![]() |
Madain Saleh, Saudi Arabia (Shutterstock) |
StatusAceh.Net - Sejarah, dari masa ke masa menarik untuk diikuti. Sebagian bisa menjadi isyarat, mungkin sebagian lain menjadi peringatan untuk orang-orang yang hidup di masa kini dan akan datang.
Begitu pula dengan Alquran. Meski bukan buku sejarah, namun Alquran mencatat sejumlah tokoh-tokoh penting terkait dengan sejumlah peristiwa yang sangat penting di masa lampau.
Beberapa kaum yang tercatat di Alquran, diantaranya kaum ‘Ad yang menjadi umat Nabi Hud AS, ada pula kaum Tsamud yang tak lain adalah umat Nabi Saleh AS, selain itu bangsa Madyan yang menjadi umat Nabi Syuaib AS, serta kaum-kaum lainnya seperti Nabi Luth AS, Nabi Ibrahim AS serta kaum Nabi Nuh AS.
Bahkan, sejumlah bukti arkeologis hingga kini masih bisa dijumpai, salah satunya adalah jejak peninggalan kaum Tsamud. Alquran sendiri menyebut kaun Tsamud sebagai kaum yang memiliki kemahiran dan keahlian dalam bidang arsitektur.
Begitu pula dengan Alquran. Meski bukan buku sejarah, namun Alquran mencatat sejumlah tokoh-tokoh penting terkait dengan sejumlah peristiwa yang sangat penting di masa lampau.
Beberapa kaum yang tercatat di Alquran, diantaranya kaum ‘Ad yang menjadi umat Nabi Hud AS, ada pula kaum Tsamud yang tak lain adalah umat Nabi Saleh AS, selain itu bangsa Madyan yang menjadi umat Nabi Syuaib AS, serta kaum-kaum lainnya seperti Nabi Luth AS, Nabi Ibrahim AS serta kaum Nabi Nuh AS.
Bahkan, sejumlah bukti arkeologis hingga kini masih bisa dijumpai, salah satunya adalah jejak peninggalan kaum Tsamud. Alquran sendiri menyebut kaun Tsamud sebagai kaum yang memiliki kemahiran dan keahlian dalam bidang arsitektur.
Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanah yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (QS. Al-A’raaf [7]: 74)
Alquran menyebut kaum Tsamud membuat bangunan sesuai kehidupan mereka pada saat itu. Kaum Tsamud diketahui pula merupakan anak cucu dari kaum ‘Ad. Banyaknya temuan arkeologis tentang keberadaan dan kehidupan mereka membuktikan kebenaran Alquran. Mereka kebanyakan tinggal di wilayah Madain Saleh, sekitar 440 kiometer dari Madinah.
Kaum Tsamud pada saat itu hidup di Utara Semenanjung Arab yang berasal dari Selatan Arabia. Masyarakatnya disebut al-Hijr (batu) atau Ashabu al-Hijr (para penghuni batu).
Dalam Ensiklopedia Islam disebutkan, kata al-Hijr adalah satu dari beberapa kota yang dibangun oleh mereka.
Bangsa Yunani bahkan juga menghubungkan kaum ini sebagai Tamudaei, yakni Tsamud sebagaimana ditulis Aristoteles, Ptolemeus dan Pliny yang diperkirakan hidup pada abad ke-8 sebelum masehi.
Harun Nasution dalam “Negeri-negeri yang Dibinasakan” menyatakan, kaum Tsamud dibinasakan karena menentang ajaran Nabi Saleh. Seperti juga yang tertulis dalam Alquran.
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata; ”Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amatlah dekat (Rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya). Kaum Tsamud berkata; ”Hai shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? dan sesungguhnya kamu betul-betul berada dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. (QS Hud 61-62)Alquran menyebut kaum Tsamud membuat bangunan sesuai kehidupan mereka pada saat itu. Kaum Tsamud diketahui pula merupakan anak cucu dari kaum ‘Ad. Banyaknya temuan arkeologis tentang keberadaan dan kehidupan mereka membuktikan kebenaran Alquran. Mereka kebanyakan tinggal di wilayah Madain Saleh, sekitar 440 kiometer dari Madinah.
Kaum Tsamud pada saat itu hidup di Utara Semenanjung Arab yang berasal dari Selatan Arabia. Masyarakatnya disebut al-Hijr (batu) atau Ashabu al-Hijr (para penghuni batu).
Dalam Ensiklopedia Islam disebutkan, kata al-Hijr adalah satu dari beberapa kota yang dibangun oleh mereka.
Bangsa Yunani bahkan juga menghubungkan kaum ini sebagai Tamudaei, yakni Tsamud sebagaimana ditulis Aristoteles, Ptolemeus dan Pliny yang diperkirakan hidup pada abad ke-8 sebelum masehi.
Harun Nasution dalam “Negeri-negeri yang Dibinasakan” menyatakan, kaum Tsamud dibinasakan karena menentang ajaran Nabi Saleh. Seperti juga yang tertulis dalam Alquran.
Namun ternyata, hanya sebagian kecil penduduk Tsamud yang mau mengakui kenabian shalih dan mereka termasuk dalam orang-orang yang diselamatkan. Bahkan, pemimpin masyarakat di sekitar itu berupaya untuk menekan kelompok yang mempercayai kenabian Saleh.
Dan satu suara yang keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zhalim itu, lalu mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud. (QS. Hud[11]:67-68)
Sumber: arah.com
loading...
Post a Comment