![]() |
Nasir Agung, pimpinan KKB yang tewas ditembak aparat. (Liputan6.com/Rino Abonita) |
StatusAceh.Net - Nota kesepahaman antara Pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005 silam menandai lahirnya era baru di Aceh setelah Serambi Makkah dirundung konflik menahun. Namun, anasir-anasir berbau subversi belumlah lenyap sampai ke akar.
Kelompok-kelompok yang berniat menggoyang status quo tiba-tiba muncul. Walaupun akhirnya, tereduksi karena aparat keamanan bertindak cepat memotong mata rantainya.
Polisi berhasil mengungkap keberadaan kelompok yang diklaim sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dipimpin seseorang bernama Nasir Agung (45). Komplotan ini terstruktur dan bersenjata api.
Polisi mengamankan senjata api jenis senapan serbu tipe 56, avtomat kalashnikova 47 milik kelompok tersebut. Selain itu, juga ditemukan atribut yang menandakan kalau Nasir Agung Cs bukan sekadar hendak melakukan tindakan krimininal biasa.
Komplotan ini bergerak bukan dengan pepesan kosong tetapi ideologi. Ini terbukti dengan ditemukannya surat aturan teuntra mujahidin (semacam baiat) dalam penyergapan yang menewaskan Nasir Agung pada Rabu malam, 24 April lalu.
Nasir Agung tewas dalam baku tembak dengan polisi di Dusun Seuneubok Teungoh, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur. Saat itu, polisi juga mengamankan seorang anggotanya bernama Mahdi (34), sementara seorang lagi, Sofyan alias Apuy lolos.
Menurut sumber yang terverifikasi, gerombolan Nasir Agung Cs hendak mendirikan 'Kerajaan Islam Aceh Darussalam'. Rencananya, mereka hendak mengganggu pesta demokrasi 17 April lalu, namun gagal.
Nasir Agung Cs ditengarai punya hubungan dengan S dan N, yang ditangkap dalam sebuah operasi pada 14 Februari lalu. Sejumlah atribut seperti jubah, serban, sepucuk AK 56, serta 64 butir amunisi kaliber 7,56, milimeter turut diamankan saat menangkap S dan N.
Sosok S dan N ini muncul dalam video deklarasi negara Kerajaan Islam Aceh Darussalam yang diunggah di Youtube. Serban dan atribut yang dikenakan cocok dengan foto yang dirilis kepolisian.
Tidak Berafiliasi dengan Teroris
Liputan6.com mencoba memverifikasi dari seorang sumber apakah kelompok ini berafiliasi dengan Acheh Sumatra National Liberation Front (ASNLF) atau tidak. Namun, sumber itu mengaku tidak memiliki informasi apa-apa mengenai Nasir Agung Cs.
Selain itu, kelompok yang digadang-gadang bercita-cita mendirikan negara berideologi Islam ini dinilai tidak berafiliasi dengan kelompok teroris tertentu. Menurut pengamat terorisme, Nasir Agung Cs hanyalah sempalan GAM atau ekskombatan yang kontra dengan nota kesepahaman antara RI dengan GAM, 13 tahun silam.
"Tidak terkait sama sekali dengan kelompok ISIS, Al-Qaeda, Jemaah Ansharut Daulah (JAD), Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) atau kelompok-kelompok yang lain," sebut Pengamat Terorisme, Al-Chaidar, kepada Liputan6.com, Sabtu malam (27/4/2019).
Menurut Chaidar, kelompok Nasir Agung ini tergolong masih baru, namun, pergerakan mereka cepat terendus aparat. Pola yang tidak klandestin membuka peluang bagi polisi membongkar identitas dan keberadaan mereka.
"Seharusnya, bergerak klandestin dulu. Di bawah tanah dulu dalam beberapa tahun. Yang namanya gerakan radikal, bersenjata, begitu biasanya," jelas Chaidar.
Terlepas daripada itu, gerakan Nasir Agung Cs yang membawa embel-embel kerajaan Islam dinilai tidak popoler lagi saat ini. Konsep kerajaan dalam gerakan Islam, menurut Chaidar, telah lama ditinggalkan.
"Dan, sudah banyak yang anti dengan konsep kerajaan tersebut. Jadi, secara konseptual juga kurang. Intinya, bukan teroris. Tidak pernah membunuh warga sipil, dan menekan pemerintah, hanya kecewa dengan GAM. Dia kan berasal dari kelompol Abu Razak," ujar Dosen Program Studi Antropologi Universitas Malikussaleh itu.
Sebagai informasi tambahan, Tun Sri Muhammad Azrul Mukmin Al- Kahar alias Abu Razak yang dimaksud Chaidar punya kaitan dengan kelompok Din Minimi, dan dikabarkan kabur dari Lembaga Permasyarakatan kelas II A Lhokseumawe, pada Senin, 18 September 2017 lalu. Sampai saat ini, belum didapat informasi apakah yang bersangkutan telah tertangkap atau belum.
