Tapaktuan - Anggota komite III DPD RI Rafli Kande didampingi oleh Direktur Aceh Institute (AI) sekaligus komisioner Komisi Rekonsiliasi dan Kebenaran (KKR) Dr. Fajran Zain MA bersilaturrahmi dan ngobrol langsung dengan masyarakat di gampong Keude Runding kecamatan Kluet Selatan, kamis (29/06/2017).
Fasilitator silaturahmi, Sariman Arma mengatakan masyarakat di gampongnya merasa sangat bahagia kehadiran sosok senator Aceh di gampong nya.
Dr Fajran Zain MA yang turut hadir dalam silaturrahmi tersebut memaparkan perjalanan perjuangannya menyelesai kuliahnya hingga menyelesaikan studi megister di Amerika Serikat dan doktoral di Autralia.
"Pada dasarnya ada orang yang keluarganya memiliki kemampuan, tetapi tidak memiliki kemauan. Ada juga yang keluarga nya tidak memiliki kemampuan namun memiliki kemauan yang cukup kuat hingga dia berhasil, dan juga ada yang keluarganya yang memiliki kemampuan,"papar Fajran sembari menceritakan kisah perjuangannya menyelesaikan studi sebaga orang yang pada notabenenya berasal dari keluarga yang sederhana.
Kepada masyarakat barat selatan khususnya, Fajran juga berharap bisa bersatu padu sehingga barsela tidak menjadi daerah kelas dua di Aceh.
"Banyak profesor, doktor dan tokoh-tokoh serta aktivis hebat di Aceh berasal dari barat selatan, namun sangat memprihatinkan 8 kabupaten/kota di Barat Selatan tidak ada satu pun anggota DPR-RI, hanya ada satu yakni bang Rafli di DPD-RI, " ungkap Fajran Zain.
Sementara itu, ketua Yayasan Aceh Kreatif Delky Nofrizal manyampaikan, dirinya berharap agar masyarakat khususnya pemuda bersama-sama dengan paguyuban dan beberapa organisasi mahasiswa untuk mendorong lahirnya qanun kepemudaan Aceh.
" Persoalan kepemudaan Aceh sangat kompleks. Sudah seyogyanya pemerintah memberikan program solusi untuk memberdayakan pemuda, meningkatkan produktivitas pemuda secara menyeluruh. Mirisnya informasi-informasi terkait program pemberdayaan pemuda saja terkadang cenderung tertutup, program Wirausaha Muda Pemula(WMP) dan Setra Kewirausahaan Pemuda yang dikucurkan pemerintah pusat melalui LPKP selama ini belum sampai ke masyarakat meskipun sudah dimulai sejak 2014 lalu, padahal pemerintah bisa mensosialisasikan program tersebut kepada para pemuda, sehingga program-program itu tidak hanya menyentuh pemuda yang dekat dengan lingkaran kekuasaan, " kata Delky.
Tokoh pemuda setempat, Misran ST secara tegas menyatakan dirinya sangat berharap pemerintah dapat memberikan perhatian khusus untuk pemberdayaan pemuda.
"Selain itu kami juga sangat maklum dengan keterbatasan kanda Rafli sebagai anggota DPD-RI namun alhamdulillah kanda Rafli tidak lupa dengan masyarakat setempat, " ujar salah satu pemuda lainnya.
"Sejak dulu saya tolak hal-hal yang merusak lingkungan seperti p penebangan kayu dan pertambangan yang hanya akan menghadirkan bencana. Buktinya kita selama ini lagu-lagu kita sangat banyak yang bicara persoalan lingkungan, karena hampir semua lagu-lagu kita pada hakikatnya bermuatan politik," papar Rafli sembari menerangkan maksud dari beberapa lagu karyanya.
Selain itu, Rafli juga menerangkan fungsi dan tupoksi tugasnya sebagai anggota DPD-RI.
"Tugas saya sebagai anggota DPD RI, mendorong kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang turun ke Aceh. Setelah turun ke Aceh yang melaksanakan kebijakan terbut yakni eksekutif, di provinsi ada gubernur di kabupaten ada bupati, " lanjutnya.
Sebagai anggota komite III DPD RI yang membidangi persoalan seni budaya pariwisata dan pendidikan dirinya selama ini insya Allah istiqomah mempromosikan budaya Aceh kepada masyarakat dunia.
Sementara itu, senator Rafli Kande yang hadir-hadir di tengah masyarakat setempat mengaku dirinya dari dulu tetap masih sama.
" Jadi giliran ambo apo pulo bo sampaikan kadang, ujen intiak-intek jo, " ungkap Rafli Kande mengundang tawa dari puluhan masyarakat yang hadir.
Rafli menjelaskan terkait perjalanan panjang dari guru hingga seniman dan kerisauannya terkait lingkungan dan sosial masyarakat sejak dulu.
