Banda Aceh - Pemerintah Aceh mengatakan mencabut pemberlakukan jam malam mulai Sabtu (4/4/2020). Hal ini dilakukan karena program safety net belum berjalan. Sementara itu jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19 di Aceh tercatat sebanyak 1.179 kasus. Ada penambahan sebanyak 65 kasus dibandingkan kemarin, 1.111 kasus.
ODP yang telah selesai masa pemantauan 343 kasus, dan yang masih dalam proses pemantauan petugas kesehatan 833 kasus.
Juru Bicara Covid-19 Saifullah Abdulgani (SAG) kepada aceHtrend, terkait pembaharuan informasi harian Percepatan Penanggulangan Covid-19 Aceh, per tanggal, 4 April 2020, pukul 15.00 WIB, mengatakan informasi tersebut merupakan data akumulatif yang dikumpulkan dari 23 kabupaten/kota, melalui Posko Covid-19 Kesehatan Aceh.
Sementara itu, sambungnya, jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP), tercatat 52 kasus, bertambah 3 kasus dari kemarin 49. Jumlah PDP yang dirawat di rumah sakit rujukan provinsi maupun kabupaten/kota sebanyak 10 kasus. Berkurang satu kasus dibandingkan kemarin. PDP yang pulang dan sehat 38 kasus.
Lebih lanjut SAG menjelaskan, PDP konfirmasi Positif dalam perawatan Tim Medis RICU RSUZA Banda Aceh sebanyak 4 kasus. Sedangkan PDP yang meninggal tidak ada penambahan, selain satu PDP Positif Covid-19, dan satu lagi meninggal PDP Negatif.
Pemberlakuan Jam Malam di Aceh
Sementara itu, penerapan jam malam di Acwh yang sempat diberlakukan 29 Maret 2020 hari ini (4/4/2020) dihentikan.
Berkaitan itu, aktifitas malam di Aceh sudah bisa dilanjutkan lagi. “Karena belum diikuti program savety net yang memadai.
Plt Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, M.T., saat dalam sebuah interview yang disiarkan oleh TVRI (4/4/2020), mengatakan saat arahan Presiden Jokowi, Pemerintah Aceh telah menyiapkan sejumlah skema distancing sosial. “Kita juga sudah siapkan anggaran tidak terduga dari APBA sebesar Rp 118 milyar,” kata Nova.
Dana tersebut, kata Nova akan sepenuhnya dicadangkan untuk pelaksanaan sosial safety net dan untuk bidang kesehatan terutama seperti rapid test.
Kata Nova, untuk mengatasi penurunan sektor ekonomi terutama di sektor pariwisata, lanjut pihaknya merancang program safety net yang dukungan pembiayaannya bersumber dari Inpres nomor 4 yang dikeluarkan pemerintah.
Anggaran tersebut nantinya bisa dialihkan dari anggaran fisik ke anggaran sosial budaya dan kesehatan, khususnya sosial safety net.
“Itu semua sudah berjalan. Per hari ini, sebanyak 60 ribu keluarga penerima manfaat kita data dan kita jalankan, yang pertama dengam skema pembagian sembako per 2 minggu per kk”, kata Nova. | Acehtrend.com
ODP yang telah selesai masa pemantauan 343 kasus, dan yang masih dalam proses pemantauan petugas kesehatan 833 kasus.
Juru Bicara Covid-19 Saifullah Abdulgani (SAG) kepada aceHtrend, terkait pembaharuan informasi harian Percepatan Penanggulangan Covid-19 Aceh, per tanggal, 4 April 2020, pukul 15.00 WIB, mengatakan informasi tersebut merupakan data akumulatif yang dikumpulkan dari 23 kabupaten/kota, melalui Posko Covid-19 Kesehatan Aceh.
Sementara itu, sambungnya, jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP), tercatat 52 kasus, bertambah 3 kasus dari kemarin 49. Jumlah PDP yang dirawat di rumah sakit rujukan provinsi maupun kabupaten/kota sebanyak 10 kasus. Berkurang satu kasus dibandingkan kemarin. PDP yang pulang dan sehat 38 kasus.
Lebih lanjut SAG menjelaskan, PDP konfirmasi Positif dalam perawatan Tim Medis RICU RSUZA Banda Aceh sebanyak 4 kasus. Sedangkan PDP yang meninggal tidak ada penambahan, selain satu PDP Positif Covid-19, dan satu lagi meninggal PDP Negatif.
Pemberlakuan Jam Malam di Aceh
Sementara itu, penerapan jam malam di Acwh yang sempat diberlakukan 29 Maret 2020 hari ini (4/4/2020) dihentikan.
Berkaitan itu, aktifitas malam di Aceh sudah bisa dilanjutkan lagi. “Karena belum diikuti program savety net yang memadai.
Plt Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, M.T., saat dalam sebuah interview yang disiarkan oleh TVRI (4/4/2020), mengatakan saat arahan Presiden Jokowi, Pemerintah Aceh telah menyiapkan sejumlah skema distancing sosial. “Kita juga sudah siapkan anggaran tidak terduga dari APBA sebesar Rp 118 milyar,” kata Nova.
Dana tersebut, kata Nova akan sepenuhnya dicadangkan untuk pelaksanaan sosial safety net dan untuk bidang kesehatan terutama seperti rapid test.
Kata Nova, untuk mengatasi penurunan sektor ekonomi terutama di sektor pariwisata, lanjut pihaknya merancang program safety net yang dukungan pembiayaannya bersumber dari Inpres nomor 4 yang dikeluarkan pemerintah.
Anggaran tersebut nantinya bisa dialihkan dari anggaran fisik ke anggaran sosial budaya dan kesehatan, khususnya sosial safety net.
“Itu semua sudah berjalan. Per hari ini, sebanyak 60 ribu keluarga penerima manfaat kita data dan kita jalankan, yang pertama dengam skema pembagian sembako per 2 minggu per kk”, kata Nova. | Acehtrend.com
loading...
Post a Comment