Lhokseumawe - Pelan tapi pasti. Mungkin, itulah prinsip yang dianut Fauzi dalam melakukan aksinya, meledakkan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas 2A Lhokseumawe dengan bom. Hasilnya, niat itupun akhirnya diwujudkan sekira pukul 14.15 WIB, Minggu (23/10/2016) lalu. Naas bagi napi narkoba itu. Bukannya berhasil membobol tembok Lapas buatan Belanda tersebut. Sebaliknya, dia terkena serpihan bom hingga menderita luka serius. Kedua tangannya terpaksa diamputasi.
Sekedar mengulang, akibat ledakan Lapas Lhokseumawe di Jalan Diponegoro Gang Penjara, Desa Kampong Jawa Lama, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe itu. Seorang napi lainnya yaitu Tarmizi Bin Basyah (37), kasus KDRT yang menjalani hukuman satu bulan 5 hari dan sudah menjalani 14 hari, warga Desa Paloh Punti, Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe, mengalami luka.
Sumber media ini mengungkapkan. Saat itu pukul 14.00 WIB Tarmizi yang kebetulan sedang piket kamar hendak mengambil air minum di tempat penampungan air dalam Lapas (posisi belakang). Nah, saat itu dia melihat seorang napi lainnya yaitu Fauzi (kasus narkoba) sedang memasukkan sesuatu ke dalam lobang saluran air (di bagian dinding Lapas sebelah kanan) sambil menarik dengan tali (seperti sumbu). Lalu, ada sesuatu bahan yang diletakkan Fauzi. Seketika langsung meledak dan melukai Fauzi (luka berat) dan Tarmizi.
Selanjutnya kedua napi tersebut dibawa oleh pihak Lapas ke RS PMI Lhokseumawe untuk mendapat perawatan. Sumber lain menyebutkan, saat ledakan tersebut diluar pagar Lapas terlihat dua orang laki-laki yang diduga ingin menjemput Fauzi dengan menggunakan sepeda motor jenis Honda Beat warna putih. Diketahui kemudian, dia adalah Adri (25) adik Rahmat, teman Fauzi yang juga tersangkut kasus narkoba.
Kini, Adri dan Rahmat sudah diciduk Tim Polda Aceh dan Polres Lhokseumawe, dipimpin Wadir. Reskrimum Polda Aceh AKBP Subekti. Ada sas sus menyebutkan. Rahmat adalah anak buah Fauzi. Dia beroperasi sebagai pengedar narkoba jenis sabu-sabu. Barang haram itu diperoleh dari Fauzi. Setelah ledakan terjadi, masyarakat sekitar berhamburan keluar serta melihat sumber ledakan. Lalu, Adri melarikan diri dan handphonenya terjatuh.
Diduga, bom tersebut diledakkan Fauzi dengan tujuan untuk melarikan diri dari penjara. Kabarnya, dia pernah terlibat kasus peledakan bom rakitan di Desa Ujung Pacu, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe.
Lantas, dari mana bahan bom tersebut diperoleh Fauzi? Sumber media ini di Lhokseumawe mengungkapkan. Bahan bom itu dipasok Adri, adik Rahmat (napi narkoba) yang juga teman Fauzi. Adri membawa barang-barang berbahaya itu ke Lapas, setiap dua hari sekali dan diserahkan pada Fauzi. Nah, untuk menjadikan bom yang siap meledak, Fauzi membutuhkan waktu satu bulan untuk merakitnya. Itu dilakukan saat napi lainnya sudah tertidur pulas atau sekitar pukul 02.00 WIB hingga menjelang subuh.
Semua bahan bom tadi, dimasukkan dalam kaleng sarden dan baigon bekas. Setelah yakin bom itu siap untuk diledakkan, barulah dia menjalankan aksinya. Lalu, dari mana ilmu Fauzi bisa merakit bom? Sumber media ini di Lhokseumawe mengungkapkan. Fauzi adalah mantan kombatan GAM, saat konflik bersenjata dulu. Dia bertugas di salah satu bagian perakit bom. Ilmu itu diperoleh Fauzi dari beberapa mantan kombatan GAM yang ahli merakit bom.
