
Aceh dikenal sebagai Wilayah di Indonesia yang kaya dengan sumber daya alamnya. yaitu Mineral, minyak, gas bumi, bijih besi, emas, sumber daya laut dan pesisir, sumber daya hutan, dan lain-lain, ini semua adalah sumber kekayaan alam yang diberikan Allah SWT kepada rakyat Aceh.
Karena itu, ungkapan bahwa Aceh secara khusus diibaratkan seperti zamrud khatulistiwa, atau kolam susu merupakan ekspresi yang menggambarkan keindahan dan kekayaan alam yang dimiliki Aceh saat ini.
Tetapi, apakah kekayaan alam tersebut membawa nikmat dan telah mengantarkan rakyat Aceh ke tingkat kesejahteraan dan kemakmuran
Tetapi, apakah kekayaan alam tersebut membawa nikmat dan telah mengantarkan rakyat Aceh ke tingkat kesejahteraan dan kemakmuran
Obralan yang sangat murah dan mengeruk habis semua sumber daya alam yang ada di Aceh. Inilah kesesatan berfikir pemerintah yang memaknai era globalisasi dan pasar bebas hanya dari sudut pandang ekonomi saja.
Dan tidak heran jika pemerintah saat ini pun lebih sibuk mengurusi soal bagaimana investor asing mau menanamkan modal sebesar-besarnya di wilayah aceh ini, dengan melupakan nasib rakyat Aceh yang tidak pernah memperoleh helaian rupiah, karena semuanya diangkut oleh para pemodal asing ke negaranya masing-masing.
Para Perampok Sumber daya Alam Di Aceh
Apa yang kemudian diperoleh oleh rakyat aceh dari berbagai ekplorasi dan ekploitasi sumberdaya alam yang dari waktu ke waktu makin menunjukkan kecenderungan yang negatif dan sangat memburuk. Berbagai persoalan pun kemudian muncul ke permukaan.
Mulai dari masalah yang paling utama yaitu kemiskinan, kemudian masalah rusaknya lingkungan, pelanggaran hak asasi manusia (HAM), runtuhnya sistem sosial budaya masyarakat, dan berbagai dampak buruk lainnya selalu menyertai kehadiran industri ekstraktif. Sayangnya tak satupun merasa bertanggung jawab atas dampak yang telah ditimbulkan tersebut.
Istilah perampok mungkin terlalu kasar untuk di ucapkan dan juga di dengar, tapi itulah kenyataan yang ada saat ini. hasil sumber daya alam yang dimulai hampir bersamaan dengan berdirinya wilayah Aceh ini ternyata tak pernah bisa mengubah keadaan menjadi lebih baik. Bahkan sebaliknya membuat kedaan menjadi lebih buruk.
Namun pemerintah kita sepertinya cukup puas dengan memperoleh keuntungan yang tak sedikit dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang berdalih atas nama ( investasi ).
Ada jurang yang begitu lebar antara perusahaan disatu sisi dengan masyarakat adat/lokal di sisi lain yang seharusnya masyarakat berhak untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alamnya sebagai sumber-sumber untuk kehidupan mereka.
Masyarakat seolah-olah cuma bisa menjadi penonton yang budiman atas eksploitasi yang dilakukan oleh berbagai industri-industri besar yang ada. Lebih sedihnya lagi bisa kita saksikan, dilokasi-lokasi dimana eksploitasi sumberdaya alam dilakukan, di situlah banyak rakyat-rakyat miskin yang dapat dijumpai.
Hutan Yang Direbut
Sejak awal dimulainya kegiatan pertambangan akan terjadi alih fungsi lahan hutan secara besar-besaran untuk lahan pertambangan, pemukiman dan lainnya. Hilangnya berbagai fungsi hutan antara lain sebagai penyerap air, pencegah tanah daripada longsor dan sebagai gudang keragaman hayati dan penyeimbang ekosistem.
Tetapi Sudah banyak Lubang-lubang besar yang tercipta selama kegiatan pertambangan dan sangat potensial penyebab terjadinya tanah longsor dan erosi. Yang tidak kalah seriusnya adalah hilangnya kemampuan kawasan hutan untuk mendukung kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sekitar.
Hutan terbukti sangat mendukung perekonomian dan sumber kehidupan rakyat-rakyat sekitar, lewat pengambilan hasil hutan seperti tanaman obat, buah-buahan, sayur- sayuran, dan lain-lain. Selain itu juga sebagai sumber terbesar ketersediaan air bersih.
Bila kawasan hutan tersebut hilang, maka hilang pula dukungan dan fungsi hutan bagi masyarakat. Untuk itu upaya perlindungan dan penyelamatan atas sumberdaya alam tersebut dari kerusakan merupakan sesuatu yang mutlak untuk terus diperjuangkan bersama.
Mimpi menjadikan Aceh sebagai satu wilayah maju dari berbagai ketinggalan dari segi prekonomian adalah mimpi besar.
Logikanya adalah bagaimana mungkin menjadikan Aceh seperti Singapura, jika aturan main saja belum muncul sebagai salah satu petunjuk perekonomian. Ruang mana yang akan digunakan mengingat hampir semua wilayah di Aceh sudah dikuasai oleh berbagai investor asing.
Logikanya adalah bagaimana mungkin menjadikan Aceh seperti Singapura, jika aturan main saja belum muncul sebagai salah satu petunjuk perekonomian. Ruang mana yang akan digunakan mengingat hampir semua wilayah di Aceh sudah dikuasai oleh berbagai investor asing.
Saya sebagai penulis berpendapatan bahwa penggunaan sumberdaya alam saat ini tidak akan dapat menyelesaikan berbagai persoalan di Aceh, misalkan kemiskinan dan ketertinggalan.
Perencanaan perekonomian bukan atas dasar strategi bagaimana untuk menjawab kebutuhan masyarakat Aceh atas peluang mengurangi angka kemiskinan di Aceh. [AT]
Perencanaan perekonomian bukan atas dasar strategi bagaimana untuk menjawab kebutuhan masyarakat Aceh atas peluang mengurangi angka kemiskinan di Aceh. [AT]
Tulisan ini dikirim oleh :
Fazar Fahrozi Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Malikussaleh
loading...
Post a Comment