Banda Aceh - Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah menerima kunjungan direksi PT Holcim, di Meuligoe Gubernur Aceh. PT Holcim nantinya akan mengambil alih PT Lafarge yang selama ini beroperasi di LhokNga, Aceh Besar, (Kamis, 3/12/2015).
Suasana perkenalan tersebut terlihat akrab karena rombongan PT Holcim dipimpin oleh Kuntoro Mangkusubroto. Nama Kuntoro sangat tidak asing di telinga masyarakat Aceh, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh-Nias (BRR Aceh-Nias), pria berusia 68 tahun inilah yang ditunjuk sebagai Kepala Badan Pelaksana BRR.
Saat ini, pria yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) di era Kabinet Indonesia Bersatu jilid II itu, menjabat sebagai Komisaris Independen PT Holcim.
Kuntoro hadir bersama, Gary Schutz selaku Presiden Direktur PT Holcim dan Ika Tjondrodihardjo, Supplay Chain Direktor PT Lafarge. Sementaraitu, Gubernur Aceh didampingi oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Kepala Biro Humas Setda Aceh serta sejumlah Kepala SKPA lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Aceh menyambut baik kehadiran PT Holcim di Aceh. “Sudah banyak hal baik yang didapat oleh Aceh bersama PT Lafarge. Saya berharap kehadiran manajemen baru di bawah kendali PT Holcim akan semakin berkontribusi lebih baik lagi bagi rakyat Aceh,” ujar pria yang akrab disapa Doto Zainiitu.
Gubernur berharap, PT Holcim akan terus berkembang di Aceh, sehingga dengan demikian akan berimbas pada bergeliatnya para ekonomian di Aceh dan berkurangnya angka pengangguran di Bumi Serambi Mekahini.
Doto Zaini juga meminta agar manajemen untuk membuat pertemuan lanjutan dengan Pemerintah Aceh untuk membahas tentang pengelolaan limbah.
“Nanti saya juga akan meminta waktu pihak PT Holcim untuk membahas lebih lanjut tentang pemeliharaan lingkungan dan pengelolaan limbah yang di hasilkan dari proses produksi semen di kawasan LhokNga.”
Menanggapi hal tersebut, Kuntoro menjelaskan, bahwa selama ini PT Holcim selalu berusaha dan terus berkomitmen untuk mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan yang terjadi di manapun lokasi produksi PT Holcim berada.
“Holcim selalu berkomitmen untuk mengurangi pencemaran udara di lokasi produksinya, bahkan dibawa hambang batas yang telah ditentukan,” terang mantan Direktur Utama PT PLN itu.
Sementara itu, Gary Schutz menjelaskan, bahwa di manapun berada PT Holcim selalu berkomit men untuk mempekerjakan lebih banyak tenaga lokal.
“Dari sisi CSR (Corporate Social Responsibility) kami tidak jauh berbeda dengan PT Lafarge, yaitu Pendidikan, Lingkungan. Kami juga selalu berkomitmen untuk mempekerjakan lebih banyak tenaga lokal di perusahaan kami.”
Sementara itu, Kadis tamben Aceh berharap agar PT Holcim tidak hanya memproduksi semen di pabrik yang sudahada, yaitu pabrik semen di LhokNga tetapi juga dapat membuka pabrik baru lainnya di Aceh,
“Dengan pembukaan pabrik semen baru tentu akan mampu menyedot jumlah tenaga kerja yang cukup besar pula. Ini tentu saja akan sangat baik dalam usaha kita untuk menekan angka pengangguran di daerah yang kita cintaiini,”
Dirut PT Holcim Kagumi Budaya Aceh
Ada hal menarik yang terjadi usai pertemuan dengan direksi PT Holcim. Gary Schutz sang Presiden Direktur, meminta agar Gubernur sudi menunjukkan ruang adat Aceh kepada dirinya. Tanpa ragu Doto Zaini langsung membawa Gary keruangan yang berada di bagian Timur Meuligoe Gubernur itu.
Tanpa sungkan, di ruangan tersebut biasanya digunakan untuk acara-acara adat, seperti peusijuek kepada tamu-tamu khusus itu, Gary langsung meminta izin untuk duduk dan mengabadikan beberapa momen di ruanganitu.
Sebelumnya, dalam pertemuan Gary sempat menyampaikan kekagumannya dengan produk budaya Aceh. “Saat tiba, saya terkesan dengan banyaknya orang yang memakai batik, yang kemudian saya ketahui merupakan batik khas motif Aceh. Saya berjanji akan meluangkan waku untuk mengunjungi beberapa senta kerajinan batik untuk membeli beberapa prodik batik khas Aceh.
Awalnya, Gary mengira bahwa batik hanya terdapat di Pulau Jawa. Gary mengakui bahwa dirinya memiliki beberapa koleksi batik, dan berjanji akan menjadikan batik khas Aceh sebagai salah satu tambahan koleksinya. (Rill)
loading...
Post a Comment