SAWANG- Ab alias Teuntra Raman (37) warga gampong Punteut Kecamatan Sawang Kab. Aceh Utara tewas diterjang peluru personil Polres Lhokseumawe, Minggu (01/12/2019) pukul 22:00 WIB malam.
Menurut informasi beredar di masyarakat, polisi menembak teuntra raman saat mantan combatan ini akan mengambil uang 10 juta pada geuchik gampong setempat.
Dari salah satu sumber menyebutkan selama ini teuntra raman kerap meresahkan warga setempat dengan berbagai aksi kriminal seperti pemerasan pada kepala desa,menaikkan bendera seperatis dan membakar bendera merah putih yang menyebabkan terbakarnya sekolah di desa Punteut Kecamatan Sawang, Aceh Utara beberapa waktu lalu.
Tidak sampai disana saja,teuntra raman juga memiliki sepucuk senjata api rakitan yang kerap dibawanya dalam menjalankan aksi kriminalnya.
“Kemarin itu dia naikkan bendera separatis terus dikasih turun sama orang koramil,besoknya dia naikkan lagi bènderanya yang dikasih bom terus diturunkan sama polisi dan jihandak, terus dia bakar bendera umbul-umbul yang disekolah sampai sekolah terbakar “,ungkap salahsatu warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya disini.
Syahdan teuntra raman sehari sebelumnya sempat meminta uang puluhan juta dari geuchik setempat,belakangan saat teuntra raman mendatangi rumah geuchik tersebut .
Diluar perkiraan teuntra raman polisi telah berada diseputaran rumah geuchik dan bersiap-siap meringkusnya namun mengetahui keberadaan polisi,teuntra raman kabur keareal persawahan dengan senjata api rakitannya,namun polisi berhasil menembak pelaku hingga tewas.
Sementara Wakil Kepala Polda Aceh Brigjen Supriyanto Tarah membenarkan informasi mengenai kejadian itu.
Menurut dia, AD awalnya mendatangi salah satu rumah warga desa itu untuk meminta uang sebesar Rp 10 juta. Namun, AD mengancam jika tidak diberikan uang, warga tersebut akan dibunuh. Warga yang menjadi korban kemudian melapor ke polisi.
Menurut Supriyanto, polisi langsung mengintai di lokasi kejadian. "Begitu AD tiba di lokasi, polisi berusaha menangkap. Namun, pelaku ternyata membawa senjata api dan menembak ke arah polisi, sehingga petugas memberikan perlawanan lewat tembakan juga,” kata Supriyanto.
Supriyanto menyebutkan, pelaku diketahui mengenakan rompi anti peluru. Bahkan, di dalam rompi itu diduga ada bom.
Bom itu telah dievakuasi oleh tim penjinak bom dari Brimob Kompi B Jeulikat, Lhokseumawe. Barang bukti yang diamankan dua pucuk senjata api rakitan milik pelaku dibawa ke Polres Lhokseumawe. Sedangkan, bom dibawa ke Markas Brimob.
“Proses visum di Rumah Sakit Umum Cut Meutia sedang berlangsung,” kata Supriyanto.
Dia menyebutkan, polisi telah mengantongi identitas kelompok pria yang bersenjata tersebut.
“Banyak atau sedikit jumlah senjata yang ada di kelompok itu relatif ya, yang jelas kita sudah ketahui identitasnya dan kami pastikan akan melakukan penangkapan terhadap anggota kelompok itu,” kata Supriyanto.(Tim)
Menurut dia, AD awalnya mendatangi salah satu rumah warga desa itu untuk meminta uang sebesar Rp 10 juta. Namun, AD mengancam jika tidak diberikan uang, warga tersebut akan dibunuh. Warga yang menjadi korban kemudian melapor ke polisi.
Menurut Supriyanto, polisi langsung mengintai di lokasi kejadian. "Begitu AD tiba di lokasi, polisi berusaha menangkap. Namun, pelaku ternyata membawa senjata api dan menembak ke arah polisi, sehingga petugas memberikan perlawanan lewat tembakan juga,” kata Supriyanto.
Supriyanto menyebutkan, pelaku diketahui mengenakan rompi anti peluru. Bahkan, di dalam rompi itu diduga ada bom.
Bom itu telah dievakuasi oleh tim penjinak bom dari Brimob Kompi B Jeulikat, Lhokseumawe. Barang bukti yang diamankan dua pucuk senjata api rakitan milik pelaku dibawa ke Polres Lhokseumawe. Sedangkan, bom dibawa ke Markas Brimob.
“Proses visum di Rumah Sakit Umum Cut Meutia sedang berlangsung,” kata Supriyanto.
Dia menyebutkan, polisi telah mengantongi identitas kelompok pria yang bersenjata tersebut.
“Banyak atau sedikit jumlah senjata yang ada di kelompok itu relatif ya, yang jelas kita sudah ketahui identitasnya dan kami pastikan akan melakukan penangkapan terhadap anggota kelompok itu,” kata Supriyanto.(Tim)
loading...
Post a Comment