Jubir PA Adi Laweung |
BANDA ACEH- Persoalan yang terjadi antara wartawan AceHTrend dengan Imran Pase berawal dari suatu caci maki terhadap Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Partai Aceh oleh Bustami, bahkan Bustami pernah meminta untuk menginjak-nginjak Imran melalui akun facebooknya.
(Baca Juga: Pengukuhan Banta Sedang,Redaktur StatusAceh.Net/Wartawan aceHTrend di Perlakukan Kasar oleh Oknum Kader Parlok )
Hal lainnya, Imran mengaku bila Bustami adalah wartawan media online.
Demikian pernyataan Juru Bicara Partai Aceh, Adi Laweung, menjawab berita tentang percobaan pemukulan yang dilakukan oleh Imran, Kader Partai Aceh, Rabu (9/11/2016) ketika Bustami sedang meliput kegiatan deklarasi organisasi Banta Seudang –organisasi pendukung kandidat yang diusung oleh Partai Aceh di Pilkada 2017).
Berikut redaksi aceHTrend memuat secara utuh klarifikasi dari Adi Laweung:
Persoalan yang terjadi antara wartawan AceHTrend dengan Imran Pase berawal dari suatu caci maki terhadap Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Partai Aceh oleh Bustami, bahkan Bustami pernah meminta untuk menginjak-nginjak Imran melalui akun facebooknya.
Ketika Bustami mengatakan Imran berupaya menganggu dirinya sebagai wartawan yang meliput acara seremonial pengukuhan tim tersebut hanya upaya pembelaan dirinya, karena saat keduanya kepergok di lokasi acara Bustami tidak menggunakan ID Card sebagai salah wartawan dari media online AcehTrend.co.
Maka, di sini juga kita meminta kepada semua pihak agar tidak melakukan black campaign atau menghujat KPA, PA dan bahkan para kandidat dari Partai Aceh yang maju dalam pilkada Aceh 2017, baik calon gubernur, bupati maupun walikota.
Berikut redaksi aceHTrend memuat secara utuh klarifikasi dari Adi Laweung:
Persoalan yang terjadi antara wartawan AceHTrend dengan Imran Pase berawal dari suatu caci maki terhadap Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Partai Aceh oleh Bustami, bahkan Bustami pernah meminta untuk menginjak-nginjak Imran melalui akun facebooknya.
Namun, waktu itu Imran mendiamkan diri dan tidak melayani Bustami. Sedangkan persoalan yang terjadi Rabu sore 9 Nopember 2016 di lapangan bola kaki Keude Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara Aceh Utara karena kepergok antara Bustami dan Imran.
Acara di lapangan tersebut adalah acara pengukuhan tim relawan Partai Aceh dari Banta Seudang dan tim sukses calon bupati Aceh Utara H. Muhammad Thaib-Fauzi Yusuf.
Ketika Bustami mengatakan Imran berupaya menganggu dirinya sebagai wartawan yang meliput acara seremonial pengukuhan tim tersebut hanya upaya pembelaan dirinya, karena saat keduanya kepergok di lokasi acara Bustami tidak menggunakan ID Card sebagai salah wartawan dari media online AcehTrend.co.
Bahkan Imran sama sekali tidak tau kalau Bustami seorang wartawan media online. Jadi Imran tidak mengganggu liputan wartawan, bahkan Imran memberikan ruang kepada wartawan untuk meliput.
Maka, di sini juga kita meminta kepada semua pihak agar tidak melakukan black campaign atau menghujat KPA, PA dan bahkan para kandidat dari Partai Aceh yang maju dalam pilkada Aceh 2017, baik calon gubernur, bupati maupun walikota.
Para kandidat dari Partai Aceh hadir dalam kontestan politik pilkada 2017 mendatang bukan untuk menghujat dan melawan kandidat lainnya, kita hadir untuk menjemput kemenangan dengan cara yang sopan dan santun.
Bahkan pimpinan KPA dan PA selalu menghimbau kepada seluruh relawan, simpatisan, kader dan pengurus Partai Aceh serta KPA seluruh Aceh untuk tetap menjaga sopan santun dalam bersosialisasi dan berkampanye untuk kemenangan Partai Aceh.
Sumber: aceHTrend
loading...
Post a Comment