Aceh Barat - Acèh Kreatif dan Aceh Kaya adalah dua program yang termaktub dalam visi misi Aceh Hebat. Program ini disiapkan secara khusus oleh Pemerintah Aceh dalam upaya penguatan koperasi di Bumi Serambi Mekah.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Aceh Drs Dermawan MM, dalam sambutannya saat membuka secara resmi Peringatan Hari Koperasi Nasional tahun 2018, di Halaman Gedung Olahraga Meulaboh, Senin (23/7/2018).
"Program Aceh Kreatif fokus untuk mendorong tumbuhnya ekonomi rakyat sesuai potensi daerah, sedangkan Aceh Kaya lebih kepada upaya merangsang semangat kewirausahaan masyarakat di bawah pembinaan lembaga terkait," ungkap Dermawan.
Selain dua program tersebut, Pemerintah Aceh juga terus mendorong sektor swasta mengalokasikan dana CSR nya untuk penguatan koperasi. Untuk itu Dermawan mengimbau semua pihak untuk saling bekerjasama mensukseskan program ini, sehingga koperasi dapat bangkit, berkembang dan kembali berjaya.
Dermawan mengajak semua pihak untuk menjadikan peringatan Hari Koperasi sebagai momentum untuk meningkatkan peran koperasi di tengah-tengah masyarakat, sehingga spirit kekeluargaan dan gotong royong dalam membangun kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.
Saat ini, sambung Dermawan, dunia perkoperasian sedang menghadapi berbagai dinamika seiring kuatnya arus pasar global dan perdagangan bebas yang secara langsung maupun tidak langsung telah menghadirkan dampak terhadap usaha peningkatan kapasitas koperasi dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kita semua tahu, koperasi pada dasarnya dibangun atas dasar kekeluargaan, dan kesetiakawanan. Sementara pergerakan ekonomi global bersifat kapitalis yang mengandalkan persaingan bebas. Yang kuat akan berjaya, yang kalah akan terpuruk. Ironisnya, dunia cenderung membenarkan ekonomi ala barat ini, sehingga membuat semangat kesetiakawanan dalam ekonomi semakin lumpuh," ujar Dermawan.
Kondisi ini merupakan tantangan besar yang harus dihadapi koperasi. Oleh karena itu, Sekda mengingatkan agar koperasi terus mempersiapkan diri sehingga mampu bersaing dengan lembaga swasta berorientasi kapitalis yang mulai bergerak untuk sektor usaha kecil.
"Koperasi harus mampu meyakinkan masyarakat tentang basis ekonomi Islami yang menjunjung tinggi kebersamaan dan gotong royong," tegas Dermawan.
Selain itu, Dermawan juga berpesan agar koperasi mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan perubahan sosial di kalangan masyarakat, terutama akibat meningkatnya semangat individualistis sehingga banyak yang menganggap koperasi sebagai bentuk ekonomi kuno yang tidak lagi sesuai dengan zaman sekarang.
"Untuk menjawab tantangan tersebut, maka semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas koperasi harus kita perkuat. Apalagi kita tahu, koperasi bukan semata-mata sebagai badan usaha, tapi juga merupakan manifestasi ideologi atas dasar keadilan dan saling tolong menolong," imbuh Dermawan.
Ia mengingatkan bahwa Undang-undang nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian telah mengamanatkan semua pihak untuk membangkitkan koperasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dilihat dari prinsip yang dianutnya, koperasi dapat dipandang sebagai gerakan anti kapitalisme dan melawan semangat individualistik. Dengan membesarkan koperasi, kita turut berperan membendung kapitalisme yang merupakan anak kandung dari globalisasi," ujarnya.
Koperasi dan Prinsip Ekonomi Islam
Dalam kesempatan tersebut Dermawan juga mengingatkan bahwa prinsip kapitalis yang cenderung individualistik sangat tidak sesuai dengan budaya Aceh dan ekonomi Islam. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk mendukung langkah Pemerintah Aceh dalam melakukan penguatan koperasi yang cenderung lebih dekat dengan prinsip ekonomi Islam itu.
"Oleh karena itu, menjadi tanggungjawab kita bersama untuk meningkatkan dan menyemarakkan kembali semangat berkoperasi kembali di Aceh, sehingga budaya bangsa, seperti gotong royong, dan kesetiakawanan sosial tetap lestari," kata Dermawan.
Bahkan, sambung Dermawan, peran koperasi dalam membangun kesetiakawanan sosial telah diakui dunia internasional. Ia menambahkan, PBB telah merekomendasikan agar koperasi tampil sebagai model pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang.
"Atas dasar itu revitalisasi koperasi perlu kita galakkan kembali sesuai dengan tema HUT Koperasi tahun ini, 'Penguatan Koperasi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional”.
