Jakarta - Sebanyak 21 rumah warga rusak akibat diterjang angin puting beliung di Pante Raya Timur dan Wih Pesam di Kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah, Aceh. Atap 21 rumah tersebut beterbangan saat diterjang puting beliung.
"Ada 21 atap rumah yang mayoritas dilapisi seng lepas beterbangan akibat puting beliung di Bener Meriah," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh seperti dilansir Antara, Senin (19/2/2019).
Ahmad mengungkapkan cuaca ekstrem terjadi di wilayah tersebut pada Senin (19/2) sekitar pukul 16.00 WIB. Hujan lebat disertai angin kencang membentuk puting beliung karena berputar dengan memiliki kecepatan sekitar 63 kilometer per jam, sehingga mengangkat benda-benda yang dilewatinya, termasuk atap rumah.
"Durasi puting beliung kurang-lebih setengah jam memorakporandakan atap rumah warga di kedua desa ini," katanya.
"Penanganan darurat dengan melakukan pemasangan terpal di bagian atap rumah penduduk dan pemberian bantuan logistik untuk masa panik telah dilakukan pemerintah daerah setempat," imbuhnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyatakan cuaca di Aceh saat ini menunjukkan sedang masa peralihan dari musim hujan menuju ke musim kemarau.
Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang, Aceh, Zakaria Ahmad, bulan Februari 2019 merupakan masa peralihan cuaca dari musim hujan menuju kemarau di wilayah paling barat ini.
"Cuaca panas seperti saat ini berpotensi muncul angin kencang, dan cenderung terjadi puting beliung di suatu wilayah akibat tumbuhnya awan kumulonimbus," katanya. | Detik.com
"Ada 21 atap rumah yang mayoritas dilapisi seng lepas beterbangan akibat puting beliung di Bener Meriah," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh seperti dilansir Antara, Senin (19/2/2019).
Ahmad mengungkapkan cuaca ekstrem terjadi di wilayah tersebut pada Senin (19/2) sekitar pukul 16.00 WIB. Hujan lebat disertai angin kencang membentuk puting beliung karena berputar dengan memiliki kecepatan sekitar 63 kilometer per jam, sehingga mengangkat benda-benda yang dilewatinya, termasuk atap rumah.
"Durasi puting beliung kurang-lebih setengah jam memorakporandakan atap rumah warga di kedua desa ini," katanya.
"Penanganan darurat dengan melakukan pemasangan terpal di bagian atap rumah penduduk dan pemberian bantuan logistik untuk masa panik telah dilakukan pemerintah daerah setempat," imbuhnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyatakan cuaca di Aceh saat ini menunjukkan sedang masa peralihan dari musim hujan menuju ke musim kemarau.
Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang, Aceh, Zakaria Ahmad, bulan Februari 2019 merupakan masa peralihan cuaca dari musim hujan menuju kemarau di wilayah paling barat ini.
"Cuaca panas seperti saat ini berpotensi muncul angin kencang, dan cenderung terjadi puting beliung di suatu wilayah akibat tumbuhnya awan kumulonimbus," katanya. | Detik.com
loading...
Post a Comment