Sekedar mengulang, akibat ledakan Lapas Lhokseumawe di Jalan Diponegoro Gang Penjara, Desa Kampong Jawa Lama, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe itu. Seorang napi lainnya yaitu Tarmizi Bin Basyah (37), kasus KDRT yang menjalani hukuman satu bulan 5 hari dan sudah menjalani 14 hari, warga Desa Paloh Punti, Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe, mengalami luka.
Sumber media ini mengungkapkan. Saat itu pukul 14.00 WIB Tarmizi yang kebetulan sedang piket kamar hendak mengambil air minum di tempat penampungan air dalam Lapas (posisi belakang). Nah, saat itu dia melihat seorang napi lainnya yaitu Fauzi (kasus narkoba) sedang memasukkan sesuatu ke dalam lobang saluran air (di bagian dinding Lapas sebelah kanan) sambil menarik dengan tali (seperti sumbu). Lalu, ada sesuatu bahan yang diletakkan Fauzi. Seketika langsung meledak dan melukai Fauzi (luka berat) dan Tarmizi.
Selanjutnya kedua napi tersebut dibawa oleh pihak Lapas ke RS PMI Lhokseumawe untuk mendapat perawatan. Sumber lain menyebutkan, saat ledakan tersebut diluar pagar Lapas terlihat dua orang laki-laki yang diduga ingin menjemput Fauzi dengan menggunakan sepeda motor jenis Honda Beat warna putih. Diketahui kemudian, dia adalah Adri (25) adik Rahmat, teman Fauzi yang juga tersangkut kasus narkoba.
Kini, Adri dan Rahmat sudah diciduk Tim Polda Aceh dan Polres Lhokseumawe, dipimpin Wadir. Reskrimum Polda Aceh AKBP Subekti. Ada sas sus menyebutkan. Rahmat adalah anak buah Fauzi. Dia beroperasi sebagai pengedar narkoba jenis sabu-sabu. Barang haram itu diperoleh dari Fauzi. Setelah ledakan terjadi, masyarakat sekitar berhamburan keluar serta melihat sumber ledakan. Lalu, Adri melarikan diri dan handphonenya terjatuh.
Diduga, bom tersebut diledakkan Fauzi dengan tujuan untuk melarikan diri dari penjara. Kabarnya, dia pernah terlibat kasus peledakan bom rakitan di Desa Ujung Pacu, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe.
Lantas, dari mana bahan bom tersebut diperoleh Fauzi? Sumber media ini di Lhokseumawe mengungkapkan. Bahan bom itu dipasok Adri, adik Rahmat (napi narkoba) yang juga teman Fauzi. Adri membawa barang-barang berbahaya itu ke Lapas, setiap dua hari sekali dan diserahkan pada Fauzi. Nah, untuk menjadikan bom yang siap meledak, Fauzi membutuhkan waktu satu bulan untuk merakitnya. Itu dilakukan saat napi lainnya sudah tertidur pulas atau sekitar pukul 02.00 WIB hingga menjelang subuh.
Semua bahan bom tadi, dimasukkan dalam kaleng sarden dan baigon bekas. Setelah yakin bom itu siap untuk diledakkan, barulah dia menjalankan aksinya. Lalu, dari mana ilmu Fauzi bisa merakit bom? Sumber media ini di Lhokseumawe mengungkapkan. Fauzi adalah mantan kombatan GAM, saat konflik bersenjata dulu. Dia bertugas di salah satu bagian perakit bom. Ilmu itu diperoleh Fauzi dari beberapa mantan kombatan GAM yang ahli merakit bom.
Sumber: modusaceh.co
loading...
Post a Comment