StatusAceh.Net - Dua Belas Pemuda Aceh lolos untuk mengikuti kegiatan Anti-Corruption Youth Camp 2016 yang di gelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bekerjasama dengan Duta Transformasi insani (DTI), Indonesia Corruption Watch (ICW), Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh, Masyarakat Transparansi (MaTa) dan Pengurus Besar Ikatan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa (PB-IPPEMAS) Sabang.
Kegiatan itu akan dilaksanakan di Gapang Beach Resort pada tanggal 18-28 Oktober 2016, di ikuti 40 peserta seluruh Indonesia. Semua peserta yang dinyatakan lulus oleh panitia dalam kegiatan, untuk kemudian mendapatkan kesempatan mengikuti semua rangkaian kegiatan yang sudah ditentukan panitia.
Panitia telah menerima 85 orang peserta yang mengikuti seleksi melalui tulisan (essay) dan dikirim kepada panitia. Dari hasil seleksi, panitia mengumumkan 40 orang yang berhasil dan lulus tes pada kegiatan Anti-Corruption Youth Camp 2016.
Kegiatan ini di ikuti dari berbagai latar belakang organisasi dan komunitas yang ada di lima Provinsi yaitu Aceh, Sumatra Utara, Riau, Banten dan Bali. Selain itu ada 8 peserta yang berasal dari pemuda lokal Sabang dan 17 Undangan dari Lembaga dan Komunitas Anti Korupsi.
“Kegiatan ini akan menjadi siraturahmi antar generasi Anti Korupsi di Indonesia dan kegiatan ini juga menjadi salah satu peluang kita untuk belajar dan menambah pengalaman serta bersama-sama akan menggali ilmu untuk mengkampanyekan tentang Anti Korupsi” ujar Crisna Direktur Rumoh Transparansi - Aceh yang juga dinyatakan lulus pada kegiatan ini, Senin (3/10/2016).
Pada kegiatan Youth Camp nanti, peserta akan mendapatkan materi workshop dari berbagai narasumber dan melakukan kegiatan live in desa untuk berbaur dan berbagi bersama dengan masyarakat di Gampong Kota Sabang. Di gampong peserta akan menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapatkan dari para narasumber sebagi bagian praktek dalam kegiatan ini.
Kegiatan itu akan dilaksanakan di Gapang Beach Resort pada tanggal 18-28 Oktober 2016, di ikuti 40 peserta seluruh Indonesia. Semua peserta yang dinyatakan lulus oleh panitia dalam kegiatan, untuk kemudian mendapatkan kesempatan mengikuti semua rangkaian kegiatan yang sudah ditentukan panitia.
Panitia telah menerima 85 orang peserta yang mengikuti seleksi melalui tulisan (essay) dan dikirim kepada panitia. Dari hasil seleksi, panitia mengumumkan 40 orang yang berhasil dan lulus tes pada kegiatan Anti-Corruption Youth Camp 2016.
Kegiatan ini di ikuti dari berbagai latar belakang organisasi dan komunitas yang ada di lima Provinsi yaitu Aceh, Sumatra Utara, Riau, Banten dan Bali. Selain itu ada 8 peserta yang berasal dari pemuda lokal Sabang dan 17 Undangan dari Lembaga dan Komunitas Anti Korupsi.
“Kegiatan ini akan menjadi siraturahmi antar generasi Anti Korupsi di Indonesia dan kegiatan ini juga menjadi salah satu peluang kita untuk belajar dan menambah pengalaman serta bersama-sama akan menggali ilmu untuk mengkampanyekan tentang Anti Korupsi” ujar Crisna Direktur Rumoh Transparansi - Aceh yang juga dinyatakan lulus pada kegiatan ini, Senin (3/10/2016).
Pada kegiatan Youth Camp nanti, peserta akan mendapatkan materi workshop dari berbagai narasumber dan melakukan kegiatan live in desa untuk berbaur dan berbagi bersama dengan masyarakat di Gampong Kota Sabang. Di gampong peserta akan menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapatkan dari para narasumber sebagi bagian praktek dalam kegiatan ini.
Dengan pendekatan metode community development untuk perubahan sosial, peserta akan saling berbagi, berkolaborasi, dan merancang keberlanjutan kegiatan dari topik atau masalah yang diangkat dari tiap gampong yang mereka tinggali, serta mencari solusi kreatif dari masalah tersebut.
Kegiatan ini juga akan berisikan materi antikorupsi, tahap ini juga akan berisi sesi diskusi dan berbagi dari beberapa narasumber yang aktif di komunitasnya masing-masing, misalnya Robi Navicula yang akan bercerita tentang kreatifitas, idealisme dalam musik untuk perubahan sosial, Sely Martini (ICW) yang akan berbagi tentang pengelolaan APBD, Mulyadi (YKPM Makassar) yang akan bercerita tentang Relawan Auditor Sosial, atau Marintan Sirait yang menjadi koordinator Konsorsium Komunitas Bandung dalam gerakan antikorupsi.
Selain mendapatkan pengetahuan dari para narasumber, peserta juga akan belajar membuat berbagai media propaganda, seperti poster, mural, sablon kaos, dan sebagainya. Di samping itu, materi tentang konsep kreatif komunikasi, pengelolaan keuangan desa, dan citizen journalis untuk mendapatkan mempublikasikan isu dalam gerakan komunitas, juga menjadi materi yang akan didiskusikan pada tahap ini.
Di samping itu, materi tentang konsep kreatif komunikasi, pengelolaan keuangan desa, dan citizen journalis untuk mendapatkan mempublikasikan isu dalam gerakan komunitas, juga menjadi materi yang akan didiskusikan pada tahap ini. Peserta akan dibagi menjadi empat kelompok yang berkolaborasi dengan perwakilan pemuda dari desa piloting. Setiap kelompok akan mulai melakukan pemetaan topik, menyusun rencana intervensi, dan perancangan pendekatan kreatif. Topik yang dipilih tidak harus sebuah permasalahan, tapi dapat juga berupa sebuah akselerasi atau mendorong implementasi hal baru.
Selain itu, topik yang dipilih tidak harus selalu berkaitan dengan masalah korupsi uang negara, namun juga berbagai hal yang terjadi di desa piloting, seperti masalah pendidikan, pertanian, pengelolaan keuangan desa, kesehatan, pengelolaan wisata, dan lain sebagainya. “Tolak ukur dari topik yang diambil adalah untuk terciptanya manfaat yang nyata dan menyentuh kehidupan keseharian masyarakat desa tersebut,” ulas Crisna.(modusaceh)
loading...
Post a Comment