Banda Aceh - Sejarah membuktikan, tidak sedikit perempuan Aceh yang tampil
sebagai pemimpin dalam pergerakan melawan penjajah. Kejayaan itu selayaknya
bisa diulang kembali agar kita dapat melihat ebih banyak perempuan Aceh yang
tampil sebagai pemimpin di ruang-ruang publik.
Hal tersebut
disampaikan oleh Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah dalam sambutannya yang
dibacakan oleh Sekretaris Daerah Aceh, Drs. Dermawan, MM pada acara puncak
peringatan Hari Ibu yang ke 87 di Anjong Mon Mata, Kamis (17/12)
“Hari ini kita
bisa melihat peran perempuan yang tampil aktif berperan diruang publik masih
minim, perempuan Aceh yang tampil sebagai pemimpin di masyarakat masih sangat
kurang,”ujar Sekda
Sekda
mencontohkan, dalam formasi yang ada di DPR Aceh misalnya, dari 81 orang
anggota Legislatif, hanya terdapat 12 legislator perempuan (14,81 persen).
Sementara untuk DPRK di 23 Kabupaten/Kota di Aceh, dari 650 kursi yang ada ada, hanya diduduki oleh
57 legislator perempuan ( hanya 8,8 persen).
“hal ini menunjukkan keterlibatan perempuan
masih belum maksimal, saya yakin jika diberi peluang dan kesempatan, perempuan
juga bisa menjadi motor penggerak dan motor perubahan di Aceh” kata Dermawan
Ditengah
minimnya peran perempuan jelasnya, tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak
juga semakin meningkat. Untuk itu kita tidak hanya berupaya meningkatkan
kapasitas perempuan tapi juga memberikan perlindungan khusus kepada perempuan
dan anak.
“Kita berharap
para tokoh ulama, tokoh adat dan masyarakat turut aktif mensosialisasikan
gerakan kebangkitan perempuan dan perlindungan di Aceh” pungkasnya
Pada kesempatan
tersebut, Sekda menghimbau kepada kaum ibu dan para perempuan Aceh agar
meningkatkan kepercayaan diri yang lebih baik, meningkatkan kapasitas dan
belajar dari lingkungan, serta peduli dan kritis terhadap isu-isu sosial yang
berkembang.
Sementara itu,
Kepala Badan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Dahlia, MAg, mengatakan, peran
perempuan Aceh sangat besar dalam mengukir sejalah Aceh, baik itu sebagai
pahlawan maupun pemimpin Pemerintahan. Untuk itu, kita harap peran perempuan
Aceh dapat kembali kita tunjukkan untuk membangun Aceh yang lebih baik.
Selain itu,
Perempuan yang juga berperan sebagai Ibu harus dapat mendidik anak dan menjaga
keluarga sehinga dapat meningkatkan perlindungan terhadap anak, sebab
perlindungan terhadap anak tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kaum ibu.
Turut
hadir
dalam acara tersebut, Asisten III bidang Administrasi Umum, Syahrul
Kepala Bappeda Aceh, Zulkifli, Kelapa Inspektorat, Abdul Karim , Kepala
Biro
Isra, Ilyas Nyak Tui dan sejumlah pejabat dilingkungan Pemerintah Aceh.(Rill)
loading...
Post a Comment