![]() |
Kapolres Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan |
Way Kanan – Pelecehan terhadap profesi wartawan kembali terjadi,kali ini tidak tanggung-tanggung seorang perwira polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dengan lantang
Ikatan Jurnalis TV Indonesia (IJTI) Lampung meminta Kapolres Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan segera meminta maaf dan mencabut pernyataannya yang menghina profesi jurnalis dengan sebutan “Taik Kucing”.
Sekretaris Ikatan Jurnalis TV Indonesia (IJTI) Lampung Jefriardi menerangkan, pernyataan tersebut terlontar saat wartawan Radar TV Way Kanan Dedy Tarnand dan Dian Firasta wartawan online tabikpun.com, tengah menjalankan tugas peliputan aksi penyetopan angkutan Batubara oleh masyarakat yang tergabung dalam Posko Mawar di Simpang 4 Blambangan Umpu, Way Kanan, Minggu (27/8/2017) dini hari.
“Ya saya mendapatkan laporan dari Dedy dan Dian firasta atas pernyataan Kapolres Way Kanan yang menghina profesi Wartawan dengan mengatakan Wartawan Taik Kucing. Pengakuan itu dikuatkan dengan bukti rekaman dari mereka berdua. Bahwa benar Kapolres telah menghina profesi Wartawan. Menanggapi hal itu, kami sangat kecewa dan meminta Kapolres untuk mencabut pernyataanya segera,” tegas Jefri ketika dikonfirmasi, Minggu (27/8/2017) siang.
Menurutnya, apa yang dilontarkan Kapolres Way Kanan itu sangat tidak baik. Sebagai Kapolres, kata-kata itu tidak patut seharusnya diungkapnya di muka umum. Dan hal itu jelas melukai semua insan Pers di Lampung ini.
“Profesi Wartawan ini sangat mulia sekali dan tidak sepantasnya untuk dilecehkan seperti itu. Oleh sebab itu kami mewakili kawan-kawan pers di Lampung menuntut dengan tegas jika Kapolres tidak mencabut pernyatanya segera maka kami akan minta Kapolri mencabut jabatanya ditempat ia bertugas saat ini,” tutup Jefri.
Hal itu juga dibenarkan oleh Dedy dan Dian Firasta. Menurut keduanya, bahwa kejadian tidak mengenakan tersebut terjadi saat keduanya hendak meliput penertiban mobil batubara oleh kelompok warga Way Kanan di Pos Mawar di Simpang 4 Blambangan Umpu, Minggu (27/8/2017) dini hari.
Saat itu Kapolres hendak memberikan arahan kepada massa yang mencegah lajunya kendaraan angkutan batubara sesuai hasil kesepakatan larangan melintas yang telah disepakati sebelumnya. Dimana, sebelum arahan lanjut Dian, kapolres mengecek adakah wartawan di lokasi (Pos Mawar) dan keduanya (Dian dan Dedy) dilarang merekam dan mengelurkan kamera.
“Setelah selesai memberikan arahan kepada massa. Saya dan Dedy mendengar dan melihat langsung bahwa Kapolres dihadapan kerumunan massa mengatakan bahwa wartawan taik kucing, gw tidak takut. Karena sebelumnya Kapolres merasa kesal ketika interaksi dengan warga di Gunung Labuhan atas urusan yang sama (Pencegahan laju Batubara) rekaman video wawancaranya disebar oleh oknum wartawan di akun Fecebook sehingga dalam unggahan itu Kapolres mendapat tudingan yang tidak baik dari warga Way Kanan atas cara bicaranya yang khas,” terang Dian.
Namun, tidak disangka-sangka, kata Dian, setelah ia dan Dedy langsung mencoba mengklarifikasi pernyataanya. Bukannya perkataan maaf yang diterima malah lontaran pelecehan profesi Wartawan semakin jadi.
“Bahkan Kapolres mengatakan siapa sih yang mau baca koran sekarang ini? Apa lagi Koran-koran lampung cacingan seperti itu. Sekarang ini orang sudah baca online. Lu bangun tidur bacanya apa? WhatsApp kan. Mana baca koran lagi sekarang dah tutup semua Koran itu. Nonton TV juga banyak yang nonton TV berita juga jarang,” kata Dian seraya menirukan ucapak Kapolres Way Kanan.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan, mengungkapkan bahwa ia tidak bermaksud menyinggu Dedy dan Dian. Ia hanya tidak suka bahwa kejadian di Tulung Buyut akan terulang kembali lagi di Simpang 4.
Saya nggak ada ngomong ‘taik kucing’, sekalipun mungkin saya ngomong begitu arahnya bukan ke mereka, tapi ke kerumunan orang-orang di Simpang 4. Situasinya hampir sama seperti di Tulung Buyut, Gunung Labuhan. Dimana, kesabaran dibalas dengan hinaan kepada saya. Dua orang itu (Dedy dan Dian) anak baik saya respek dengan keduanya. Saya dicaci habis-habisan di Facebook oleh oknum-oknum bahkan lebih dari ‘Taik Kucing’ juga saya menanggapi slow aja om ada saya menuntut klarifikasi oh tidak,” ungkapnya dilansir dari Kupastuntas.co, melalui pesan WhatsApp.
Ia menegaskan bahwa pristiwa tadi pagi anggap saja kompensasi sikap atas kejadian sebelumnya di Tulung Buyut. “Dedy dan Dian hanya berada di waktu dan tempat yang tidak pas,” bebernya. (Red/tabik)
loading...
Post a Comment