BANDA ACEH - Kapolda Aceh dan Pangdam IM menegaskan kondisi daerah ini aman-aman saja meski ada informasi yang disampaikan Badan Intelijen Negara (BIN) yang menyebutkan Aceh dan Papua masuk daerah rawan Pilkada 2017 karena masih adanya intimidasi dari kelompok bersenjata.
Baca: BIN Sebut Pilkada Aceh dan Papua Rawan Intimidasi Kelompok Bersenjata
Baca: BIN Sebut Pilkada Aceh dan Papua Rawan Intimidasi Kelompok Bersenjata
“Kelompok bersenjata yang beraksi selama ini dan banyak yang sudah ditangkap polisi dan TNI, karena melakukan kejahatan dan mengganggu ketertiban masyarakat. Mereka adalah kelompok kriminal bersenjata dengan motif ekonomi,” kata Kapolda Aceh, Irjen Pol Rio S Djambak kepada Serambi, Kamis (9/2) usai Rakorpimda se-Aceh mengenai Pelaksanaan Pilkada 2017, di Gedung Serbaguna Setda Aceh.
Dikatakan Kapolda, setelah penandatangan kesepakatan damai antara Pemerintah RI dengan GAM pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, di Aceh tidak ada lagi kelompok bersenjata yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kapolda Aceh menanggapi pernyataan Deputi II BIN, Mayjen TNI M Thamrin Marzuki yang menyatakan masih ada kelompok bersenjata di Aceh sehingga daerah ini termasuk rawan pilkada.
“Kelompok bersenjata yang dimaksud BIN itu mungkin kelompok kriminal bersenjata yang pernah melakukan aksi penembakan dan peledakan. Ini adalah kelompok kriminal bersenjata dengan motif ekonomi,” kata Kapolda Aceh.
Pernyataan BIN tersebut, kata Rio dijadikan sebagai peringatan dan bahan introspeksi untuk ekstra hati-hati dengan ancaman gangguan keamaman dari kelompok bersenjata. Menjelang pelaksanaan masa tenang dan pencoblosan, bisa saja gangguan muncul tiba-tiba.
Pangdam IM, Mayjen TNI Tatang Sulaiman yang dimintai tanggapan serupa menilai pernyataan BIN yang menyebutkan Aceh masuk kategori rawan konflik, bisa saja. Tapi mengenai masih ada kelompok bersenjata, itu dugaan mereka, karena di Aceh sering terjadi aksi penembakan dan peledakan bom.
Tatang mengatakan, kondisi Aceh saat ini aman-aman saja dan bisa dilihat langsung ke berbagai daerah. Meski dalam minggu ini sering ada kampanye terbuka, berlangsung sangat tertib. Padahal, paslonnya mengerahkan massa pendukung ke satu lokasi dalam jumlah besar.
Namun begitu, lanjut Pangdam, menjelang masa tenang pada 12-14 Februari dan hari pencoblosan 15 Februari 2017 sampai penghitungan dan rekap suara, TNI bersama polisi harus selalu siaga. Ancaman gangguan keamanan pilkada tidak bisa diramal kapan datangnya.
Sebelumnya, Badan Intelijen Negara (BIN) sudah memetakan daerah rawan Pilkada 2017. Menurut BIN, Aceh dan Papua termasuk daerah rawan karena masih adanya intimidasi dari kelompok bersenjata.
“Ada spesifik kerawanan yang perlu kita perhatikan juga. Pertama, masih adanya intimidasi dari kelompok bersenjata, khususnya Aceh dan Papua,” kata Deputi II BIN, Mayjen TNI M Thamrin Marzuki di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/2) sebagaimana dikutip dan disiarkan situs berita detik.com.
Marzuki memaparkan, intimidasi oleh kelompok bersenjata masih terjadi di Aceh. Bahkan ada kelompok bersenjata yang menyatakan dukungan kepada salah satu calon.
“Beberapa kita antisipasi, ada kita kategorikan tinggi. Aceh Jaya, Bireuen, dan Lhokseumawe. Kelompok bersenjata masih ada, terutama di pegunungan. Jelas dia menyatakan dukungan ke salah satu calon,” tutur Marzuki.(tribunnews)
loading...
Post a Comment