Jakarta - Infrastruktur pengelolaan gas alam cair (Liqufied Natural Gas/LNG) menjadi gas pipa (regasifikasi) Arun, PT Perta Arun Gas punya peran besar terhadap perekonomian Aceh.
Manager Production Plan & Process Enginering Perta Arun Gas Surkani Manan bercerita, sebelum disulap sebagai fasilitas regasifikasi, infrastruktur yang beroperasi sejak 1978 tersebut berfungsi mengubah gas bumi menjadi LNG, yang dipasok dari ladang gas Arun. Kemudian LNG tersebut diekspor ke berbagai negara di antaranya Jepang dan Korea Selatan.
Dengan begitu kilang LNG Arun menjadi penghasil devisa untuk Indonesia, bahkan ada julukan khusus untuk infrastruktur tersebut, yaitu petro dolar. Selain itu, kondisi ini membuat perekonomian Aceh berkembang, dapat menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja.
"Berapa ratus triliun dihasilkan. Ada beberapa penghasil seperti Bontang, ini lumbung penghasil devisa dari Aceh," kata Sukarni, saat ditemui di Kantor Perta Arun Gas, Lhokseumawe, Aceh Utara, Kamiss (20/7/2017).
Namun setelah 37 tahun beroperasi , kondisi berubah. Kegiatan kilang LNG Arun berhenti. Hal ini disebabkan oleh habisnya pasokan gas dari ladang gas Arun. Tepatnya pada 15 Oktober 2014 LNG terakhir diekspor, dengan begitu ada 4.469 kargo LNG yang dihasilkan dari kilang tersebut selama beroperasi.
Sukarni mengungkapkan, akhirnya kilang LNG tersebut diubah menjadi fasilitas regasifikasi untuk memenuhi pasokan gas industri dan kelistrikan, sesuai dengan surat dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) S/141-MBU.
"Pada 2011 Pertamina sudah lakukan kajian mau dibawa ke mana aset besar ini ada 6 train, tangki LNG, kondensat. Jadi beberapa inisiasi bisnis yang dikembangkan Pertamina, semua diarahkan ekspetasi pelanggan, mengerucut yang prioritas dulu yang diputuskan regasifikasi," paparnya.
Menurut Sukarni, meski tidak sebesar kilang LNG,k peran regasifikasi Arun yang mampu mengolah 405 MMSCFD LNG menjadi gas bumi sangat penting, karena melalui pasokan gas dari infrastruktur tersebut akan membawa dampak berganda untuk perekonomian Aceh.
"Bayangkan waktu dulu bisa menyerap 5 ribu pekerja, industri turunannya, sekarang pekerja Perta Arun Gas sendiri 500-an, walau hanya 500 kalau itu dipilih di Medan akan jadi kota mati. Menciptakan lapangan kerja bisa menopang stabilitas ekonomi dan politik, karena kalau banyak yang nganggur akan meningkatkan kriminalitas," tutup Sukarni.(lp6)
Manager Production Plan & Process Enginering Perta Arun Gas Surkani Manan bercerita, sebelum disulap sebagai fasilitas regasifikasi, infrastruktur yang beroperasi sejak 1978 tersebut berfungsi mengubah gas bumi menjadi LNG, yang dipasok dari ladang gas Arun. Kemudian LNG tersebut diekspor ke berbagai negara di antaranya Jepang dan Korea Selatan.
Dengan begitu kilang LNG Arun menjadi penghasil devisa untuk Indonesia, bahkan ada julukan khusus untuk infrastruktur tersebut, yaitu petro dolar. Selain itu, kondisi ini membuat perekonomian Aceh berkembang, dapat menyerap sekitar 5.000 tenaga kerja.
"Berapa ratus triliun dihasilkan. Ada beberapa penghasil seperti Bontang, ini lumbung penghasil devisa dari Aceh," kata Sukarni, saat ditemui di Kantor Perta Arun Gas, Lhokseumawe, Aceh Utara, Kamiss (20/7/2017).
Namun setelah 37 tahun beroperasi , kondisi berubah. Kegiatan kilang LNG Arun berhenti. Hal ini disebabkan oleh habisnya pasokan gas dari ladang gas Arun. Tepatnya pada 15 Oktober 2014 LNG terakhir diekspor, dengan begitu ada 4.469 kargo LNG yang dihasilkan dari kilang tersebut selama beroperasi.
Sukarni mengungkapkan, akhirnya kilang LNG tersebut diubah menjadi fasilitas regasifikasi untuk memenuhi pasokan gas industri dan kelistrikan, sesuai dengan surat dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) S/141-MBU.
"Pada 2011 Pertamina sudah lakukan kajian mau dibawa ke mana aset besar ini ada 6 train, tangki LNG, kondensat. Jadi beberapa inisiasi bisnis yang dikembangkan Pertamina, semua diarahkan ekspetasi pelanggan, mengerucut yang prioritas dulu yang diputuskan regasifikasi," paparnya.
Menurut Sukarni, meski tidak sebesar kilang LNG,k peran regasifikasi Arun yang mampu mengolah 405 MMSCFD LNG menjadi gas bumi sangat penting, karena melalui pasokan gas dari infrastruktur tersebut akan membawa dampak berganda untuk perekonomian Aceh.
"Bayangkan waktu dulu bisa menyerap 5 ribu pekerja, industri turunannya, sekarang pekerja Perta Arun Gas sendiri 500-an, walau hanya 500 kalau itu dipilih di Medan akan jadi kota mati. Menciptakan lapangan kerja bisa menopang stabilitas ekonomi dan politik, karena kalau banyak yang nganggur akan meningkatkan kriminalitas," tutup Sukarni.(lp6)
loading...
Post a Comment