![]() |
Kondisi cagar budaya saat ini pasca diangkat oleh kontraktor PT Krueng Meuh |
LHOKSEUMAWE- Pasca gagalnya pengangkatan bangunan benteng cagar budaya dari dalam tanah oleh pihak kontraktor,Sabtu (5/11/2016),Dinas Perhubungan,Kebudayaan dan Pariwisata Kota Lhokseumawe menyesalkan tindakan penguburan situs sejarah yang dilakukan oleh kontraktor PT Krueng Meuh tanpa terlebih dahulu meminta izin hingga membuat kondisi cagar budaya tersebut terancam rusak dan hilang ditelan bumi.
Hal tersebut di sampaikan oleh Kadis Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Lhokseumawe Ishak Rizal yang kemarin turut menyaksikan proses penyelamatan situs sejarah dengan wajah yang kurang bersemangat.
Kendati demikian, Ishak menyebutkan bila tidak mampu lagi diangkat, maka cara lain tentunya rekanan harus menggelar musawarah dengan semua pihak terkait untuk membuat replika yang murip bangunan bunker.
Sehingga setidaknya, benda sejarah itu tidak lenyap begitu saja tapi masih bisa diabadikan dengan membuat replikanya.
“ Saya berharap bunker sejarah itu tetap harus diselamatkan walau harus menempuh berbagai cara. Apabila tidak mampu, maka pihak rekanan harus membuat replika sebagai bukti sejarah,” harapnya.
Sementara itu Warga Dusun Tanah Lapang Desa Ujong Blang Kota Lhokseumawe tetap berharap agar Cagar Budaya peninggalan zaman jepang tersebut dapat dikembalikan ke permukaan tanah seperti semula dan menolak jika adanya wacana membuatkan Replika cagar budaya tersebut.
Hal ini disampaikan oleh bang pen salahsatu warga yang bermukim tidak jauh dari lokasi penguburan cagar budaya tersebut.
Menurut bang pen saat cagar budaya tersebut dikubur oleh kontraktor PT Krueng Meuh tanpa diketahui oleh para pemuda,aparatur desa dan tokoh masyarakat,sehingga para warga tetap bersikeras agar cagar budaya tersebut tetap harus diangkat kembali.
![]() |
Kondisi bungker saat ini |
(Baca: Protes Penguburan Situs Sejarah (Bunker Jepang), Warga Ujung Blang Delegasi ke Dinas PU )
“Kami tidak mau tahu kalau mereka kemarin sudah gagal dan kami tidak mau terima replika,mereka harus menggunakan alat apa agar cagar budaya tersebut bisa diangkat kembali,yang jelas kami masyarakat mulai anak muda,aparatur desa sampai orang polsek tidak mengetahui waktu kurok-rok (sebutan warga setempat untuk cagar budaya tersebut) dikubur ”,ujar bang pen kepada Reporter,Senin (7/11/2016) saat melihat kondisi cagar budaya pasca gagalnya pengangkatan oleh 2 alat berat milik PT Krueng Meuh.
Reporter: Bustami
loading...
Post a Comment