"Terakhir yang ingin saya sampaikan siapapun calon -calon yang maju pada pilkada Aceh selatan 2018 untuk membuat komitmen tertulis dengan masyarakat setempat untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat, jangan sampai masyarakat kita dibodoh-bodohi dengan uang, kemudian negeri kita dijual kepada investor," pungkas Rafli. [Rill]
Fasilitator silaturahmi, Sariman Arma mengatakan masyarakat di gampongnya merasa sangat bahagia kehadiran sosok senator Aceh di gampong nya.
Dr Fajran Zain MA yang turut hadir dalam silaturrahmi tersebut memaparkan perjalanan perjuangannya menyelesai kuliahnya hingga menyelesaikan studi megister di Amerika Serikat dan doktoral di Autralia.
"Pada dasarnya ada orang yang keluarganya memiliki kemampuan, tetapi tidak memiliki kemauan. Ada juga yang keluarga nya tidak memiliki kemampuan namun memiliki kemauan yang cukup kuat hingga dia berhasil, dan juga ada yang keluarganya yang memiliki kemampuan,"papar Fajran sembari menceritakan kisah perjuangannya menyelesaikan studi sebaga orang yang pada notabenenya berasal dari keluarga yang sederhana.
Kepada masyarakat barat selatan khususnya, Fajran juga berharap bisa bersatu padu sehingga barsela tidak menjadi daerah kelas dua di Aceh.
"Banyak profesor, doktor dan tokoh-tokoh serta aktivis hebat di Aceh berasal dari barat selatan, namun sangat memprihatinkan 8 kabupaten/kota di Barat Selatan tidak ada satu pun anggota DPR-RI, hanya ada satu yakni bang Rafli di DPD-RI, " ungkap Fajran Zain.
Sementara itu, ketua Yayasan Aceh Kreatif Delky Nofrizal manyampaikan, dirinya berharap agar masyarakat khususnya pemuda bersama-sama dengan paguyuban dan beberapa organisasi mahasiswa untuk mendorong lahirnya qanun kepemudaan Aceh.
" Persoalan kepemudaan Aceh sangat kompleks. Sudah seyogyanya pemerintah memberikan program solusi untuk memberdayakan pemuda, meningkatkan produktivitas pemuda secara menyeluruh. Mirisnya informasi-informasi terkait program pemberdayaan pemuda saja terkadang cenderung tertutup, program Wirausaha Muda Pemula(WMP) dan Setra Kewirausahaan Pemuda yang dikucurkan pemerintah pusat melalui LPKP selama ini belum sampai ke masyarakat meskipun sudah dimulai sejak 2014 lalu, padahal pemerintah bisa mensosialisasikan program tersebut kepada para pemuda, sehingga program-program itu tidak hanya menyentuh pemuda yang dekat dengan lingkaran kekuasaan, " kata Delky.
Tokoh pemuda setempat, Misran ST secara tegas menyatakan dirinya sangat berharap pemerintah dapat memberikan perhatian khusus untuk pemberdayaan pemuda.
"Selain itu kami juga sangat maklum dengan keterbatasan kanda Rafli sebagai anggota DPD-RI namun alhamdulillah kanda Rafli tidak lupa dengan masyarakat setempat, " ujar salah satu pemuda lainnya.
"Sejak dulu saya tolak hal-hal yang merusak lingkungan seperti p penebangan kayu dan pertambangan yang hanya akan menghadirkan bencana. Buktinya kita selama ini lagu-lagu kita sangat banyak yang bicara persoalan lingkungan, karena hampir semua lagu-lagu kita pada hakikatnya bermuatan politik," papar Rafli sembari menerangkan maksud dari beberapa lagu karyanya.
Selain itu, Rafli juga menerangkan fungsi dan tupoksi tugasnya sebagai anggota DPD-RI.
"Tugas saya sebagai anggota DPD RI, mendorong kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang turun ke Aceh. Setelah turun ke Aceh yang melaksanakan kebijakan terbut yakni eksekutif, di provinsi ada gubernur di kabupaten ada bupati, " lanjutnya.
Sebagai anggota komite III DPD RI yang membidangi persoalan seni budaya pariwisata dan pendidikan dirinya selama ini insya Allah istiqomah mempromosikan budaya Aceh kepada masyarakat dunia.
Sementara itu, senator Rafli Kande yang hadir-hadir di tengah masyarakat setempat mengaku dirinya dari dulu tetap masih sama.
" Jadi giliran ambo apo pulo bo sampaikan kadang, ujen intiak-intek jo, " ungkap Rafli Kande mengundang tawa dari puluhan masyarakat yang hadir.
Rafli menjelaskan terkait perjalanan panjang dari guru hingga seniman dan kerisauannya terkait lingkungan dan sosial masyarakat sejak dulu.
"Terakhir yang ingin saya sampaikan siapapun calon -calon yang maju pada pilkada Aceh selatan 2018 untuk membuat komitmen tertulis dengan masyarakat setempat untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat, jangan sampai masyarakat kita dibodoh-bodohi dengan uang, kemudian negeri kita dijual kepada investor," pungkas Rafli. [Rill]
loading...
Post a Comment