![]() |
Foto: Husna dan buah hatinya (Agus-detik) |
Banda Aceh - Shafa, bocah berusia tujuh tahun itu tak pernah melepas gawai di kedua tangannya. Kedua bola matanya menatap layar ukuran 6 inch sambil menonton video di situs internet.
Selama dua jam duduk di samping ibunya, tak ada sepatah kata pun terucap dari mulutnya. Sekilas, tak ada yang aneh dari kondisi tubuhnya.
Bocah asal Banda Aceh, Aceh ini divonis terkena dampak Rubella. Penyakit akibat virus menular ini tidak menyerang langsung tubuhnya. Tapi Shafa terkena efek dari ibunya yang menderita ruam-ruam semasa mengandungnya.
"Saya kena campak rubella itu di usia kehamilan 5 minggu. Itu menang saya sama sekali tidak tahu kalau campak rubella itu bahaya untuk ibu hamil," kata ibunda Shafa, Rita Yana (34) kepada wartawan di Banda Aceh, Selasa (11/9/2018).
Ketika hamil, Rita tidak menyadari ruam-ruam yang dideritanya membawa dampak untuk sang buah hati. Setelah itu, Rita kerap mengunjungi dokter untuk memeriksa kandungnya. Bahkan, dalam sebulan dia dua kali ke dokter spesialis. Ketika diperiksa, kondisi bayi dan dia dalam keadaan sehat.
Rita pun tidak pernah memberitahu dokter jika dia pernah mengalami campak semasa hamil. Hanya saja, Rita banyak mengalami keluhan saat mengandung.
"Terus lahir Shafa dengan berat badan termasuk rendah 2,5 Kg. Usia Shafa dua minggu saya lihat ada putih di matanya gak seperti biasanya, terus saya konsul ke dokter. Awalnya dokter bilang oh ini kayaknya katarak, terus saya tanya 'kok bisa dok anak-anak katarak?'" jelasnya.
Kala berkonsultasi tersebut, sang dokter membeberkan jika Shafa terkena dampak rubella. "Saya bingung Rubella itu apa. Terus dokter tanya semasa hamil pernah kena campak gak? saya bilang 'oh pernah dok'. Nah dia dokter bilang, virusnya dari campak itu," ungkapnya.
Shafa lahir di Bener Meriah. Sejak mengetahui ada kelainan pada mata anaknya, Rita kerap bolak-balik Bener Meriah-Banda Aceh untuk membawa buah hatinya berobat hingga usia dua tahun. Dampak dari rubella yang diderita Shafa sungguh menyedihkan: matanya mengalami gangguan, telinga tidak dapat mendengar, jantung kena PDA dan belum dapat berbicara.
"Sampai sekarang matanya belum dioperasi, jantung sudah sembuh, belum bisa bicara," katanya.
Tak hanya Shafa, Husnul (2) asal Bireuen, Aceh juga mengalami dampak yang sama. Dia terkena efek karena ibunya Husna menderita campak semasa mengadungnya. Akibatnya, kedua bola matanya mengalami masalah dan dia juga mengalami gangguan pendengaran.
Keluarga Shafa dan Husnul berharap, anak-anak di Tanah Rencong agar divaksin rubella semua. Soalnya, jika virus penyakit menular ini sudah menyerang tubuh, sangat sulit untuk disembuhkan.
"Ayo lah ibu-ibuk kita potong mata rantai dari campak rubella ini. Jangan sampai ada Shafa dan Husnul lain. Sedih buk, bukan masalah virus ini gratis, tapi kami sudah menghabiskan uang banyak untuk pengobatan mereka. Bahkan saya sudah bawa Shafa ke Malaysia. Mereka bukan sakit tapi butuh terapi seumur hidup," ucap Rita lirih.
Sumber: detik.com
Selama dua jam duduk di samping ibunya, tak ada sepatah kata pun terucap dari mulutnya. Sekilas, tak ada yang aneh dari kondisi tubuhnya.
Bocah asal Banda Aceh, Aceh ini divonis terkena dampak Rubella. Penyakit akibat virus menular ini tidak menyerang langsung tubuhnya. Tapi Shafa terkena efek dari ibunya yang menderita ruam-ruam semasa mengandungnya.
"Saya kena campak rubella itu di usia kehamilan 5 minggu. Itu menang saya sama sekali tidak tahu kalau campak rubella itu bahaya untuk ibu hamil," kata ibunda Shafa, Rita Yana (34) kepada wartawan di Banda Aceh, Selasa (11/9/2018).
Ketika hamil, Rita tidak menyadari ruam-ruam yang dideritanya membawa dampak untuk sang buah hati. Setelah itu, Rita kerap mengunjungi dokter untuk memeriksa kandungnya. Bahkan, dalam sebulan dia dua kali ke dokter spesialis. Ketika diperiksa, kondisi bayi dan dia dalam keadaan sehat.
Rita pun tidak pernah memberitahu dokter jika dia pernah mengalami campak semasa hamil. Hanya saja, Rita banyak mengalami keluhan saat mengandung.
"Terus lahir Shafa dengan berat badan termasuk rendah 2,5 Kg. Usia Shafa dua minggu saya lihat ada putih di matanya gak seperti biasanya, terus saya konsul ke dokter. Awalnya dokter bilang oh ini kayaknya katarak, terus saya tanya 'kok bisa dok anak-anak katarak?'" jelasnya.
Kala berkonsultasi tersebut, sang dokter membeberkan jika Shafa terkena dampak rubella. "Saya bingung Rubella itu apa. Terus dokter tanya semasa hamil pernah kena campak gak? saya bilang 'oh pernah dok'. Nah dia dokter bilang, virusnya dari campak itu," ungkapnya.
Shafa lahir di Bener Meriah. Sejak mengetahui ada kelainan pada mata anaknya, Rita kerap bolak-balik Bener Meriah-Banda Aceh untuk membawa buah hatinya berobat hingga usia dua tahun. Dampak dari rubella yang diderita Shafa sungguh menyedihkan: matanya mengalami gangguan, telinga tidak dapat mendengar, jantung kena PDA dan belum dapat berbicara.
"Sampai sekarang matanya belum dioperasi, jantung sudah sembuh, belum bisa bicara," katanya.
Tak hanya Shafa, Husnul (2) asal Bireuen, Aceh juga mengalami dampak yang sama. Dia terkena efek karena ibunya Husna menderita campak semasa mengadungnya. Akibatnya, kedua bola matanya mengalami masalah dan dia juga mengalami gangguan pendengaran.
Keluarga Shafa dan Husnul berharap, anak-anak di Tanah Rencong agar divaksin rubella semua. Soalnya, jika virus penyakit menular ini sudah menyerang tubuh, sangat sulit untuk disembuhkan.
"Ayo lah ibu-ibuk kita potong mata rantai dari campak rubella ini. Jangan sampai ada Shafa dan Husnul lain. Sedih buk, bukan masalah virus ini gratis, tapi kami sudah menghabiskan uang banyak untuk pengobatan mereka. Bahkan saya sudah bawa Shafa ke Malaysia. Mereka bukan sakit tapi butuh terapi seumur hidup," ucap Rita lirih.
Sumber: detik.com
loading...
Post a Comment