![]() |
Ilustrasi |
Menurut Muammar (42) salah seorang warga hagu, dirinya bersama belasan ibu-ibu warga fakir miskin binaan pekan lalu,Kamis (30/6/2016) ikut melakukan aksi protes ke halaman depot pertamina yang terletak di desa Hagu Selatan Kec. Banda Sakti untuk memprotes kebijakan pejabat nomor satu di depot pertamina tersebut.
Menurutnya aksi protes yang dilakukannya bersama belasan kaum ibu-ibu, dimana bantuan yang disalurkan oleh pihak depot pertamina kepada kepala desa atau geuchik mereka tidak transparan.
Bahkan pembagian yang dilakukan bukanlah kepada sasarannya yakni warga binaan fakir miskin namun bantuan berupa sembako dan uang tersebut mayoritas diterima oleh mereka yang masih ada hubungan keluarga dengan geuchik dan orang mampu.
" Siapa yang tidak sedih, kalau bantuan yang seharusnya menjadi hak orang fakir miskin dan anak yatim justru diterima orang lain yang tidak berhak. Jadi kami yang miskin selalu menonton tanpa bisa menikmati bantuan. Makanya kami datangi pertamina untuk memprotes, "Ungkap Muamar dengan roman lemah.
Menurut Muammar, sejak Ayub menjabat sebagai Kepala Depot Pertamina Regional II Kota Lhokseumawe, warga lingkungan yang umumnya hidup dibawah garis kemiskinan terlantarkan tanpa uluran tangan.
Padahal menurut muammar desanya dan beberapa desa lainnya di sekitar depot pertamina adalah warga binaan, bila masa sebelumnya, warga lingkungan pernah merasakan penyaluran bantuan dana CSR, tapi kali ini sama sekali tidak pernah menikmati perhatian seperti biasanya.
Muammar menjelaskan aksi demo warga miskin ini dipicu oleh adanya penyaluran bantuan sembako untuk Desa Hagu Tengoh dan Hagu Selatan.
Bahkan hanya sering mendengar adanya penyaluran bantuan dari pertamina setempat melalui geusyik, namun karena tidak transparan masyarakat pun tidak pernah terlihat realisasinya dilapangan.
Reporter: T. Sayed Azhar
loading...
Post a Comment