Bentrokan di Kashmir. (Foto: Internet) |
StatusAceh.Net - Tentara India melakukan serangan ke sebuah desa di Kashmir untuk menghentikan gelombang protes yang sedang terjadi di wilayah tersebut. Satu orang dilaporkan tewas sementara belasan lainnya terluka, kata polisi dan saksi mata.
Penduduk desa mengatakan tentara India menggeledah setiap rumah di desa Khrew dan menghajar warga dengan bambu hingga menyebabkan seorang guru meninggal dunia.
"Mereka memukuli (siapa saja), pria, wanita dan anak-anak serta menangkapi para pemuda. Kami menemukan jasad Shabir Mangoo dalam kondisi babak belur di jalan desa keesokan paginya," kata seorang penduduk yang ingin namanya dirahasiakan.
Juru bicara tentara Kol NN Joshi mengonfirmasi penggerebekan di desa yang terletak 25 kilometer dari Srinagar dan mengatakan, "Insiden tersebut sedang diselidiki."
"Satu orang juga ditemukan tewas setelah penggerebekan dilakukan," kata polisi yang tak ingin disebut namanya kepada AFP. Dia menambahkan, sekitar 28 warga ditangkap oleh tentara.
Terjadi protes anti-India setiap hari di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Larangan keluar rumah diberlakukan di daerah tersebut sejak tokoh pemberontakan setempat, Burhan Wani, tewas dalam baku tembak dengan tentara pemerintah.
Serangan tentara India ini merupakan yang ketiga dalam beberapa hari terakhir setelah kerusuhan yang terjadi di Kashmir sejak lima pekan lalu menewaskan lebih dari 60 orang.
India menggunakan cara keras untuk menekan protes di wilayah Kashmir. Tentara dituduh menggunakan cara-cara brutal untuk menekan para pengunjuk rasa.
"Sejak listrik dipadamkan, tentara mulai menyerang rumah kami, memukuli semua orang, termasuk keponakan saya yang baru berusia 10 tahun," kata Ghulam Hassan, yang sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit, kepada AFP.
Dr. Nazir Chaudhary, kepala rumah sakit SMHS di Srinagar mengatakan kepada AFP, sudah ada 24 warga desa yang terluka dirawat di rumah sakitnya.
Larangan keluar rumah yang sebelumnya hanya berlaku pada siang hari, diperpanjang hingga malam pada Rabu. Polisi memaksa para pemilik toko tutup sementara tentara menutup lebih banyak jalan dan mendirikan lebih banyak pos pemeriksaan untuk semakin membatasi pergerakan penduduk.
Wilayah Kashmir, yang mayoritas penduduknya Muslim, terbagi dua antara Pakistan dan India sejak merdeka dari Inggris pada 1947. Kelompok pemberontak di wilayah tersebut menuntut kemerdekaan dari India atau bergabung dengan Pakistan, demikian sebagaimana dikutip dari World Bulletin.(Rima)
Penduduk desa mengatakan tentara India menggeledah setiap rumah di desa Khrew dan menghajar warga dengan bambu hingga menyebabkan seorang guru meninggal dunia.
"Mereka memukuli (siapa saja), pria, wanita dan anak-anak serta menangkapi para pemuda. Kami menemukan jasad Shabir Mangoo dalam kondisi babak belur di jalan desa keesokan paginya," kata seorang penduduk yang ingin namanya dirahasiakan.
Juru bicara tentara Kol NN Joshi mengonfirmasi penggerebekan di desa yang terletak 25 kilometer dari Srinagar dan mengatakan, "Insiden tersebut sedang diselidiki."
"Satu orang juga ditemukan tewas setelah penggerebekan dilakukan," kata polisi yang tak ingin disebut namanya kepada AFP. Dia menambahkan, sekitar 28 warga ditangkap oleh tentara.
Terjadi protes anti-India setiap hari di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Larangan keluar rumah diberlakukan di daerah tersebut sejak tokoh pemberontakan setempat, Burhan Wani, tewas dalam baku tembak dengan tentara pemerintah.
Serangan tentara India ini merupakan yang ketiga dalam beberapa hari terakhir setelah kerusuhan yang terjadi di Kashmir sejak lima pekan lalu menewaskan lebih dari 60 orang.
India menggunakan cara keras untuk menekan protes di wilayah Kashmir. Tentara dituduh menggunakan cara-cara brutal untuk menekan para pengunjuk rasa.
"Sejak listrik dipadamkan, tentara mulai menyerang rumah kami, memukuli semua orang, termasuk keponakan saya yang baru berusia 10 tahun," kata Ghulam Hassan, yang sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit, kepada AFP.
Dr. Nazir Chaudhary, kepala rumah sakit SMHS di Srinagar mengatakan kepada AFP, sudah ada 24 warga desa yang terluka dirawat di rumah sakitnya.
Larangan keluar rumah yang sebelumnya hanya berlaku pada siang hari, diperpanjang hingga malam pada Rabu. Polisi memaksa para pemilik toko tutup sementara tentara menutup lebih banyak jalan dan mendirikan lebih banyak pos pemeriksaan untuk semakin membatasi pergerakan penduduk.
Wilayah Kashmir, yang mayoritas penduduknya Muslim, terbagi dua antara Pakistan dan India sejak merdeka dari Inggris pada 1947. Kelompok pemberontak di wilayah tersebut menuntut kemerdekaan dari India atau bergabung dengan Pakistan, demikian sebagaimana dikutip dari World Bulletin.(Rima)
loading...
Post a Comment