![]() |
ATENSI: Kapolres Gresik AKBP Adex Yudiswan saat berada di rumah Arpiah di Desa Sumengko, Kecamatan Duduksampeyan. |
StatusAceh.Net - Wajah Arpiah terlihat semringah. Perempuan berusia 100 tahun itu senang saat dikunjungi Kapolres Gresik AKBP Adex Yudiswan.
Tamu istimewa tersebut menjadi pelipur lara warga Desa Sumengko, Kecamatan Duduksampeyan, yang hidup sebatang kara itu.
Arpiah juga kesulitan untuk berjalan karena tulang pinggangnya mengalami pengapuran. ”Kalau berjalan terasa sakit,” ujar Arpiah sambil memegangi pinggang kanan yang nyeri bila dipakai bergerak.
Keluhan tersebut dirasakan Arpiah sejak tiga tahun lalu. Dengan kondisi itu, dia tidak bisa mencukupi kebutuhan sendiri. Dia hanya mengandalkan pemberian tetangga.
”Anak saya telah meninggal. Saya hidup sendiri,” katanya.
Keberadaan Arpiah terdeteksi setelah tim Gerakan Pencegahan Kejahatan dan Penyelesaian Masalah Masyarakat Desa (Gajah Mada) terjun ke desa tersebut Rabu (14/9).
Ratusan personel kepolisian dan TNI terjun untuk ”merekam” kondisi sosial masyarakat di desa tersebut.
Selain itu, petugas mengorek keterangan tiga pemuda desa yang ditengarai sebagai pemicu bentrokan warga Sumengko dengan Timbuan, Desa Tambakmenjangan, Lamongan, pada malam takbiran Idul Adha lalu.
Saat itulah tim Gajah Mada mendapati Arpiah di rumahnya yang sangat sederhana.
AKBP Adex mengatakan, tim Gajah Mada hadir di Sumengko untuk mengidentifikasi semua permasalahan di sana.
Termasuk permasalahan kamtibmas dan sebagainya. Antara lain peredaran narkoba dan miras, premanisme, serta balap liar. ”Sudah kami identifikasi permasalahan di sana.
Termasuk pelaku yang memicu tawuran antardesa tersebut,” katanya. Sumengko adalah desa ketiga yang didatangi tim Gajah Mada.
Sebelumnya tim itu pernah berkeliling Kelurahan Kroman, Kecamatan Gresik, untuk mengungkap peredaran sabu-sabu.
Kemudian, ketika berada di Desa Suci, Kecamatan Manyar, anggota tim menemukan keluhan masyarakat terkait pendirian masjid yang diduga berhaluan keras.
Pemkab akhirnya membatalkan perizinan masjid tersebut. (JPG)
Tamu istimewa tersebut menjadi pelipur lara warga Desa Sumengko, Kecamatan Duduksampeyan, yang hidup sebatang kara itu.
Arpiah juga kesulitan untuk berjalan karena tulang pinggangnya mengalami pengapuran. ”Kalau berjalan terasa sakit,” ujar Arpiah sambil memegangi pinggang kanan yang nyeri bila dipakai bergerak.
Keluhan tersebut dirasakan Arpiah sejak tiga tahun lalu. Dengan kondisi itu, dia tidak bisa mencukupi kebutuhan sendiri. Dia hanya mengandalkan pemberian tetangga.
”Anak saya telah meninggal. Saya hidup sendiri,” katanya.
Keberadaan Arpiah terdeteksi setelah tim Gerakan Pencegahan Kejahatan dan Penyelesaian Masalah Masyarakat Desa (Gajah Mada) terjun ke desa tersebut Rabu (14/9).
Ratusan personel kepolisian dan TNI terjun untuk ”merekam” kondisi sosial masyarakat di desa tersebut.
Selain itu, petugas mengorek keterangan tiga pemuda desa yang ditengarai sebagai pemicu bentrokan warga Sumengko dengan Timbuan, Desa Tambakmenjangan, Lamongan, pada malam takbiran Idul Adha lalu.
Saat itulah tim Gajah Mada mendapati Arpiah di rumahnya yang sangat sederhana.
AKBP Adex mengatakan, tim Gajah Mada hadir di Sumengko untuk mengidentifikasi semua permasalahan di sana.
Termasuk permasalahan kamtibmas dan sebagainya. Antara lain peredaran narkoba dan miras, premanisme, serta balap liar. ”Sudah kami identifikasi permasalahan di sana.
Termasuk pelaku yang memicu tawuran antardesa tersebut,” katanya. Sumengko adalah desa ketiga yang didatangi tim Gajah Mada.
Sebelumnya tim itu pernah berkeliling Kelurahan Kroman, Kecamatan Gresik, untuk mengungkap peredaran sabu-sabu.
Kemudian, ketika berada di Desa Suci, Kecamatan Manyar, anggota tim menemukan keluhan masyarakat terkait pendirian masjid yang diduga berhaluan keras.
Pemkab akhirnya membatalkan perizinan masjid tersebut. (JPG)
loading...
Post a Comment