Dengan cara itu, maka pengaruh kapitalisme yang cenderung membuat orang saling acuh dan tidak peduli dengan sesama dapat dilawan.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM, hingga akhir tahun 2017 jumlah koperasi di Aceh mencapai 6.883 unit. Sebanyak 4.356 unit atau 63,29 persen merupakan koperasi aktif sedangkan sebanyak 2.527 unit atau 36,71 persen merupakan koperasi berkategori kurang aktif. Dari jumlah tersebut, masyarakat Aceh yang bergabung sebagai anggota koperasi mencapai 470.354 orang.
"Terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi memajukan koperasi di Aceh. Dirgahayu Koperasi Nasional ke-71 Mari Berdayakan Koperasi di Aceh demi Penguatan Ekonomi Rakyat," pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dermawan didampingi Wakil Bupati Aceh Barat, Deputi Kelembagaan Kemenkop UKM, Ketua Dekopin Pusat, Kepala Dinas Koperasi dan UKM melakukan penyerahan penghargaan kepada koperasi berprestasi.
Selain itu, ia juga memberikan santunan kepada 100 anak yatim, serta meninjau gerai pamer milik kabupaten/kota.
Berikut ini adalah daftar pemenang koperasi sesuai dengan jenisnya:
Jenis Simpan Pinjam
Juara I Koperasi Dinas Kesehatan, Aceh Selatan
Juara II KSPS Bintang Mandiri, Primer Provinsi
Juara III Koperasi Karya Wanita Kota Baro, Banda Aceh
Harapan I Primkop Kartika Bhakti Utama, Aceh Besar
Harapan II Kopwan Harapan Suci Insani, Bener Meriah
Jenis Konsumen
Juara I KPRI Kopkaga, Banda Aceh
Juara II KPRI Mujur, Aceh Barat
Juara III KPN Amanah (SMK Negeri Langsa)
Harapan I Primkop Kartika, Pidie
Harapan II Primkop Kartika Usaha Bersama, Aceh Singkil
Harapan III Koperasi Hidup Baru, Polres Aceh Besar
Jenis Pemasaran
Juara I KSU Setia Kawan, Aceh Timur
Juara II Kopnel Camar Laot, Aceh Barat
Jenis Jasa
Juara I KSU Wangi Sari Selamat Jaya, Aceh Tamiang
Juara II Primkop Kartika Bungong Seulanga, Banda Aceh.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Aceh Drs Dermawan MM, dalam sambutannya saat membuka secara resmi Peringatan Hari Koperasi Nasional tahun 2018, di Halaman Gedung Olahraga Meulaboh, Senin (23/7/2018).
"Program Aceh Kreatif fokus untuk mendorong tumbuhnya ekonomi rakyat sesuai potensi daerah, sedangkan Aceh Kaya lebih kepada upaya merangsang semangat kewirausahaan masyarakat di bawah pembinaan lembaga terkait," ungkap Dermawan.
Selain dua program tersebut, Pemerintah Aceh juga terus mendorong sektor swasta mengalokasikan dana CSR nya untuk penguatan koperasi. Untuk itu Dermawan mengimbau semua pihak untuk saling bekerjasama mensukseskan program ini, sehingga koperasi dapat bangkit, berkembang dan kembali berjaya.
Dermawan mengajak semua pihak untuk menjadikan peringatan Hari Koperasi sebagai momentum untuk meningkatkan peran koperasi di tengah-tengah masyarakat, sehingga spirit kekeluargaan dan gotong royong dalam membangun kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.
Saat ini, sambung Dermawan, dunia perkoperasian sedang menghadapi berbagai dinamika seiring kuatnya arus pasar global dan perdagangan bebas yang secara langsung maupun tidak langsung telah menghadirkan dampak terhadap usaha peningkatan kapasitas koperasi dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kita semua tahu, koperasi pada dasarnya dibangun atas dasar kekeluargaan, dan kesetiakawanan. Sementara pergerakan ekonomi global bersifat kapitalis yang mengandalkan persaingan bebas. Yang kuat akan berjaya, yang kalah akan terpuruk. Ironisnya, dunia cenderung membenarkan ekonomi ala barat ini, sehingga membuat semangat kesetiakawanan dalam ekonomi semakin lumpuh," ujar Dermawan.
Kondisi ini merupakan tantangan besar yang harus dihadapi koperasi. Oleh karena itu, Sekda mengingatkan agar koperasi terus mempersiapkan diri sehingga mampu bersaing dengan lembaga swasta berorientasi kapitalis yang mulai bergerak untuk sektor usaha kecil.
