![]() |
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan (Foto: Ari Saputra/dok detikcom) |
Jakarta - Untuk mencegah aksi terorisme, polisi melakukan pengawasan khusus
terhadap Aceh. Hal ini dilakukan karena provinsi paling barat ujung
Indonesia pernah menjadi salah satu tempat latihan teroris beberapa
tahun lalu.
"Kita adakan pengawasan secara khusus untuk daerah Aceh karena kita kadang-kadang kita harus melihat sejarah. Kita belajar sejarah tapi kadang-kadang kita tidak belajar dari sejarah," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan, kepada wartawan di Banda Aceh, Selasa (23/2/2016).
Menurutnya kelompok teroris saat ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Polisi akan terus melakukan pengawasan apalagi Provinsi Aceh yang terletak paling ujung ini pernah dijadikan tempat latihan bersama teroris dari berbagai aliran pada 2010 silam.
"Aceh salah satu tempat rawan yang memang harus kita pantau bersama," jelas Anton
Selain itu, jelasnya, Aceh merupakan gerbang pertama dari timur yang menyangga Indonesia. Provinsi berjuluk serambi Mekkah ini juga berbatasan langsung dengan luar negeri sehingga harus diperkuat.
"Aceh juga daerah istimewa sehingga sinergi antara TNI dan Polri dalam penanganan terorisme ini memang harus menjadi yang terkuat di wilayah Sumatera," ungkapnya.
Hari ini, TNI dari Yonif 112 Raider Kodam Iskandar Muda menggelar simulasi bersama pasukan Brimob. Dalam latihan bersama ini, pasukan gabungan berhasil membebaskan kepala Bank Indonesia Cabang Aceh yang disandera kelompok teroris.
Menurut Anton, TNI dilibatkan dalam simulasi ini karena untuk menumpas teroris bukan hanya tugas polisi saja. Prajurit TNI pun harus siap selalu jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
"TNI yang merupakan tugas perbantuan harus siap juga. Dan seluruh komponen masyarakat juga harus bersinergi untuk menumpas teroris," ungkapnya.
Sejumlah terduga teroris diketahui pernah berlatih militer di Jalin Janto, Aceh Besar, pada 2009-2010 silam. Sebagian peserta latihan, termasuk pelaku bom Thamrin, melakukan teror dan tewas. Sisanya ditangkap.(detik.com)
"Kita adakan pengawasan secara khusus untuk daerah Aceh karena kita kadang-kadang kita harus melihat sejarah. Kita belajar sejarah tapi kadang-kadang kita tidak belajar dari sejarah," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan, kepada wartawan di Banda Aceh, Selasa (23/2/2016).
Menurutnya kelompok teroris saat ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Polisi akan terus melakukan pengawasan apalagi Provinsi Aceh yang terletak paling ujung ini pernah dijadikan tempat latihan bersama teroris dari berbagai aliran pada 2010 silam.
"Aceh salah satu tempat rawan yang memang harus kita pantau bersama," jelas Anton
Selain itu, jelasnya, Aceh merupakan gerbang pertama dari timur yang menyangga Indonesia. Provinsi berjuluk serambi Mekkah ini juga berbatasan langsung dengan luar negeri sehingga harus diperkuat.
"Aceh juga daerah istimewa sehingga sinergi antara TNI dan Polri dalam penanganan terorisme ini memang harus menjadi yang terkuat di wilayah Sumatera," ungkapnya.
Hari ini, TNI dari Yonif 112 Raider Kodam Iskandar Muda menggelar simulasi bersama pasukan Brimob. Dalam latihan bersama ini, pasukan gabungan berhasil membebaskan kepala Bank Indonesia Cabang Aceh yang disandera kelompok teroris.
Menurut Anton, TNI dilibatkan dalam simulasi ini karena untuk menumpas teroris bukan hanya tugas polisi saja. Prajurit TNI pun harus siap selalu jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
"TNI yang merupakan tugas perbantuan harus siap juga. Dan seluruh komponen masyarakat juga harus bersinergi untuk menumpas teroris," ungkapnya.
Sejumlah terduga teroris diketahui pernah berlatih militer di Jalin Janto, Aceh Besar, pada 2009-2010 silam. Sebagian peserta latihan, termasuk pelaku bom Thamrin, melakukan teror dan tewas. Sisanya ditangkap.(detik.com)
loading...
Post a Comment