Kelompok-kelompok yang berniat menggoyang status quo tiba-tiba muncul. Walaupun akhirnya, tereduksi karena aparat keamanan bertindak cepat memotong mata rantainya.
Polisi berhasil mengungkap keberadaan kelompok yang diklaim sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dipimpin seseorang bernama Nasir Agung (45). Komplotan ini terstruktur dan bersenjata api.
Polisi mengamankan senjata api jenis senapan serbu tipe 56, avtomat kalashnikova 47 milik kelompok tersebut. Selain itu, juga ditemukan atribut yang menandakan kalau Nasir Agung Cs bukan sekadar hendak melakukan tindakan krimininal biasa.
Komplotan ini bergerak bukan dengan pepesan kosong tetapi ideologi. Ini terbukti dengan ditemukannya surat aturan teuntra mujahidin (semacam baiat) dalam penyergapan yang menewaskan Nasir Agung pada Rabu malam, 24 April lalu.
Nasir Agung tewas dalam baku tembak dengan polisi di Dusun Seuneubok Teungoh, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur. Saat itu, polisi juga mengamankan seorang anggotanya bernama Mahdi (34), sementara seorang lagi, Sofyan alias Apuy lolos.
Menurut sumber yang terverifikasi, gerombolan Nasir Agung Cs hendak mendirikan 'Kerajaan Islam Aceh Darussalam'. Rencananya, mereka hendak mengganggu pesta demokrasi 17 April lalu, namun gagal.
Nasir Agung Cs ditengarai punya hubungan dengan S dan N, yang ditangkap dalam sebuah operasi pada 14 Februari lalu. Sejumlah atribut seperti jubah, serban, sepucuk AK 56, serta 64 butir amunisi kaliber 7,56, milimeter turut diamankan saat menangkap S dan N.
Sosok S dan N ini muncul dalam video deklarasi negara Kerajaan Islam Aceh Darussalam yang diunggah di Youtube. Serban dan atribut yang dikenakan cocok dengan foto yang dirilis kepolisian.
Tidak Berafiliasi dengan Teroris
Liputan6.com mencoba memverifikasi dari seorang sumber apakah kelompok ini berafiliasi dengan Acheh Sumatra National Liberation Front (ASNLF) atau tidak. Namun, sumber itu mengaku tidak memiliki informasi apa-apa mengenai Nasir Agung Cs.
Selain itu, kelompok yang digadang-gadang bercita-cita mendirikan negara berideologi Islam ini dinilai tidak berafiliasi dengan kelompok teroris tertentu. Menurut pengamat terorisme, Nasir Agung Cs hanyalah sempalan GAM atau ekskombatan yang kontra dengan nota kesepahaman antara RI dengan GAM, 13 tahun silam.
"Tidak terkait sama sekali dengan kelompok ISIS, Al-Qaeda, Jemaah Ansharut Daulah (JAD), Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) atau kelompok-kelompok yang lain," sebut Pengamat Terorisme, Al-Chaidar, kepada Liputan6.com, Sabtu malam (27/4/2019).
Menurut Chaidar, kelompok Nasir Agung ini tergolong masih baru, namun, pergerakan mereka cepat terendus aparat. Pola yang tidak klandestin membuka peluang bagi polisi membongkar identitas dan keberadaan mereka.
"Seharusnya, bergerak klandestin dulu. Di bawah tanah dulu dalam beberapa tahun. Yang namanya gerakan radikal, bersenjata, begitu biasanya," jelas Chaidar.
Terlepas daripada itu, gerakan Nasir Agung Cs yang membawa embel-embel kerajaan Islam dinilai tidak popoler lagi saat ini. Konsep kerajaan dalam gerakan Islam, menurut Chaidar, telah lama ditinggalkan.
"Dan, sudah banyak yang anti dengan konsep kerajaan tersebut. Jadi, secara konseptual juga kurang. Intinya, bukan teroris. Tidak pernah membunuh warga sipil, dan menekan pemerintah, hanya kecewa dengan GAM. Dia kan berasal dari kelompol Abu Razak," ujar Dosen Program Studi Antropologi Universitas Malikussaleh itu.
Sebagai informasi tambahan, Tun Sri Muhammad Azrul Mukmin Al- Kahar alias Abu Razak yang dimaksud Chaidar punya kaitan dengan kelompok Din Minimi, dan dikabarkan kabur dari Lembaga Permasyarakatan kelas II A Lhokseumawe, pada Senin, 18 September 2017 lalu. Sampai saat ini, belum didapat informasi apakah yang bersangkutan telah tertangkap atau belum.
loading...
Post a Comment