saat Yurita berada di sana. Saat terbang dari London ke Milan, Yurita sempat kehilangan koper. Ternyata kopernya tertinggal di London.
"Usaha terakhir saya adalah meminta bantuan dari Kemenlu dan KBRI di London, sampai akhirnya saya mendapatkan kopernya 1 jam sebelum show," ungkapnya.
Makna di Balik Motif Pintu Aceh
Kain songket Aceh atau Tenun Ikat Tradisional Aceh adalah kerajinan tangan yang dilakukan secara tradisional dan turun menurun dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) dengan menggunakan benang emas. Hasil tentun berupa kain songket Aceh digunakan untuk berbagai keperluan seperti pakaian adat Aceh, hiasan meja, hiasan dinding, hantaran pernikahan, dan tentu saja bisa dijadikan cinderamata khas Aceh.
Motif ini hanya salah satu dari ratusan motif khas Aceh. Pintu Aceh berbentuk ramping dengan jeruji-jeruji yang dihiasi motif kembang ditambah lagi sebagai pelengkap dengan rumbai-rumbai sepanjang kedua sisi.
Desain Pintu Aceh diperoleh dari monumen peninggalan Sultan Iskandar Muda bernama Pinto Khop. Monumen tersebut yang sekarang di sekitarnya dijadikan taman rekreasi, terletak di tepi sungai (krueng) Daroy, konon dulunya sebagai pintu belakang istana Keraton Aceh khusus untuk keluar masuknya permaisuri Sultan Iskandarmuda beserta dayang-dayangnya kalau sang permaisuri menuju ke tepian sungai untuk mandi. Sekarang ini taman tersebut diberi nama Tanian Putroe Phang (Taman Putri Pahang), nama sang permaisuri. | Jawapos
loading...
Post a Comment