Jakarta - Masa kampanye Pemilu serentak 2019 akan dimulai pada Minggu (23/9) mendatang. Akan tetapi, hoaks atau berita bohong masih menjadi ancaman dalam pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
Karo Multimedia Divisi Humas Polri Brigjen Pol Budi Setiawan mengatakan, tercatat hingga saat ini masih banyak hoaks yang tersebar di media sosial setiap hari, bahkan jumlahnya mencapai ribuan.
"Sebenarnya ada cukup banyak bahkan sehari bisa ribuan karena data yang krusial 3.500 nah ini cukup masif," kata Budi dalam diskusi Polemik bertajuk 'Kampanye Asik, Sejuk dan Anti Hoaks di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9).
Budi menilai, maraknya penyebaran berita hoaks karena seseorang ingin dianggap eksis dengan menyebar berita secepat-cepatnya tanpa mencernanya terlebih dahulu. Sehingga tanpa sadar, seseorang tersebut sudah menjadi penyebar berita hoaks.
"Kadang tidak cermat pengen dianggap eksis dia lupa enggak mencerna dulu, enggak mempelajari dulu, akibatnya akhirnya banyak dapat (hoaks)," ucapnya.
Untuk itu, kata Budi, adanya fakta ribuan hoaks yang masih berseliweran di medsos tidak membuat Polri tinggal diam. Menurutnya, polisi telah memberikan sejumlah antisipasi seperti sosialisasi maupun memberikan berita sebenarnya kepada masyarakat di media sosial.
"Kita sejukkan atau memberikan penjelasan (kepada masyarakat) bahwa itu bukan (yang benar)," terangnya.
Budi mengaku, Polri sebisa mungkin berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak menyebar hoaks. Akan tetapi jika cara tersebut tidak berhasil, maka upaya penindakan terhadap pelaku penyebar hoaks terpaksa dilakukan.
"Kami tidak menghendaki pelaku (penyebar hoaks) sebanyaknya yang kita tangkap. Saya berusaha sedikit mungkin dengan (cara) melakukan sosialisasi," pungkasnya. | Kumparan
Karo Multimedia Divisi Humas Polri Brigjen Pol Budi Setiawan mengatakan, tercatat hingga saat ini masih banyak hoaks yang tersebar di media sosial setiap hari, bahkan jumlahnya mencapai ribuan.
"Sebenarnya ada cukup banyak bahkan sehari bisa ribuan karena data yang krusial 3.500 nah ini cukup masif," kata Budi dalam diskusi Polemik bertajuk 'Kampanye Asik, Sejuk dan Anti Hoaks di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9).
Budi menilai, maraknya penyebaran berita hoaks karena seseorang ingin dianggap eksis dengan menyebar berita secepat-cepatnya tanpa mencernanya terlebih dahulu. Sehingga tanpa sadar, seseorang tersebut sudah menjadi penyebar berita hoaks.
"Kadang tidak cermat pengen dianggap eksis dia lupa enggak mencerna dulu, enggak mempelajari dulu, akibatnya akhirnya banyak dapat (hoaks)," ucapnya.
Untuk itu, kata Budi, adanya fakta ribuan hoaks yang masih berseliweran di medsos tidak membuat Polri tinggal diam. Menurutnya, polisi telah memberikan sejumlah antisipasi seperti sosialisasi maupun memberikan berita sebenarnya kepada masyarakat di media sosial.
"Kita sejukkan atau memberikan penjelasan (kepada masyarakat) bahwa itu bukan (yang benar)," terangnya.
Budi mengaku, Polri sebisa mungkin berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak menyebar hoaks. Akan tetapi jika cara tersebut tidak berhasil, maka upaya penindakan terhadap pelaku penyebar hoaks terpaksa dilakukan.
"Kami tidak menghendaki pelaku (penyebar hoaks) sebanyaknya yang kita tangkap. Saya berusaha sedikit mungkin dengan (cara) melakukan sosialisasi," pungkasnya. | Kumparan
loading...
Post a Comment