![]() |
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani bersama presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dalam pertemuan bilateral di Ankara, Turki (15/8/18). FOTO/AP |
StatusAceh.Net - Turki dihantam krisis akibat anjloknya nilai mata uang lira Turki terhadap dolar sekitar 40% sejak awal tahun hingga 13 Agustus 2018. Turunnya lira disinyalir disebabkan oleh kekhawatiran atas kebijakan ekonomi yang diusung pemerintah Turki, utang luar negeri yang mencapai ratusan miliar dolar AS, hingga hubungan dagang antara AS dan Turki yang kian memanas.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sempat menuduh AS sebagai biang kerok ambruknya nilai tukar lira. "Turki tengah menghadapi serangan ekonomi. Kami akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melawan serangan ini dan akan terus melakukannya," tegas Erdogan sebagaimana dikutip ITV News.
Sebelumnya Presiden AS, Donald Trump, mengambil keputusan untuk menaikkan tarif impor besi dan aluminium dari Turki. Untuk aluminium, Trump menaikkan tarif impor hingga 20%, dan untuk tarif impor besi sebesar 50%.
Kendati begitu, ambruknya lira tidak serta merta salah Amerika, mengingat fundamental ekonomi Turki tak terlalu kokoh. Defisit transaksi berjalan Turki tercatat lebih dari 6% dan inflasi hampir menyentuh 20%.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sempat menuduh AS sebagai biang kerok ambruknya nilai tukar lira. "Turki tengah menghadapi serangan ekonomi. Kami akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melawan serangan ini dan akan terus melakukannya," tegas Erdogan sebagaimana dikutip ITV News.
Sebelumnya Presiden AS, Donald Trump, mengambil keputusan untuk menaikkan tarif impor besi dan aluminium dari Turki. Untuk aluminium, Trump menaikkan tarif impor hingga 20%, dan untuk tarif impor besi sebesar 50%.
Kendati begitu, ambruknya lira tidak serta merta salah Amerika, mengingat fundamental ekonomi Turki tak terlalu kokoh. Defisit transaksi berjalan Turki tercatat lebih dari 6% dan inflasi hampir menyentuh 20%.
Baca Selanjutnya
loading...
Post a Comment