![]() |
Polairud Polda Aceh sedang melakukan patroli udara memantau keberadaan kapal pengungsi Rohingya (Istimewa) |
Banda Aceh - Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Aceh memonitor dua kapal motor di kawasan perairan Selat Malaka. Kapal yang diduga mengangkat ratusan orang Etnis Rohingya dari Myanmar itu dikabarkan bergerak ke Malaysia.
Direktur Korps Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Aceh, Komisaris Besar Polisi, Jemmy Rosdiantoro mengatakan, tak menutup kemungkinan akan masuk ke Aceh.
“Benar ada sekitan 500 orang dari Myanmar (Rohingya) bergerak menuju Malaysia dengan menggunakan dua kapal motor,” kata Jemmy, Kamis (14/5).
1. Kemungkinan bisa masuk dan merapat ke daratan Indonesia
Jemmy menyampaikan, meski kapal tersebut terlihat bergerak menuju Malaysia, bisa kemungkinan akan singgah ke daratan Indonesia.
“Tidak menutup kemungkinan karena satu dan lain hal akan singgah di Indonesia,” ungkapnya.
2. Ditakutkan akan kapal yang diduga membawa Etnis Rohingya akan membuat masalah baru untuk saat ini
Direktur Korps Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Aceh menyebutkan, Pemerintah Indonesia tidak ada melakukan kerja sama dalam penanganan dan menampung pengungsi dari negara lain. Apalagi mengingat saat ini situasi sedang dalam pandemik Virus Corona atau COVID-19, hal ini dianggap akan menjadi permasalahan baru lagi.
“Negara kita tidak meratifikasi masalah pengungsi, sehingga apabila pengungsi tersebut sampai ke Indonesia akan membuat masalah baru, apalagi dalam situasi wabah COVID-19 ini,” ujarnya.
Meskipun demikian, jika kapal tersebut membutuhkan bantuan, maka akan diupayakan untuk dipenuhi akan tetapi tidak dibenarkan untuk berlabuh ke daratan Indonesia.
“Kita upayakan tidak diarahkan ke darat, bila perlu bantuan segera kita penuhi dan kemudian dipersilahkan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuannya,” imbuh Jemmy.
3. Meningkatkan giat patroli laut dan udara untuk mengantisipasi para pengungsi
Sejak mendapatkan kabar adanya dua kapal motor yang berlayar di Selat Malaka membawa penumpang diduga Etnis Rohingya, pihak Korps Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Aceh terus meningkatkan patroli. Tujuannya untuk mengantisipasi kepal tesebut masuk dan merapat ke daratan Indonesia, khususnya Aceh.
“Kita sudah mengitruksikan kepada seluruh jajaran Polairud Polda Aceh supaya meningkatkan giat patroli laut untuk mengantisipasi. Kita juga mengajak masyarakat untuk ikut membantu memantau tentang pengunsi dari Myanmar.”
Patroli laut dikatakan sampai sekarang masih terus dilakukan oleh kapal-kapal dari Korps Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Aceh maupun kapal yang ada di kesatuan polres jajaran.
Sementara patroli udara juga dilaksanakan dengan menggunakan satu unit helikopter pada hari ini dengan memantau wilayah perairan Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Pidie.
“Sampai saat ini belum ada ditemukannya pengungsi Rohingya. Insyaallah besok kita juga akan melakukan patroli laut dari udara di wilayah Bireun, Lhokseumawe, Aceh Timur. Kegiatan patroli ini akan terus kita lakukan sekaligus untuk memantau perkembangan situasi saat ini,” jelas Jemmy. | idntimes.com
Direktur Korps Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Aceh, Komisaris Besar Polisi, Jemmy Rosdiantoro mengatakan, tak menutup kemungkinan akan masuk ke Aceh.
“Benar ada sekitan 500 orang dari Myanmar (Rohingya) bergerak menuju Malaysia dengan menggunakan dua kapal motor,” kata Jemmy, Kamis (14/5).
1. Kemungkinan bisa masuk dan merapat ke daratan Indonesia
Jemmy menyampaikan, meski kapal tersebut terlihat bergerak menuju Malaysia, bisa kemungkinan akan singgah ke daratan Indonesia.
“Tidak menutup kemungkinan karena satu dan lain hal akan singgah di Indonesia,” ungkapnya.
2. Ditakutkan akan kapal yang diduga membawa Etnis Rohingya akan membuat masalah baru untuk saat ini
Direktur Korps Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Aceh menyebutkan, Pemerintah Indonesia tidak ada melakukan kerja sama dalam penanganan dan menampung pengungsi dari negara lain. Apalagi mengingat saat ini situasi sedang dalam pandemik Virus Corona atau COVID-19, hal ini dianggap akan menjadi permasalahan baru lagi.
“Negara kita tidak meratifikasi masalah pengungsi, sehingga apabila pengungsi tersebut sampai ke Indonesia akan membuat masalah baru, apalagi dalam situasi wabah COVID-19 ini,” ujarnya.
Meskipun demikian, jika kapal tersebut membutuhkan bantuan, maka akan diupayakan untuk dipenuhi akan tetapi tidak dibenarkan untuk berlabuh ke daratan Indonesia.
“Kita upayakan tidak diarahkan ke darat, bila perlu bantuan segera kita penuhi dan kemudian dipersilahkan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuannya,” imbuh Jemmy.
3. Meningkatkan giat patroli laut dan udara untuk mengantisipasi para pengungsi
Sejak mendapatkan kabar adanya dua kapal motor yang berlayar di Selat Malaka membawa penumpang diduga Etnis Rohingya, pihak Korps Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Aceh terus meningkatkan patroli. Tujuannya untuk mengantisipasi kepal tesebut masuk dan merapat ke daratan Indonesia, khususnya Aceh.
“Kita sudah mengitruksikan kepada seluruh jajaran Polairud Polda Aceh supaya meningkatkan giat patroli laut untuk mengantisipasi. Kita juga mengajak masyarakat untuk ikut membantu memantau tentang pengunsi dari Myanmar.”
Patroli laut dikatakan sampai sekarang masih terus dilakukan oleh kapal-kapal dari Korps Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Aceh maupun kapal yang ada di kesatuan polres jajaran.
Sementara patroli udara juga dilaksanakan dengan menggunakan satu unit helikopter pada hari ini dengan memantau wilayah perairan Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Pidie.
“Sampai saat ini belum ada ditemukannya pengungsi Rohingya. Insyaallah besok kita juga akan melakukan patroli laut dari udara di wilayah Bireun, Lhokseumawe, Aceh Timur. Kegiatan patroli ini akan terus kita lakukan sekaligus untuk memantau perkembangan situasi saat ini,” jelas Jemmy. | idntimes.com
loading...
Post a Comment