![]() |
Pemimpin Hamas, Khaled Meshaal. REUTERS |
Riyadh – Arab Saudi mendesak Qatar untuk berhenti mendanai Hamas, satu faksi di Palestina, karena dianggap sebagai kelompok ekstremis. Qatar diminta memenuhi janjinya dulu untuk tidak memberikan dukungan dana kepada Hamas dan Al-Ikhwan al-Muslimun.
”Kami ingin Qatar menerapkan janji yang dibuatnya beberapa tahun yang lalu sehubungan dengan dukungan kelompok ekstremis terhadap media yang tidak bersahabat dan campur tangan dalam urusan negara lain,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir.
Jubeir menambahkan bahwa Qatar justru meruntuhkan Otoritas Palestina dan Mesir karena mendukung Hamas dan Al-Ikhwan al-Muslimun.
Jubeir tidak memberikan rincian terkait dengan apa yang Qatar harus lakukan segera untuk memulihkan hubungan dengan negara-negara Teluk dan Liga Arab. Jubier hanya mengatakan tindakan yang diambil oleh negara-negara Arab berupa blokade laut, darat, dan udara akan memiliki biaya yang cukup besar di Qatar.
“Kami percaya bahwa akal sehat dan logika akan meyakinkan Qatar untuk mengambil langkah yang benar. Keputusan yang dibuat sangat kuat dan akan memiliki biaya yang cukup besar di Qatar dan kami tidak percaya bahwa Qataris ingin mempertahankan biaya tersebut,” katanya.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mengatakan terkejut oleh seruan Arab Saudi kepada Qatar untuk tidak mendukung kelompok tersebut.
”Komentar Jubeir merupakan kejutan bagi orang-orang Palestina dan negara-negara Arab dan Islam,” demikian pernyataan Hamas, seperti dilansir Aljazeera pada Rabu, 7 Juni 2017.
Negara-negara Teluk yang dimotori Arab Saudi telah memutus hubungan diplomatik dengan Qatar sejak Senin, 5 Juni 2017, karena menuduh negara itu mendukung terorisme dan kelompok ekstremis dan teroris Hamas, Al-Ikhwan al-Muslimun, Houthi, dan ISIS.
ALJAZEERA | TEMPO
”Kami ingin Qatar menerapkan janji yang dibuatnya beberapa tahun yang lalu sehubungan dengan dukungan kelompok ekstremis terhadap media yang tidak bersahabat dan campur tangan dalam urusan negara lain,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir.
Jubeir menambahkan bahwa Qatar justru meruntuhkan Otoritas Palestina dan Mesir karena mendukung Hamas dan Al-Ikhwan al-Muslimun.
Jubeir tidak memberikan rincian terkait dengan apa yang Qatar harus lakukan segera untuk memulihkan hubungan dengan negara-negara Teluk dan Liga Arab. Jubier hanya mengatakan tindakan yang diambil oleh negara-negara Arab berupa blokade laut, darat, dan udara akan memiliki biaya yang cukup besar di Qatar.
“Kami percaya bahwa akal sehat dan logika akan meyakinkan Qatar untuk mengambil langkah yang benar. Keputusan yang dibuat sangat kuat dan akan memiliki biaya yang cukup besar di Qatar dan kami tidak percaya bahwa Qataris ingin mempertahankan biaya tersebut,” katanya.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mengatakan terkejut oleh seruan Arab Saudi kepada Qatar untuk tidak mendukung kelompok tersebut.
”Komentar Jubeir merupakan kejutan bagi orang-orang Palestina dan negara-negara Arab dan Islam,” demikian pernyataan Hamas, seperti dilansir Aljazeera pada Rabu, 7 Juni 2017.
Negara-negara Teluk yang dimotori Arab Saudi telah memutus hubungan diplomatik dengan Qatar sejak Senin, 5 Juni 2017, karena menuduh negara itu mendukung terorisme dan kelompok ekstremis dan teroris Hamas, Al-Ikhwan al-Muslimun, Houthi, dan ISIS.
ALJAZEERA | TEMPO
loading...
Post a Comment