Subussalam - Forum Komunikasi Anak Bangsa (Forkab) Kota Subulussalam tolak tegas wacana referendum Aceh, pernyataan penolakan ini dikemukakan dalam diskusi yang mereka gelar di Resto Braga Coffe, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam.
Diskusi ini mereka adakan untuk menanggapi pernyataan mantan wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf dalam peringatan wafatnya Wali Nanggroe Aceh Hasan Tiro beberapa waktu lalu, yang menyebutkan keinginan adanya referendum di Aceh karena kondisi Indonesia yang tidak stabil.
Ketua Forkab Kota Subulussalam, Raja Bakti Kombih mengatakan, mereka menolak wacana referendum kali ini karena keinginan tersebut tidak berdasar, “Pernyataan ini bisa mengganggu kedaulatan negara, jangan ada lagi derita rakyat, cukup sudah darah dan air mata tumpah di masa yang lalu”, kata Raja Bakti saat membacakan pernyataan Forkab di depan forum diskusi.
Humas Forkab Kota Subulussalam, Zainal Abidin, SE Ak menambahkan, ketimbang wacana referendum Aceh, pihak Forkab Kota Subulussalam lebih setuju agar wacana pemekaran provinsi Aceh Leuser Antara, atau Provinsi ALA dikedepankan, sebab pemekaran Provinsi Baru ini lebih jelas manfaatnya bagi rakyat, “Dengan lahirnya provinsi ALA, kita bisa lebih fokus meningkatkan kehidupan ekonomi rakyat yang di wilayah selatan dan tengah Aceh yang sejak dulu jauh tertinggal dibanding kabupaten kota lain di Aceh”, sebut Zainal.
Selain menolak tegas, pihak Forkab Kota Subulussalam juga menghimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing dan terprovokasi dengan isu referendum ini, sebab bila salah menafsirkan, wacana referendum ini bisa berbuah bencana, sehingga membuat keamanan dan kemajuan wilayah Aceh yang selama ini di rasakan warga pasca MOU Helsinki bisa buyar dan berpotensi membuat Aceh kembali kemasa-masa kelam seperti saat wilayah ini masih dilanda konflik. | Cakrawala.co
Diskusi ini mereka adakan untuk menanggapi pernyataan mantan wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf dalam peringatan wafatnya Wali Nanggroe Aceh Hasan Tiro beberapa waktu lalu, yang menyebutkan keinginan adanya referendum di Aceh karena kondisi Indonesia yang tidak stabil.
Ketua Forkab Kota Subulussalam, Raja Bakti Kombih mengatakan, mereka menolak wacana referendum kali ini karena keinginan tersebut tidak berdasar, “Pernyataan ini bisa mengganggu kedaulatan negara, jangan ada lagi derita rakyat, cukup sudah darah dan air mata tumpah di masa yang lalu”, kata Raja Bakti saat membacakan pernyataan Forkab di depan forum diskusi.
Humas Forkab Kota Subulussalam, Zainal Abidin, SE Ak menambahkan, ketimbang wacana referendum Aceh, pihak Forkab Kota Subulussalam lebih setuju agar wacana pemekaran provinsi Aceh Leuser Antara, atau Provinsi ALA dikedepankan, sebab pemekaran Provinsi Baru ini lebih jelas manfaatnya bagi rakyat, “Dengan lahirnya provinsi ALA, kita bisa lebih fokus meningkatkan kehidupan ekonomi rakyat yang di wilayah selatan dan tengah Aceh yang sejak dulu jauh tertinggal dibanding kabupaten kota lain di Aceh”, sebut Zainal.
Selain menolak tegas, pihak Forkab Kota Subulussalam juga menghimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing dan terprovokasi dengan isu referendum ini, sebab bila salah menafsirkan, wacana referendum ini bisa berbuah bencana, sehingga membuat keamanan dan kemajuan wilayah Aceh yang selama ini di rasakan warga pasca MOU Helsinki bisa buyar dan berpotensi membuat Aceh kembali kemasa-masa kelam seperti saat wilayah ini masih dilanda konflik. | Cakrawala.co
loading...
Post a Comment