-->

Iklan

Gubernur Ajak Masyarakat Lestarikan Adat dan Budaya Aceh

Friday, 23 September 2016, 12:07:00 WIB Last Updated 2016-09-23T05:07:20Z
'/>
Aceh   Besar  –   Gubernur   Aceh,   dr.   H.   Zaini   Abdullah   mengajak masyarakat untuk melestarikan adat dan budaya Aceh sehingga menjadi sarana untuk memperkuat hubungan sosial antara masyarakat dan juga meningkatkan ketaqwaaan kepada Allah SWT.

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Aceh dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Keistimewaan, Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah   Aceh,   Zulkifli   HS   saat   menghadiri   acara   kenduri   laot   yang dilaksanakan   masyarakat   Lampanah   Leungah,   Kecamatan   Seulimum, Kamis (22/9). 

“Masyarakat Aceh memiliki kekayaan budaya dan adat yang terus kita pertahankan secara turun temurun hingga sekarang,” ujar Zaini.

Kenduri laot kata Zaini merupakan tradisi yang sudah turun temurun dan sudah ada sejak dulu di Aceh. Budaya tersebut adalah manifestasi dari rasa syukur atas rahmat dari Allah SWT yang dituangkan dalam sebuah tradisi adat melalui kenduri laot yang dilaksanakan setahun sekali ini.

Zaini   mengatakan,   selain   untuk   memperkuat   harmonisasi   sosial   bagi sesama   masyarakat   nelayan   di   wilayah   ini,   kenduri   Laot   dapat   pula dijadikan sebagai sarana untuk mensosialisasikan kembali aturan/hukum kelautan yang telah digariskan oleh Endatu (nenek moyang).


“Keberadaan panglima laot misalnya, sudah ada di Aceh sejak ratusan tahun lalu. Panglima Laot adalah pemimpin masyarakat untuk urusan kelautan,” ujar Zaini. 

Zaini Abdullah menjelaskan, sejak lahirnya Undang Undang Nomor 11Tahun   2006   tentang   Pemerintahan  Aceh,  posisi   lembaga   adat   seperti Panglima Laot, kembali mendapat tempat di tengah-tengah masyarakat. 

“Peran lembaga Panglima Laot di kalangan nelayan Aceh terus menguat, terutama dalam hal memimpin persekutuan adat dan pengelola hukum adat di wilayah laot,” ujar Zaini. 

Dalam   perspektif   budaya   modern   lanjut   Zaini,   kenduri   Laot   juga bermakna melestarikan budaya lokal sebagai daya tarik bagi wisatawan yang ingin melihat kehidupan tradisional di wilayah Aceh.  

Dinas  Pariwisata  Aceh  telah  menetapkan  tradisi  dan  budaya  Kenduri Laot yang ada di sejumlah kawasan pesisir pantai timur dan barat di Aceh ini sebagai Warisan Pusaka Budaya Tak Benda atau Intangible.

Selain itu kata Zaini, beberapa tradisi lokal yang masuk dalam kategori Warisan Pusat  Budaya Tak Benda  ini, termasuk  juga Kenduri  Blang, Dalail Khairat, Kejruen Uten Peusijuk/tepung tawar dan lain sebagainya.

“Semua itu adalah warisan budaya dan kearifan lokal yang harus kita jaga dan dilestarikan dengan niat sematamata karena Allah Ta’ala,” kata Zaini.

Sementara   itu,   Sekretaris   Mukim   Kemukiman   Lampanah,   T   Nasai mengatakan   bahwa   para   nelayan   dan   juga   pertani   di   daerah   tersebut masih sangat membutuhkan perhatian dari masyarakat.  

Selain itu kata Nasai, sarana pendidikan di daerah tersebut juga masih membutuhkan uluran  bantuan  dari pemerintah. Untuk itu ia  berharap Pemerintah dapat menyalurkan bantuan untuk membantu masyarakat di daerah tersebut. 

“Semoga   dengan   kunjungan   bapak   –   bapak   dari   Pemerintah   Aceh masyarakat disini akan mendapatkan perhatian dari Pemerintah Aceh,”ujarnya. 

Kenduri laot tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Kelautan Aceh, Ir T Diauddin   dan   Muspika   setempat.   Seusai   kenduri,   juga   dilakukan penanaman   pohon   cemara   sebagai   bentuk   pelestarian   alam   dan lingkungan. (Rill)
Komentar

Tampilkan

  • Gubernur Ajak Masyarakat Lestarikan Adat dan Budaya Aceh
  • 0

Terkini

Iklan

Close x />