![]() |
Hercules (kedua dari kiri) diamankan anggota Polres Metro Jakarta Barat terkait dugaan aksi premanisme di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (21/11/2018). ANTARA/Devi Nindy |
StatusAceh.Net - Lagi-lagi Hercules ditahan. Laki-laki eksentrik bernyali besar ini kembali berurusan dengan polisi. Ia ditangkap oleh anggota Polres Metro Jakarta Barat pada Rabu (21/11/2018), terkait dugaan penguasaan lahan dan intimidasi terhadap pemilik lahan resmi.
Kapolres Metro Jakarta Barat Hengki Haryadi, seperti dikutip Antara, menyatakan Hercules ditangkap di Kompleks Kebon Jeruk Indah Blok E 12 A Kembangan Jakarta Barat.
Menurut Hengki, kasus Hercules terkait dengan penangkapan 23 orang yang menguasai lahan bersertifikat dan melakukan intimidasi terhadap pemilik lahan di Kalideres, Jakarta Barat pada Selasa (6/11/2018).
"Mereka berasal dari kelompok Hercules, tertangkap pada saat melakukan pembongkaran pada pagar arkon, melakukan intimidasi penjaga lahan, mengusir dan menguasai lahan dengan dalih kelompok tersebut dapat kuasa dari pemilik hak," ungkap Hengki.
Orang-orang yang berasal dari kelompok Hercules itu, lanjut Hengki, menyebarkan ketakutan ke masyarakat.
Berurusan dengan polisi memang bukan sesuatu baru bagi Hercules. Pada suatu masa, ia pernah berjaya sebagai preman yang ditakuti dan dianggap sebagai kepala preman dari timur.
Hercules lahir di Timor Leste ketika wilayah itu masih bernama Timor Portugal. Dia tak menjadi petani kopi seperti orang-orang sekampungnya. Dia memilih jalan hidupnya sendiri hingga namanya berkibar di Jakarta. Sementara itu, kampung halamannya tinggallah masa lalu.
Kawan Para Tentara
Kapolres Metro Jakarta Barat Hengki Haryadi, seperti dikutip Antara, menyatakan Hercules ditangkap di Kompleks Kebon Jeruk Indah Blok E 12 A Kembangan Jakarta Barat.
Menurut Hengki, kasus Hercules terkait dengan penangkapan 23 orang yang menguasai lahan bersertifikat dan melakukan intimidasi terhadap pemilik lahan di Kalideres, Jakarta Barat pada Selasa (6/11/2018).
"Mereka berasal dari kelompok Hercules, tertangkap pada saat melakukan pembongkaran pada pagar arkon, melakukan intimidasi penjaga lahan, mengusir dan menguasai lahan dengan dalih kelompok tersebut dapat kuasa dari pemilik hak," ungkap Hengki.
Orang-orang yang berasal dari kelompok Hercules itu, lanjut Hengki, menyebarkan ketakutan ke masyarakat.
Berurusan dengan polisi memang bukan sesuatu baru bagi Hercules. Pada suatu masa, ia pernah berjaya sebagai preman yang ditakuti dan dianggap sebagai kepala preman dari timur.
Hercules lahir di Timor Leste ketika wilayah itu masih bernama Timor Portugal. Dia tak menjadi petani kopi seperti orang-orang sekampungnya. Dia memilih jalan hidupnya sendiri hingga namanya berkibar di Jakarta. Sementara itu, kampung halamannya tinggallah masa lalu.
Kawan Para Tentara
Rosario de Marshall jadi remaja yang tumbuh dalam kekacauan di tanah kelahirannya. Remaja ini lahir sekitar 1960-an. Ketika Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) memasuki kawasan Timor, seharusnya bocah ini sedang asyik menikmati masa-masa sekolah. Berubahnya kondisi politik di daerah jajahan Portugal itu memaksa Rosario terlibat dalam huru-hara.
Pada pertengahan 1970-an, ada dua kubu bertikai di negeri kelahirannya: kelompok pro-kemerdekaan yang bernama Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente (Fretilin) melawan kelompok pro-integrasi dengan Republik Indonesia.
Baca Selanjutnya
loading...
Post a Comment