StatusAceh.Net - Sebuah kawat dari Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta kepada Washington menyebutkan adanya kerusuhan di Sulawesi Selatan. Kawat bertanggal 12 November 1965 itu menyinggung laporan seorang pemuka Kristen-Protestan bahwa toko-toko milik peranakan Cina di Makassar menjadi sasaran pengrusakan. Amuk massa terjadi di tengak kampanye pengganyangan segala hal terkait Partai Komunis Indonesia (PKI).
Menurut Brad Simpson, dokumen tersebut adalah telegram Duta Besar Amerika untuk Indonesia Marshall Green tentang gambaran umum situasi politik dan keamanan di Sulawesi, Jawa Tengah dan Jawa Timur terkait pembasmian PKI oleh tentara dan sekutunya. Pembasmian itu, di beberapa daerah, berkembang menjadi mirip kerusuhan etnis dan rasialis.
Bukan tanpa prakondisi warga peranakan menjadi sasaran. Salah satu narasi yang berkembang terkait G30S adalah keterlibatan dan partisipasi Republik Rakyat Cina pimpinan Mao Zedong dalam aksi penculikan para jenderal Angkatan Darat. Warga peranakan Cina, berikut propertinya, yang sebenarnya tidak berhubungan dengan itu pun menjadi sasaran kemarahan (baca: Sejarah Diskriminasi Orang Cina di Indonesia).
“Pemuka Kristen Protestan Sulawesi yang tiba di Jakarta hari ini melaporkan 90 persen toko-toko Tionghoa di Makassar diserang dan isinya dihancurkan pada 10 November 1965, yang mana melibatkan hampir seluruh penghuni kota,” aku Marshall Green dalam kawat telegram diplomatik rahasia itu (Source: RG 84, Entry P 339, Jakarta Embassy Files, Box 14, Folder 5 pol 23-9 Sept 30th Mvt Nov 10-19 1965).
Menurut Brad Simpson, dokumen tersebut adalah telegram Duta Besar Amerika untuk Indonesia Marshall Green tentang gambaran umum situasi politik dan keamanan di Sulawesi, Jawa Tengah dan Jawa Timur terkait pembasmian PKI oleh tentara dan sekutunya. Pembasmian itu, di beberapa daerah, berkembang menjadi mirip kerusuhan etnis dan rasialis.
Bukan tanpa prakondisi warga peranakan menjadi sasaran. Salah satu narasi yang berkembang terkait G30S adalah keterlibatan dan partisipasi Republik Rakyat Cina pimpinan Mao Zedong dalam aksi penculikan para jenderal Angkatan Darat. Warga peranakan Cina, berikut propertinya, yang sebenarnya tidak berhubungan dengan itu pun menjadi sasaran kemarahan (baca: Sejarah Diskriminasi Orang Cina di Indonesia).
“Pemuka Kristen Protestan Sulawesi yang tiba di Jakarta hari ini melaporkan 90 persen toko-toko Tionghoa di Makassar diserang dan isinya dihancurkan pada 10 November 1965, yang mana melibatkan hampir seluruh penghuni kota,” aku Marshall Green dalam kawat telegram diplomatik rahasia itu (Source: RG 84, Entry P 339, Jakarta Embassy Files, Box 14, Folder 5 pol 23-9 Sept 30th Mvt Nov 10-19 1965).
Baca Selanjutnya di SUMBER
loading...
Post a Comment