StatusAceh.Net - Satu individu gajah sumatera betina yang ditemukan terluka parah di sekitar Gunung Seulawah Agam, Kabupaten Aceh Besar, Aceh pada 15 Agustus 2017, akhirnya mati. Gajah yang menderita luka hebat di punggung, perut, dan kaki itu tidak terselamatkan nyawanya bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-72.
Tim Dokter dan Mahout Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, dibantu Dokter Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, pada 16 Agustus 2017, sudah berupaya mengobati gajah tersebut. Akan tetapi, hidup mamalia 40 tahun yang diduga terluka akibat tembakan senjata api itu, tidak panjang.
Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo, yang ikut langsung mengobati satwa terancam punah ini mengatakan, tim Pusat Konservasi Gajah (PKG) menerima laporan masyarakat dari Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, tentang gajah liar terluka.
“Mendapatkan laporan tersebut, mahout bersama dokter hewan langsung ke lokasi. Tim berusaha mengobati gajah malang itu pada 15 Agustus 2017, namun tidak berhasil karena sang gajah tidak bisa dibius.”
Tim Dokter dan Mahout Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, dibantu Dokter Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, pada 16 Agustus 2017, sudah berupaya mengobati gajah tersebut. Akan tetapi, hidup mamalia 40 tahun yang diduga terluka akibat tembakan senjata api itu, tidak panjang.
Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo, yang ikut langsung mengobati satwa terancam punah ini mengatakan, tim Pusat Konservasi Gajah (PKG) menerima laporan masyarakat dari Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, tentang gajah liar terluka.
“Mendapatkan laporan tersebut, mahout bersama dokter hewan langsung ke lokasi. Tim berusaha mengobati gajah malang itu pada 15 Agustus 2017, namun tidak berhasil karena sang gajah tidak bisa dibius.”
Pada 16 Agustus 2017, mahout dan dokter hewan kembali mencari dengan membawa senjata penembak bius. Dibantu dua gajah jinak, tim menemukan gajah itu setelah lebih tiga jam berjalan kaki, mengikuti jejaknya.
“Saat ditemukan, kondisinya sangat memprihatinkan. Infeksi lukanya cukup parah. Bahkan, luka di perut telah banyak belatung,” sebutnya.
Sapto mengatakan, indikasi kuat menunjukkan gajah terluka akibat benda runcing seperti peluru senjata api. Dokter dari BKSDA dan Unsyiah berhasil membersihkan dan mengobati luka itu.
“Awalnya, kita ingin membawa ke pinggiran hutan untuk pengobatan lanjutan, tapi karena kondisinya yang sangat lemah, rencana dibatalkan. Khawatir akan mati kelelahan. Akhirnya, gajah dilepaskan dan kesehatannya tetap dipantau.”
“Saat ditemukan, kondisinya sangat memprihatinkan. Infeksi lukanya cukup parah. Bahkan, luka di perut telah banyak belatung,” sebutnya.
Sapto mengatakan, indikasi kuat menunjukkan gajah terluka akibat benda runcing seperti peluru senjata api. Dokter dari BKSDA dan Unsyiah berhasil membersihkan dan mengobati luka itu.
“Awalnya, kita ingin membawa ke pinggiran hutan untuk pengobatan lanjutan, tapi karena kondisinya yang sangat lemah, rencana dibatalkan. Khawatir akan mati kelelahan. Akhirnya, gajah dilepaskan dan kesehatannya tetap dipantau.”
loading...
Post a Comment