"Koperasi harus mampu meyakinkan masyarakat tentang basis ekonomi Islami yang menjunjung tinggi kebersamaan dan gotong royong," tegas Dermawan.
Selain itu, Dermawan juga berpesan agar koperasi mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan perubahan sosial di kalangan masyarakat, terutama akibat meningkatnya semangat individualistis sehingga banyak yang menganggap koperasi sebagai bentuk ekonomi kuno yang tidak lagi sesuai dengan zaman sekarang.
"Untuk menjawab tantangan tersebut, maka semangat kebersamaan yang menjadi ciri khas koperasi harus kita perkuat. Apalagi kita tahu, koperasi bukan semata-mata sebagai badan usaha, tapi juga merupakan manifestasi ideologi atas dasar keadilan dan saling tolong menolong," imbuh Dermawan.
Ia mengingatkan bahwa Undang-undang nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian telah mengamanatkan semua pihak untuk membangkitkan koperasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dilihat dari prinsip yang dianutnya, koperasi dapat dipandang sebagai gerakan anti kapitalisme dan melawan semangat individualistik. Dengan membesarkan koperasi, kita turut berperan membendung kapitalisme yang merupakan anak kandung dari globalisasi," ujarnya.
Koperasi dan Prinsip Ekonomi Islam
Dalam kesempatan tersebut Dermawan juga mengingatkan bahwa prinsip kapitalis yang cenderung individualistik sangat tidak sesuai dengan budaya Aceh dan ekonomi Islam. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk mendukung langkah Pemerintah Aceh dalam melakukan penguatan koperasi yang cenderung lebih dekat dengan prinsip ekonomi Islam itu.
"Oleh karena itu, menjadi tanggungjawab kita bersama untuk meningkatkan dan menyemarakkan kembali semangat berkoperasi kembali di Aceh, sehingga budaya bangsa, seperti gotong royong, dan kesetiakawanan sosial tetap lestari," kata Dermawan.
Bahkan, sambung Dermawan, peran koperasi dalam membangun kesetiakawanan sosial telah diakui dunia internasional. Ia menambahkan, PBB telah merekomendasikan agar koperasi tampil sebagai model pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang.
"Atas dasar itu revitalisasi koperasi perlu kita galakkan kembali sesuai dengan tema HUT Koperasi tahun ini, 'Penguatan Koperasi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional”.
Dengan cara itu, maka pengaruh kapitalisme yang cenderung membuat orang saling acuh dan tidak peduli dengan sesama dapat dilawan.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM, hingga akhir tahun 2017 jumlah koperasi di Aceh mencapai 6.883 unit. Sebanyak 4.356 unit atau 63,29 persen merupakan koperasi aktif sedangkan sebanyak 2.527 unit atau 36,71 persen merupakan koperasi berkategori kurang aktif. Dari jumlah tersebut, masyarakat Aceh yang bergabung sebagai anggota koperasi mencapai 470.354 orang.
"Terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi memajukan koperasi di Aceh. Dirgahayu Koperasi Nasional ke-71 Mari Berdayakan Koperasi di Aceh demi Penguatan Ekonomi Rakyat," pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dermawan didampingi Wakil Bupati Aceh Barat, Deputi Kelembagaan Kemenkop UKM, Ketua Dekopin Pusat, Kepala Dinas Koperasi dan UKM melakukan penyerahan penghargaan kepada koperasi berprestasi.
Selain itu, ia juga memberikan santunan kepada 100 anak yatim, serta meninjau gerai pamer milik kabupaten/kota.
Berikut ini adalah daftar pemenang koperasi sesuai dengan jenisnya:
Jenis Simpan Pinjam
Juara I Koperasi Dinas Kesehatan, Aceh Selatan
Juara II KSPS Bintang Mandiri, Primer Provinsi
Juara III Koperasi Karya Wanita Kota Baro, Banda Aceh
Harapan I Primkop Kartika Bhakti Utama, Aceh Besar
Harapan II Kopwan Harapan Suci Insani, Bener Meriah
Jenis Konsumen
Juara I KPRI Kopkaga, Banda Aceh
Juara II KPRI Mujur, Aceh Barat
Juara III KPN Amanah (SMK Negeri Langsa)
Harapan I Primkop Kartika, Pidie
Harapan II Primkop Kartika Usaha Bersama, Aceh Singkil
Harapan III Koperasi Hidup Baru, Polres Aceh Besar
Jenis Pemasaran
Juara I KSU Setia Kawan, Aceh Timur
Juara II Kopnel Camar Laot, Aceh Barat
Jenis Jasa
Juara I KSU Wangi Sari Selamat Jaya, Aceh Tamiang
Juara II Primkop Kartika Bungong Seulanga, Banda Aceh.
loading...
Post a Comment