Lhoksukon - Forum Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Cut Meutia kembali mendatangi rumah Bakhtiar Beni warga Gampong Ulee Reuleung Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Sabtu (2/5/2020). Bakhtiar Beni terpaksa tinggal di sebuah gubuk yang hampir roboh dan berada di atas tanah orang lain.
Kali ini turut dihadiri oleh Camat Dewantara Nawafil Mahyudha, istri ketua LBH APIK Aceh, istri ketua P2TP2A Aceh Utara, Kepala RRI cabang Lhokseumawe, Forum Anak Pasee dan sejumlah awak media.
"Saya selaku ketua puspa Aceh Utara yang mewakili seluruh pengurus ingin mengucapkan terimkasih dan berharap kepedulian kita hari ini adalah langkah awal yang saya harapkan akan tersistem untuk menjadi pintu masuk bagi kebaikan hidup untuk masyarakat dan PUSPA bisa menjadi mitra pemerintah yang strategis kedepan dalam mengawal tercapaianya visi misi kepala daerah," kata ketua PUSPA Suryani, SE.M.S.M.
Menurutnya, mulai hari ini PUSPA akan membuka donasi buat keluarga Bakhtiar Beni. Maka untuk itu bagi masyarakat yang mau membantu silahkan mengirim donasi melalui rekening Forum tersebut.
“Kami juga membuka donasi untuk membantu keluarga tersebut dengan memberikan modal usaha dikarenakan tanah dan bangunan rumah sudah dibantu oleh Ibu Darwati dengan luas tanah 10×15 meter,” tambah Suryani yang di dampingi Sekretarisnya Nurliani S.Sos.
Bagi yang ingin menyelurkan bantuan berupa uang tunai, Suryani mengatakan pihaknya telah membuka rekening BNI 0944266616 atas nama Forum Puspa Cut Meutia Aceh Utara, dan untuk informasinya bisa menghubungi pihaknya di nomor ponsel 08126962174.
Sementara Geuchik Ulee Reuleung, Abdullasi menyebutkan pihaknya telah memberi perhatian lebih kepada Bakhtiar dengan membantu sumbangan beras dan berbagai kebutuhan pokok lainnya, bahkan pihaknya memberi pekerjaan tambahan kepadanya dengan mengangkat sebagai bilal di meunasah.
“Pada tahun lalu pernah mengajukan permohonan ke Baitul Mal Aceh, tetapi setelah disurvei yang bersangkutan tidak memiliki tanah, hingga batal dibangun rumah untuk beliau. Dan jika ada lahan kami aparatur desa juga siap bangun dengan dana desa,” tuturnya.
Camat Dewantara Nawafil Mahyudha mengucapkan terima kasih kepada forum PUSPA yang sudah membantu keluarga Bakhtiar.
"Terima kasih kepada tim PUSPA, dan saya ikut prihatin kondisi keluarga pak Bakhtiar, kami dari muspika akan mendatai kelurga beliau dan nantinya akan dikirim ke dinas terkait," imbuhnya.
Bakhtiar Tetap Berusaha Untuk Memenuhi Kebutuhan Keluarganya
Untuk diketahui, Bakhtiar Beni tinggal bersama istrinya Anisah dan 11 anaknya di sebuah gubuk yang berukuran 3×4 meter itu dindingnya terpasang dari anyaman bambu, beratap daun rumbia, dan berlantai tanah terlihat sudah miring dan hampir roboh. Isi dalamnya tidak ada kamar pembatas antara dapur dengan tempat tidur.
Anisah yang pernah melahirkan 13 anak dikenal dengan sebutan “Kak Lhee Blah” oleh masyarakat di desa setempat. Anak perempuannya ada empat orang dan laki-laki tujuh orang, semuanya tinggal dalam satu rumah. Sementara dua putrinya yang lain telah meninggal dunia.
Tiga anak perempuannya terpaksa berhenti sekolah dan hanya tamatan sekolah dasar karena faktor ekonomi keluarga, kemudian tujuh anak laki-laki lainnya saat ini sedang menempuh pendidikan di tingkat MIN dan SMP. Sedangkan satu anak perempuan yang bungsu saat ini menjalani pendidikan di sekolah taman kanak-kanak.
Dari riwayat kehidupannya, Bakhtiar adalah perantau dari Simpang Ulim, Aceh Timur. Lima tahun lalu ia merantau ke desa tersebut dan tinggal di tanah milik orang lain dengan kepemilikan tanah dan rumah adalah hak pakai tanpa surat perjanjian.
Untuk menghidupi keluarganya sehari-hari, Baktiar bekerja sebagai kuli bangunan dan istrinya bekerja sebagai buruh cetak batu bata yang berada di samping rumah yang dia tinggali.
“Saya hanya berusaha semampu saya, pendapatan per hari dibilang cukup emang tidak pernah cukup, karena harus memenuhi kebutuhan pokok dan anak-anak sehari-hari,” kata Bakhtiar.
Namun, dia tetap bersyukur dengan apa yang dimilikinya, tidak pernah mengeluh dan menjalani kehidupan dengan terus berusaha dan berdoa. “Saya hanya bisa bersyukur aja apa yang saya dapatkan hari ini, jika saya terlalu melihat ke atas maka saya akan melakukan tindakan yang dilarang dalam agama,” imbuh Bakhtiar.[]
loading...
Post a Comment