![]() |
Ilustrasi |
Aceh Timur - Isu penculikan anak melalui medsos (media sosial) memakan korban lagi. Tak hanya orang gila dan gelandangan. Dua pedagang keliling asal Kabupaten Brebes dituduh menjadi penculik saat berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam (NAD).
Kejadian ini berawal saat Galang (18) dan Basir (22), warga Desa Kluwut Kecamatan Bulakmba Kabupaten Brebes menawarkan barang dagangannya di salah satu desa di Kabupaten Aceh Timur. Tiba-tiba beberapa warga menghadang mereka dan menuduhnya sebagai penculik anak yang berpura-pura menjadi pedagang keliling.
Galang menceritakan, dia bersama kelima temannya tengah merantau ke NAD dengan membawa barang dagangan gambar kaligrafi tiga dimensi. Dia mengaku ketika itu (15/3) berangkat berjualan dari Langsa tempatnya mengontrak rumah. Rencana Galang bersama Basir hendak berjualan keliling di Kuala Ulim.
Namun, setelah sampai di tujuan, baru setengah jam keliling tiba-tiba beberapa orang menghadang dan membawanya di sebuah rumah penduduk.
"Warga semakin banyak dan menanyai saya. KTP saya disita. Sudah saya jelaskan tapi mereka tidak percaya juga. Kemudian saya mencoba telepon Basir teman saya, tapi handphone malah disita. Untung tidak lama Basir muncul dan saya lambaikan tangan. Selanjutnya Basir yang menjelaskan," jelas Galang, kemarin.
Basir membenarkan kejadian yang menimpa rekannya tersebut. Dia melihat Galang yang dikerumuni warga setempat dan hampir saja dimassa. Kemudian Basir segera menghampirinya. Bahkan dia menegaskan jika terbukti sebagai penculik, dia bersedia dibawa ke kantor polisi.
"Ternyata Galang lagi diamankan warga, saya ikut diinterogasi. Bahkan warga menggeledah tas dan pakaian yang kami kenakan. Lalu saya bilang sama mereka kalau kami benar jualan, kalau nggak percaya silahkan bawa kami ke kantor polisi," ungkap Basir.
Namun setelah panjang lebar mereka menjelaskan, warga pun akhirnya melepaskan mereka. Dan mengingatkan untuk tidak berjualan di desa tersebut karena khawatir akan dimassa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dalam satu minggu terakhir isu penculikan anak masih jadi berita utama di beberapa media di Propinsi NAD. Bahkan beberapa hari sempat menjadi headline di media cetak lokal.
Sejumlah pimpinan Satuan Polres atas instruksi Kapolda setempat pun telah mengambil langkah dalam menyikapi isu penculikan anak yang sudah memakan beberapa korban yang dituduh pelaku. Meski hingga detik ini belum ada laporan dari orangtua yang kehilangan anakanya. (jawapos.com/JPG)
Kejadian ini berawal saat Galang (18) dan Basir (22), warga Desa Kluwut Kecamatan Bulakmba Kabupaten Brebes menawarkan barang dagangannya di salah satu desa di Kabupaten Aceh Timur. Tiba-tiba beberapa warga menghadang mereka dan menuduhnya sebagai penculik anak yang berpura-pura menjadi pedagang keliling.
Galang menceritakan, dia bersama kelima temannya tengah merantau ke NAD dengan membawa barang dagangan gambar kaligrafi tiga dimensi. Dia mengaku ketika itu (15/3) berangkat berjualan dari Langsa tempatnya mengontrak rumah. Rencana Galang bersama Basir hendak berjualan keliling di Kuala Ulim.
Namun, setelah sampai di tujuan, baru setengah jam keliling tiba-tiba beberapa orang menghadang dan membawanya di sebuah rumah penduduk.
"Warga semakin banyak dan menanyai saya. KTP saya disita. Sudah saya jelaskan tapi mereka tidak percaya juga. Kemudian saya mencoba telepon Basir teman saya, tapi handphone malah disita. Untung tidak lama Basir muncul dan saya lambaikan tangan. Selanjutnya Basir yang menjelaskan," jelas Galang, kemarin.
Basir membenarkan kejadian yang menimpa rekannya tersebut. Dia melihat Galang yang dikerumuni warga setempat dan hampir saja dimassa. Kemudian Basir segera menghampirinya. Bahkan dia menegaskan jika terbukti sebagai penculik, dia bersedia dibawa ke kantor polisi.
"Ternyata Galang lagi diamankan warga, saya ikut diinterogasi. Bahkan warga menggeledah tas dan pakaian yang kami kenakan. Lalu saya bilang sama mereka kalau kami benar jualan, kalau nggak percaya silahkan bawa kami ke kantor polisi," ungkap Basir.
Namun setelah panjang lebar mereka menjelaskan, warga pun akhirnya melepaskan mereka. Dan mengingatkan untuk tidak berjualan di desa tersebut karena khawatir akan dimassa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dalam satu minggu terakhir isu penculikan anak masih jadi berita utama di beberapa media di Propinsi NAD. Bahkan beberapa hari sempat menjadi headline di media cetak lokal.
Sejumlah pimpinan Satuan Polres atas instruksi Kapolda setempat pun telah mengambil langkah dalam menyikapi isu penculikan anak yang sudah memakan beberapa korban yang dituduh pelaku. Meski hingga detik ini belum ada laporan dari orangtua yang kehilangan anakanya. (jawapos.com/JPG)
loading...
Post a Comment