![]() |
Dokter Hewan BKSDA Aceh melakukan nekropsi gajah liar yang mati di Kabupaten Aceh Timur, beberapa waktu lalu. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia |
StatusAceh.Net - Pembunuhan gajah sumatera di Provinsi Aceh terus terjadi. Setelah kasus matinya gajah jantan jinak Bunta di Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, 9 Juni lalu, pada 12 Juli 2018 kembali ditemukan satu gajah liar tanpa nyawa di HGU milik PT. Bumi Flora di Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, tim BKSDA Aceh terdiri dari dokter hewan dan mahout bersama Polres Aceh Timur telah melakukan nekropsi.
“Diagnosa sementara, gajah usia 10-12 tahun tersebut mati karena toxicosis atau keracunan,” ujarnya.
Sapto mengatakan, dugaan gajah mati keracunan ditandai pendarahan pada mulut, anus, sianosis hati, paru, dan limpa kehitaman. Dalam usus juga ditemukan buah, kulit dan biji nangka, serta kain yang membungkus benda asing berupa serbuk keunguan.“Untuk pastinya kami masih menunggu penyelidikan polisi. Kalau pandangan BKSDA Aceh, adanya bungkusan itu memperkuat dugaan gajah memang diracun.”
Sapto menambahkan, tim BKSDA dan Polres Aceh Timur telah mengambil sampel hati, usus, limpa, paru, serta kotoran gajah tersebut. Semua sampel diperiksa di laboratorium forensik Mabes Polri untuk memastikan penyebab kematiannya. “Bila hasil uji laboratorium sama dengan perkiraan kami, kasus ini harus diungkap agar pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya,” jelasnya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, tim BKSDA Aceh terdiri dari dokter hewan dan mahout bersama Polres Aceh Timur telah melakukan nekropsi.
“Diagnosa sementara, gajah usia 10-12 tahun tersebut mati karena toxicosis atau keracunan,” ujarnya.
Sapto mengatakan, dugaan gajah mati keracunan ditandai pendarahan pada mulut, anus, sianosis hati, paru, dan limpa kehitaman. Dalam usus juga ditemukan buah, kulit dan biji nangka, serta kain yang membungkus benda asing berupa serbuk keunguan.“Untuk pastinya kami masih menunggu penyelidikan polisi. Kalau pandangan BKSDA Aceh, adanya bungkusan itu memperkuat dugaan gajah memang diracun.”
Sapto menambahkan, tim BKSDA dan Polres Aceh Timur telah mengambil sampel hati, usus, limpa, paru, serta kotoran gajah tersebut. Semua sampel diperiksa di laboratorium forensik Mabes Polri untuk memastikan penyebab kematiannya. “Bila hasil uji laboratorium sama dengan perkiraan kami, kasus ini harus diungkap agar pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya,” jelasnya.
Baca Selanjutnya
loading...
Post a Comment