![]() |
Ilustrasi |
StatusAceh.Net - Pria paruh baya ditembak polisi karena berusaha menyerang orangtuanya dengan parang dini hari tadi. Peristiwa itu terjadi di Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.
Jenazah Sigit Joko Prastowo (43) langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar. Polisi mengklaim, sudah mengeluarkan dua kali tembakan peringatan sebelum memutuskan menembak perut Sigit.
“Penembakan sudah sesuai prosedur. Dia tidak hanya menyerang orangtuanya tapi juga petugas,” kata Kasat Reskrim Polresta Blitar, AKP Danang Yudanto, Rabu (23/3/2016).
Danang menambahkan, pelaku terpaksa dilumpuhkan karena perbuatannya mengancam keselamatan orang lain. Kendati begitu, aparat yang menembak tetap akan diperiksa oleh Propam.
Sementara itu, orangtua Sigit, Karmidianto mengaku sejak kemarin sore anaknya mengamuk karena dilarang menggendong keponakannya yang masih balita. Sigit mengamuk ke semua orang bahkan orangtuanya dianiaya dan dipukuli serta diancam menggunakan parang.
Merasa terancam, Karmidianto melaporkan ke polisi. Polisi yang datang langsung disambut dengan parang oleh pelaku. Polisi yang terancam sempat melakukan tembakan peringatan, sebelum menembak tubuh Sigit.
Sigit mengalami ganguan jiwa sejak 1998. Oleh keluarga, Sigit sudah dibawa ke RSJ sebanyak 13 kali namun tidak kunjung sembuh, justru bertambah parah.(Sumber: okezone.com)
Jenazah Sigit Joko Prastowo (43) langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar. Polisi mengklaim, sudah mengeluarkan dua kali tembakan peringatan sebelum memutuskan menembak perut Sigit.
“Penembakan sudah sesuai prosedur. Dia tidak hanya menyerang orangtuanya tapi juga petugas,” kata Kasat Reskrim Polresta Blitar, AKP Danang Yudanto, Rabu (23/3/2016).
Danang menambahkan, pelaku terpaksa dilumpuhkan karena perbuatannya mengancam keselamatan orang lain. Kendati begitu, aparat yang menembak tetap akan diperiksa oleh Propam.
Sementara itu, orangtua Sigit, Karmidianto mengaku sejak kemarin sore anaknya mengamuk karena dilarang menggendong keponakannya yang masih balita. Sigit mengamuk ke semua orang bahkan orangtuanya dianiaya dan dipukuli serta diancam menggunakan parang.
Merasa terancam, Karmidianto melaporkan ke polisi. Polisi yang datang langsung disambut dengan parang oleh pelaku. Polisi yang terancam sempat melakukan tembakan peringatan, sebelum menembak tubuh Sigit.
Sigit mengalami ganguan jiwa sejak 1998. Oleh keluarga, Sigit sudah dibawa ke RSJ sebanyak 13 kali namun tidak kunjung sembuh, justru bertambah parah.(Sumber: okezone.com)
loading...
Post a Comment