StatusAceh.Net - Nama Bahrun Naim mendadak terkenal seiring dengan serangan kelompok teroris di kawasan Jl MH Thamrin, Jakarta.
Ia juga menjadi orang yang paling diburu kepolisian karena diduga sebagai dalang aksi teroris tersebut.
Bahrun adalah mantan napi kasus terorisme yang pernah ditangkap Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror pada 9 November 2010 di Solo, Jawa Tengah, atas tuduhan kepemilikan senjata api dan bahan peledak ilegal.
Hakim menjatuhkan vonis dua tahun enam bulan penjara kepada Bahrun.
Bahrun sebelumnya juga pernah dituduh menyembunyikan gembong teroris Noordin M Top.
Selepas dari bui, ia hijrah ke Suriah untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Bulan November 2015 ia diketahui mengirimkan dana ke kelompok ISIS di Indonesia untuk melakukan aksi.
Nama Bahrun sebagai pimpinan kelompok teroris yang beraksi di dekat perbelanjaan Sarinah disebut Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian dalam jumpa pers di Kantor Presiden, beberaja setelah serangan teroris, Kamis (14/1).
Menurut Tito, aksi itu merupakan langkah Bahrun untuk menjadi pemimpin cabang ISIS di Asia Tenggara.
Bahrun tercatat sebagai warga warga RT 01, RW 01, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Alamat rumah tersebut merupakan kediaman pribadi kedua orangtua Naim, Fathurahman dan Siti Thoyyibah.
Orangtua Bahrun jualan makanan beku seperti sosis, bakso hingga nugget.
"Bahrun masih tercatat sebagai warga kami di Kelurahan Sangkrah. Tinggalnya di Jalan Sungai Indragiri Nomor 57, Sangkrah. Tapi saya tidak tahu aktivitasnya apa, saya belum pernah ketemu," ujar Lurah Sangkrah, Singgih Bagjono, Jumat.
Saat dikunjungi, rumah orangtua Bahrun terlihat sepi.
"Enggak, maaf nggak bisa wawancara," ujar seorang wanita yang merupakan adik Bahrun Naim.
Ia kemudian langsung menutup pintu rumah.
Ketua RT 01 Sugeng mengatakan kedua orangtua Naim tinggal bersama dua anaknya (adik kandung Naim). Dikatakan, Bahrun Naim jarang sekali beraktivitas bersama warga lainnya.
"Orangnya cenderung diam dan sopan. Bapaknya, pensiunan Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang lebih banyak beraktivitas bersama warga," ungkapnya. Sugeng menambahkan sejak keluar dari penjara, Naim jarang sekali pulang ke rumah. Ia mendengar kabar Naim tinggal di Suriah.
Reparasi komputer
Ia juga menjadi orang yang paling diburu kepolisian karena diduga sebagai dalang aksi teroris tersebut.
Bahrun adalah mantan napi kasus terorisme yang pernah ditangkap Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror pada 9 November 2010 di Solo, Jawa Tengah, atas tuduhan kepemilikan senjata api dan bahan peledak ilegal.
Hakim menjatuhkan vonis dua tahun enam bulan penjara kepada Bahrun.
Bahrun sebelumnya juga pernah dituduh menyembunyikan gembong teroris Noordin M Top.
Selepas dari bui, ia hijrah ke Suriah untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Bulan November 2015 ia diketahui mengirimkan dana ke kelompok ISIS di Indonesia untuk melakukan aksi.
Nama Bahrun sebagai pimpinan kelompok teroris yang beraksi di dekat perbelanjaan Sarinah disebut Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian dalam jumpa pers di Kantor Presiden, beberaja setelah serangan teroris, Kamis (14/1).
Menurut Tito, aksi itu merupakan langkah Bahrun untuk menjadi pemimpin cabang ISIS di Asia Tenggara.
Bahrun tercatat sebagai warga warga RT 01, RW 01, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Alamat rumah tersebut merupakan kediaman pribadi kedua orangtua Naim, Fathurahman dan Siti Thoyyibah.
Orangtua Bahrun jualan makanan beku seperti sosis, bakso hingga nugget.
"Bahrun masih tercatat sebagai warga kami di Kelurahan Sangkrah. Tinggalnya di Jalan Sungai Indragiri Nomor 57, Sangkrah. Tapi saya tidak tahu aktivitasnya apa, saya belum pernah ketemu," ujar Lurah Sangkrah, Singgih Bagjono, Jumat.
Saat dikunjungi, rumah orangtua Bahrun terlihat sepi.
"Enggak, maaf nggak bisa wawancara," ujar seorang wanita yang merupakan adik Bahrun Naim.
Ia kemudian langsung menutup pintu rumah.
Ketua RT 01 Sugeng mengatakan kedua orangtua Naim tinggal bersama dua anaknya (adik kandung Naim). Dikatakan, Bahrun Naim jarang sekali beraktivitas bersama warga lainnya.
"Orangnya cenderung diam dan sopan. Bapaknya, pensiunan Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang lebih banyak beraktivitas bersama warga," ungkapnya. Sugeng menambahkan sejak keluar dari penjara, Naim jarang sekali pulang ke rumah. Ia mendengar kabar Naim tinggal di Suriah.
Reparasi komputer
Semasa hidup di penjara, Bahrun Naim sering mengisi acara pengajian. Staf Rumah Tahanan (Rutan) Klas 1A Solo, Juniedi, mengatakan Naim merupakan sosok sangat pendiam.
"Dulu sebelum sidang dia ditempatkan di blok B, tetapi setelah sidang ditempatkan di blok C," ujarnya, Jumat.
Juniedi menambahkan, selama di rutan Naim bersikap sangat baik dan sering membantu staf rutan memperbaiki komputer yang rusak.
"Naim mengajari saya membuat blog untuk mempromosikan usaha saya. Banyak pesanan usaha saya datang dari luar kota karena membaca blog yang dibuat Naim," sambungnya.
Selain itu, selama berada di rutan, istri pertama Bahrun Naim bersama dua anaknya, hampir setiap jadwal besuk selalu mengunjungi suaminya ini.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Darsono membenarkan Bahrun Naim merupakan alumni dari kampusnya.
"Bahrun Naim merupakan alumni program D3 Jurusan Ilmu Komputer Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam). Dia masuk 2002 dan lulus pada tahun 2005. Angkatan ini merupakan angkatan pertama program D3 Ilmu Komputer," ujarnya, Jumat.
Wakil Dekan Fakultas MIPA, Prof Sugiyarto juga mengatakan selama kuliah di UNS, prestasi akademik Bahrun Naim tidak menonjol.
"Indeks prestasinya saya tidak tahu pastinya, tetapi dia tidak begitu menonjol untuk prestasi akademiknya," ujarnya.
Sugiyarto menambahkan semasa di kampus, Bahrun Naim tidak aktif dalam organisasi keagamaan di kampus.
Hanya saja, Naim pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer.
Sumber: tribunnews.com
loading...
Post a Comment