TEHERAN - Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) kompak melabeli Iran sebagai negara biang terorisme global. Teheran pun membalas dengan menyindir kasus serangan 11 September 2001 atau 9/11, di mana 15 tersangka merupakan warga Saudi.
Balasan dari Iran ini disampaikan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif. Dia menasihati Presiden AS Donald Trump bahwa, daripada menghadapi Teheran, dia seharusnya mendiskusikan bagaimana menghindari serangan 9/11 lainnya dengan rekan-rekannya di Arab Saudi selama kunjungan resmi ke Riyadh.
Sebelumnya, dalam forum "Arab Islamic American Summit" di Riyadh, Trump berpidato dengan mengecam Iran sebagai dalang konflik sektarian dan teror. Di forum serupa, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz juga mengeluarkan kritik senada. ”Rezim Iran ujung tombak terorisme,” kata Salman.
Serangan verbal terhadap Iran itu dimanfaatkan Menlu Zarif untuk mengingatkan Raja Salman dan Trump soal peran anggota Kerajaan Arab Saudi dalam serangan 9/11 terhadap menara kembar WTC AS tahun 2001 silam.
Serangan dengan pesawat bajakan itu membunuh hampir 3.000 orang di New York. Sebanyak 15 dari 19 pembajak pesawat yang berafiliasi dengan al-Qaeda adalah warga negara Arab Saudi.
Pada bulan Maret lalu, keluarga dari 850 korban yang meninggal dalam serangan 9/11 dan 1.500 orang yang luka-luka pada insiden itu mengajukan tuntutan hukum kepada pemerintah Saudi. Alasannya, Saudi dianggap memberikan dukungan material dan keuangan kepada organisasi teroris selama bertahun-tahun menjelang tragedi tersebut.
"(Trump) harus berdialog dengan mereka tentang cara mencegah teroris dan takfiris agar tak terus membakar api di wilayah tersebut dan mengulangi kejadian 11 September yang disponsori mereka (Saudi) di negara-negara Barat,” tulis Zarif dalam sebuah opini yang diterbitkan al-Araby al-Jadeed, media yang berbasis di London, yang dikutip Reuters, Senin (22/5/2017).
Zarif juga menyindir Trump untuk mengingat kembali saat dia berkampanye menjelang pemilihan presiden AS 2016. Saat itu, Trump blakblakan menyebut Kerajaan Arab Saudi berada di balik serangan 9/11.
”Siapa yang meledakkan World Trade Center? Bukan orang Irak,” kata Trump dalam program Fox & Friends pada Februari lalu. ”Itu adalah Saudi, lihatlah di Arab Saudi, buka dokumennya,” lanjut Trump.
Dalam artikelnya, Zarif juga bereaksi terhadap komentar Wakil Putra Mahkota yang juga Menteri Pertahanan Saudi Mohammed bin Salman yang mengatakan bahwa Kerajaan Saudi akan bekerja untuk berperang di Iran, bukan di Arab Saudi. Menlu Iran ini juga menyinggung serangan Saudi dan koalisinya terhadap rakyat Yaman.
“Realisasi masalah ini bergantung pada pemerintah Saudi yang mengakhiri perang sia-sia dan serangan mematikan terhadap orang-orang Yaman dan meninggalkan tindakan keras terhadap mayoritas pro-demokrasi di negara-negara tetangga,” tulis Zarif.(Sindo)
Balasan dari Iran ini disampaikan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif. Dia menasihati Presiden AS Donald Trump bahwa, daripada menghadapi Teheran, dia seharusnya mendiskusikan bagaimana menghindari serangan 9/11 lainnya dengan rekan-rekannya di Arab Saudi selama kunjungan resmi ke Riyadh.
Sebelumnya, dalam forum "Arab Islamic American Summit" di Riyadh, Trump berpidato dengan mengecam Iran sebagai dalang konflik sektarian dan teror. Di forum serupa, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz juga mengeluarkan kritik senada. ”Rezim Iran ujung tombak terorisme,” kata Salman.
Serangan verbal terhadap Iran itu dimanfaatkan Menlu Zarif untuk mengingatkan Raja Salman dan Trump soal peran anggota Kerajaan Arab Saudi dalam serangan 9/11 terhadap menara kembar WTC AS tahun 2001 silam.
Serangan dengan pesawat bajakan itu membunuh hampir 3.000 orang di New York. Sebanyak 15 dari 19 pembajak pesawat yang berafiliasi dengan al-Qaeda adalah warga negara Arab Saudi.
Pada bulan Maret lalu, keluarga dari 850 korban yang meninggal dalam serangan 9/11 dan 1.500 orang yang luka-luka pada insiden itu mengajukan tuntutan hukum kepada pemerintah Saudi. Alasannya, Saudi dianggap memberikan dukungan material dan keuangan kepada organisasi teroris selama bertahun-tahun menjelang tragedi tersebut.
"(Trump) harus berdialog dengan mereka tentang cara mencegah teroris dan takfiris agar tak terus membakar api di wilayah tersebut dan mengulangi kejadian 11 September yang disponsori mereka (Saudi) di negara-negara Barat,” tulis Zarif dalam sebuah opini yang diterbitkan al-Araby al-Jadeed, media yang berbasis di London, yang dikutip Reuters, Senin (22/5/2017).
Zarif juga menyindir Trump untuk mengingat kembali saat dia berkampanye menjelang pemilihan presiden AS 2016. Saat itu, Trump blakblakan menyebut Kerajaan Arab Saudi berada di balik serangan 9/11.
”Siapa yang meledakkan World Trade Center? Bukan orang Irak,” kata Trump dalam program Fox & Friends pada Februari lalu. ”Itu adalah Saudi, lihatlah di Arab Saudi, buka dokumennya,” lanjut Trump.
Dalam artikelnya, Zarif juga bereaksi terhadap komentar Wakil Putra Mahkota yang juga Menteri Pertahanan Saudi Mohammed bin Salman yang mengatakan bahwa Kerajaan Saudi akan bekerja untuk berperang di Iran, bukan di Arab Saudi. Menlu Iran ini juga menyinggung serangan Saudi dan koalisinya terhadap rakyat Yaman.
“Realisasi masalah ini bergantung pada pemerintah Saudi yang mengakhiri perang sia-sia dan serangan mematikan terhadap orang-orang Yaman dan meninggalkan tindakan keras terhadap mayoritas pro-demokrasi di negara-negara tetangga,” tulis Zarif.(Sindo)
loading...
Post a Comment