![]() |
Penemuan Mayat dan Luluk Diana semasa hidup. (Ist/Radar Mojokerto) |
Statuaceh.net - Hasil otopsi RSUD dr Soetomo Surabaya kepada korban Luluk Diana, 38, menunjukkan hasil mengejutkan. Kepala Departemen Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soetomo, dr Edy Suyanto SpF SH MH kepada Jawa Pos menyatakan, penyebab kematian perempuan asal Desa Sidojangkung, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, itu akibat luka tembak yang menembus batang otak.
Diperkirakan, korban telah meninggal sekitar 8-24 jam sebelum pemeriksaan dimulai sekitar pukul 04.30 Rabu (9/8). Edy mengungkapkan, saat pemeriksaan, ditemukan sejumlah luka memar di bagian tangan istri Kades Sidojangkung, Sugiyanto tersebut.
Punggung tangan kanan dan kirinya tampak bengkak lantaran benturan benda tumpul. ”Ini indikasi awal kekerasan yang bisa kami temukan, tampaknya dipukul sesuatu,” ujarnya Rabu (9/8).
Yang paling fatal, lanjut Edy, ditemukan satu buah luka terbuka berbentuk lingkaran di samping pelipis mata kiri dan menembus ke dalam kepala. Diameternya berukuran 1 cm.
Dokter berusia 57 tahun itu menduga luka tersebut akibat hempasan peluru yang masuk. ”Dari karakteristik luka, dugaannya, peluru ditembak dari jarak tertentu, nggak terlalu dekat,” tukasnya.
Namun, dibutuhkan uji balistik untuk menentukan perkiraan jarak tembak antara pelaku dan korban. Proyektil yang menghabisi nyawa Luluk itu masih bersarang di dalam kepala. Tepatnya, berada di sekitar tengkuk. Proyektil berukuran 12 mm tersebut berhasil merobek otak dan batangnya.
”Kalau bagian ini sangat fatal, subjek (korban) langsung kehilangan pengatur ritme organ vital, sehingga bisa tewas seketika,” pungkas Edy. (JPG)
Diperkirakan, korban telah meninggal sekitar 8-24 jam sebelum pemeriksaan dimulai sekitar pukul 04.30 Rabu (9/8). Edy mengungkapkan, saat pemeriksaan, ditemukan sejumlah luka memar di bagian tangan istri Kades Sidojangkung, Sugiyanto tersebut.
Punggung tangan kanan dan kirinya tampak bengkak lantaran benturan benda tumpul. ”Ini indikasi awal kekerasan yang bisa kami temukan, tampaknya dipukul sesuatu,” ujarnya Rabu (9/8).
Yang paling fatal, lanjut Edy, ditemukan satu buah luka terbuka berbentuk lingkaran di samping pelipis mata kiri dan menembus ke dalam kepala. Diameternya berukuran 1 cm.
Dokter berusia 57 tahun itu menduga luka tersebut akibat hempasan peluru yang masuk. ”Dari karakteristik luka, dugaannya, peluru ditembak dari jarak tertentu, nggak terlalu dekat,” tukasnya.
Namun, dibutuhkan uji balistik untuk menentukan perkiraan jarak tembak antara pelaku dan korban. Proyektil yang menghabisi nyawa Luluk itu masih bersarang di dalam kepala. Tepatnya, berada di sekitar tengkuk. Proyektil berukuran 12 mm tersebut berhasil merobek otak dan batangnya.
”Kalau bagian ini sangat fatal, subjek (korban) langsung kehilangan pengatur ritme organ vital, sehingga bisa tewas seketika,” pungkas Edy. (JPG)
loading...
Post a Comment