StatusAceh.Net - Tsunami paling dahsyat di benak orang Indonesia adalah bencana di Aceh
pada tahun 2004 silam. . Bencana dahsyat yang puncak gelombang
tertingginya mencapai 30 meter memang menelan korban terbanyak. Tahun
itu, bencana tersebut mungkin menjadi yang paling besar di dunia. Namun
kalau dibandingkan dengan setengah abad yang lalu, ternyata belum ada
apa-apanya dibandingkan dengan yang terjadi di Teluk Lituya.
Teluk Lituya berada di Patahan Fairweather di bagian timur laut Teluk
Alaska. Sangat jauh dari Indonesia. Namun ia memiliki bentuk geografis
yang unik dengan panjang sekitar 11,3 kilometer dan lebarnya hingga 3,2
kilometer. Lituya memiliki kedalaman sekitar 219 meter. Namun, mulut
teluk yang memisahkan dari Teluk Alaska dan La Chaussee Spit dan Harbor
Point hanya 9,7 meter. Berikut ini adalah rincian terjadinya megatsunami
tersebut.
Terjadinya Megatsunami yang lebih besar dari Aceh
Pada tanggal 9 Juli 1958, gempa bumi terjadi di sepanjang Sesar
Fairwearther Alaska Pandhandle melongsorkan setidaknya 30.600.000 meter
kubik tanah dan bebatuan dari tebing tinggi, bagian atas dari pantai
timur laut Teluk Lituya. Massa dari bebatuan tersebut jatuh dari
ketinggian sekitar 914 meter menuju perairan Gilbert Inlet.
Bisa
dibayangkan dampak yang terjadi setelahnya yaitu tsunami lokal
mengguncang garis pantai barat daya Gilbert Inlet. Kekuatan hantaman
luar biasa tersebut menyapu seluruh daratan yang memisahkan Gilbert
Inlet dengan tubuh utama Teluk Lituya.
Tsunami Tertinggi di dunia
Gelombang tak lantas berhenti, justru berlanjut ke sepanjang Teluk
Lituya hingga ke La Chaussee Spit dan ke Teluk Alaska. Seluruh pepohonan
di sekitar teluk tumbang tersapu gelombang dahsyat setinggi 525 meter
di atas permukaan laut.
Tentu
tidak bisa dibayangkan sehebat apa gelombang tersebut, sedangkan
tsunami di Aceh setinggi 30 meter sudah begitu luar biasa. Bencana itu
mampu menarik pepohonan hingga ke akar dan menggulung seisi hutan di
pinggiran sana hingga tak berbentuk lagi.
Pemicu longsor
Diduga pemicu longsor besar di kepala Teluk Lituya disebabkan oleh
gempa bumi dengan kekuatan 8,3 skala richter. Setidaknya, ada sekitar 30
juta meter kubik batu jatuh dari ketinggian 3.000 kaki. Bebatuan
tersebut menuruni sisi Lituya Glacier ke Gilbert Inlet di ujung utara
teluk.
Pindahnya
air secara tiba-tiba tersebut menciptakan gelombang yang mengarah pada
daratan. Kejadian serupa juga pernah terjadi di Norwegia, namun
gelombang yang dihasilkan tak sedahsyat itu. Bagaimana gelombang yang
dihasilkan Teluk Lituya bisa sebesar itu?
Penjelasan yang Masih Simpang Siur
Penyebab pasti kenapa tsunami ini bisa sedemikian kuat memang masih
spekulatif. Bahkan ahli geologi tidak menemukan kata sepakat dengan
penjelasan-penjelasan yang ada.
Para
saksi mata peristiwa Teluk Lituya pada saat tsunami melanda ada yang
masih hidup. Mereka menceritakan kisah bagaimana air mencerabut hutan
dan seisinya hingga benar-benar gundul. Dua orang dilaporkan tewas
karena kapal nelayan yang mereka tumpangi berada di mulut teluk.
Tak heran jika bencana yang terjadi di Teluk Lituya disebut dengan
megatsunami. Kehebatan gelombangnya memang tak bisa dibayangkan. Semoga
tidak terjadi lagi bencana mengerikan seperti kasus Lituya.(Viva)
loading...
Post a Comment